Harga Emas Batangan Naik Lagi, Investor Tunggu Data Ekonomi AS

Dolar AS yang lebih lemah membuat harga emas lebih menarik bagi pembeli yang memegang mata uang lainnya

oleh Ilyas Istianur Praditya diperbarui 25 Jul 2024, 07:36 WIB
Ilustrasi harga emas dunia hari ini (Foto By AI)

 

Liputan6.com, Jakarta Harga emas naik pada Rabu ketika dolar melemah, dengan fokus investor beralih ke data ekonomi AS yang akan dirilis minggu ini untuk sinyal baru mengenai waktu pemotongan suku bunga bank sentral.

Dikutip dari CNBC, Kamis (25/7/2024), harga emas di pasar spot naik 0,7% menjadi SUD 2.425,28 per ons pada pukul 13:49 GMT. Sementara itu, emas berjangka AS naik 0,8% menjadi USD 2.426,60.

"Indeks dolar AS yang lebih lemah, harga indeks saham AS yang lebih rendah, dan harga minyak mentah yang lebih tinggi mendukung minat beli untuk emas dan perak," kata Jim Wyckoff, analis pasar senior di Kitco Metals.

Indeks dolar turun 0,2%. Dolar AS yang lebih lemah membuat emas lebih menarik bagi pembeli yang memegang mata uang lainnya. Nasdaq yang didominasi oleh saham teknologi mengalami penurunan terbesar dalam pembukaan Wall Street yang lemah pada hari Rabu.

Menanti Data Ekonomi AS

Investor menantikan laporan produk domestik bruto (PDB) AS untuk kuartal kedua pada Kamis dan data pengeluaran konsumsi pribadi untuk bulan Juni pada Jumat untuk petunjuk mengenai jalur pemotongan suku bunga Federal Reserve.

"Hal utama yang membantu emas saat ini adalah ekspektasi pasar bahwa The Fed mungkin akan memutuskan untuk memotong suku bunga lebih awal dari September," kata Chris Gaffney, presiden pasar dunia di EverBank.

"Selain itu, pemotongan pajak impor emas dan perak oleh India juga membantu karena itu akan meningkatkan permintaan," tambah Gaffney.

 


Peluang Pemangkasan Suku Bunga

Ilustrasi harga emas dunia (Foto By AI)

Pasar memperkirakan peluang 100% untuk pemotongan suku bunga oleh bank sentral pada September, menurut CME FedWatch Tool.

Suku bunga yang lebih rendah mengurangi biaya peluang dalam memegang emas yang tidak menghasilkan imbal hasil.

India mengurangi bea masuk emas dan perak dari 15% menjadi 6%.

Investor juga mengamati dengan seksama perkembangan dalam kampanye pemilihan AS, di mana Wakil Presiden Kamala Harris diperkirakan akan menjadi kandidat Partai Demokrat untuk menghadapi Donald Trump dari Partai Republik.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya