Deretan Inovasi Ini Diklaim Jadikan Penyelenggaraan Haji 2004 Sukses, Apa Saja?

Fase pemulangan jemaah haji telah berakhir ditandai dengan kedatangan Kelompok Terbang (Kloter) terkahir yakni Kloter 106 dari tanah suci.

oleh Yusron Fahmi diperbarui 25 Jul 2024, 13:04 WIB
Jemaah haji saat tiba di Tanah Air melalui Bandara Juanda. (Istimewa)

Liputan6.com, Surabaya - Pelaksana Tugas (Plt) Kakanwil Kementerian Agama Jawa Timur (Kemenag Jatim) Mufi Imron Rosyadi menyatakan kesuksesan penyelenggaraan haji 2024 tak lepas dari sejumlah inovasi yang sudah dilakukan.

Salah satu inovasi yang diterapkan, Mufi menyebutkan, ketika tiba di Embarkasi Surabaya, para jemaah dapat mengikuti proses penerimaan dengan cara One Stop Service (OSS). Dengan cara ini semua proses dituntaskan di penerimaan. Melalui layanan OSS, paspor maupun living cost yang biasanya diberikan jelang pemberangkatan ke bandara, diberikan ketika proses penerimaan atau jemaah baru datang di asrama haji. 

“Dengan adanya OSS, jemaah dapat memiliki waktu istirahat lebih banyak di asrama haji,” tutur Mufi yang Ketua PPIH Embarkasi Surabaya, Kamis (25//2024).

Inovasi lain adalah inovasi fast track di Bandara Juanda, yang merupakan fasilitas preclearance atau pemeriksaan dokumen keimigrasian, seperti visa dan paspor, dilakukan oleh Keimigrasian Pemerintah Arab Saudi di Bandara. Sehingga, setibanya di bandara Madinah atau Jeddah, para jemaah haji bisa langsung menuju bus untuk ke hotel. 

"Jalur fast track ini sangat membantu karena begitu sampai di tanah suci, jemaah dapat langsung naik ke bus menuju hotel. Tanpa harus antri berlama-lama di bandara," tutur Mufi. 

Inovasi layanan jasa angkut koper kabin, menurut Mufi, semakin meringankan para jemaah haji ketika mereka tiba di Embarkasi Surabaya. Dengan adanya jasa angkut ini, para jemaah tidak perlu repot-repot membawa tas koper kabinnya karena ada jasa angkut yang membantu membawa tas hingga depan kamar.

Tidak kalah nyamannya, Mufi mengatakan, selama di asrama haji, ada mobil golf yang siap mengantarkan para jemaah dari gedung penerimaan menuju ke kamarnya.

Mufi memaparkan, salah satu manfaat yang ramah lansia adalah skema murur. Melalui metode ini, para jemaah cukup mabit (bermalam) dengan cara melintas di Muzdalifah, setelah menjalani wukuf di Arafah. Jamaah Indonesia saat melewati kawasan Muzdalifah tetap berada di atas bus (tidak turun dari kendaraan), lalu bus langsung membawa mereka menuju tenda Mina.

"Inovasi lain yang mulai diterapkan tahun ini adalah jemaah memperoleh jatah makan tanpa jeda. Tahun ini para jemaah menerima full jatah makan selama di tanah suci tanpa ada jeda," paparnya.

“Karena makan sudah disiapkan panitia, para jemaah cukup fokus beribadah selama di tanah suci tanpa merasa bingung harus memasak atau membeli makanan di luar,” sambung Mufi.

 


69,5 % Jemaah Haji Sangat Puas dengan Layanan Haji

Jemaah haji Debarkasi Surabaya saat tiba di Bandara Juanda. (Istimewa)

Semua inovasi-inovasi layanan ini, dikatakan Mufi, semakin memudahkan dan meringankan para jemaah haji.

"Kita tidak boleh menutup ada, meskipun ada beberapa hal yang perlu dievaluasi, tetapi layanan haji tahun ini jauh lebih baik dari tahun-tahun sebelumnya," ucap Mufi.

Mufi pun mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu penyelenggaraan ibadah haji 2024.

Kepala Bidang Penyelenggaraan Haji dan Umrah, Abdul Haris melaporkan, hasil survei kepuasan jemaah terhadap layanan PPIH Embarkasi Surabaya.

“Hasil survei menunjukkan 69,5 % jemaah merasa sangat puas dengan layanan haji; 28,6% merasa puas; 2,7 % merasa cukup puas. Sedangkan jemaah yang merasa tidak puas sejumlah 0,2 % dan 0,3 % merasa sangat tidak puas,” tutur Haris yang juga diketahui sebagai Sekretaris PPIH Embarkasi Surabaya ini.

 

 

 


Pemulangan Jemaah Haji Berakhir

Jemaah haji tiba di Debarkasi Surabaya. (Istimewa)

Fase pemulangan jemaah haji telah berakhir ditandai dengan kedatangan Kelompok Terbang (Kloter) terkahir yakni Kloter 106 dari tanah suci. Dengan berakhirnya fase pemulangan tersebut, tercatat tahun ini Embarkasi Surabaya memulangkan jemaah sebanyak 39.163 orang yang terdiri dari 38.634 jemaah dan 529 petugas, tergabung dalam 106 kloter telah berada di tanah air. 

Terdapat selisih 101 orang l dikarenakan 81 orang wafat, yang masih dirawat di Arab Saudi 10 orang dan pulang secara mandiri secara reguler 10 orang. 

Hingga kedatangan kloter 106 sebanyak 10 orang masih tertinggal di Arab Saudi karena menjalani perawatan di rumah sakit Arab Saudi. 

Jemaah yang sakit di Arab Saudi seluruhnya ditanggung oleh pemerintah dan terus dimonitoring kesehatannya oleh petugas dari Kantor Urusan Haji (KUH) dan Konsulat Jenderal Indonesia yang ada di Jeddah.

Perkembangan kesehatan juga akan dilaporkan secara periodik kepada Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kementerian Agama Republik Indonesia. 

Selama masa operasional haji ini, ada 89 jemaah haji dari Embarkasi Surabaya yang telah wafat. 

Dari jumlah tersebut, sebanyak 81 jemaah haji wafat di Arab Saudi sedangkan sisanya, 8 jemaah wafat di Tanah Air dengan rincian 2 orang wafat di RS Haji Surabaya pada masa pemberangkatan dan 6 orang wafat pada masa pemulangan.

Infografis Perbedaan Rukun dan Wajib Haji dengan Rukun Umrah. (Liputan6.com/Abdillah)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya