Liputan6.com, Jakarta - Sejak April lalu, Meta mengungkap kalau perusahaannya tengah mengembangkan model AI alias kecerdasan buatan open-source yang performanya mengalahkan kompetitor, OpenAI.
Kini, model AI tersebut diungkap. Meta merilis model AI Llama 3.1 yang diklaim sebagai model AI open-source terbesar. Perusahaan juga mengklaim kalau model AI ini melampaui performa model GPT-4o dan Anthropic Claude 3.5 Sonnet dalam sejumlah benchmark.
Advertisement
Bukan hanya itu, Meta juga membuat asisten AI Meta berbasis Llama tersedia di lebih banyak negara dan bahasa. Perusahaan juga menambahkan fitur yang bisa membuat gambar berdasarkan kesukaan seseorang.
Bahkan, CEO Meta Mark Zuckerberg meramalkan Meta AI akan menjadi asisten kecerdasan buatan yang paling banyak dipakai, hingga akhir 2024. Prediksi ini melampaui penggunaan ChatGPT.
Mengutip The Verge, Rabu (24/7/2024), Llama 3.1 disebut jauh lebih kompleks dibandingkan model Llama 3 yang dirilis beberapa bulan lalu.
Versi Llama 3.1 ini memiliki 405 miliar parameter dan dilatih dengan lebih dari 16.000 unit GPU Nvidia H100. Meta belum mengungkap berapa banyak dana yang dihabiskan untuk membuat AI super cerdas ini. Namun, pengeluaran untuk chip Nvidia-nya sendiri mencapai ratusan juta dolar AS.
Open Source AI Bakal Lebih Berkembang Dibanding AI Perusahaan Lain
Dalam blog perusahaan, Zuckerberg meyakini, model AI open-source akan melampaui dan berkembang lebih cepat ketimbang model AI yang dimiliki perusahaan tertentu. Ia bahkan mengibaratkan seperti Linux yang jadi sistem operasi open-source, mendukung sebagian besar ponsel, server, dan gadget.
"Saya percaya, kehadiran Llama 3.1 akan menjadi titik balik industri, di mana banyak pengembang mulai menggunakan open-source AI," katanya.
Untuk membuat Llama 3.1 lahir ke dunia, Meta bekerja sama dengan banyak perusahaan, termasuk Microsoft, Google, Amazon, Nvidia, hingga Databricks. Ini dilakukan untuk membantu pengembang membuat versi masing-masing.
Zuck juga mengklaim, biaya produksi Llama 3.1 hanya separuh dari GPT-4 milik OpenAI. Sayangnya, Meta tak banyak bicara tentang data yang mereka pakai untuk melatih Llama 3.1.
Mereka yang bekerja dengan perusahaan-perusahaan AI bilang, mereka tak bisa mengungkapkan soal data-data yang dipakai karena merupakan bagian dari rahasia dagang.
VP Generatif AI Meta Ahmad Al-Dahle memprediksi Llama 3.1 akan populer di kalangan pengembang sebagai pengajar untuk model yang lebih kecil yang kemudian diterapkan dengan cara yang lebih hemat biaya.
Advertisement
Kemampuan Llama 3.1
Salah satu pengujian yang dilakukan Meta terhadap Llama 3.1 mencakup pencarian potensi kasus penggunaan dalam keamanan siber dan biokimia.
Menurut Al-Dahle, Llama 3.1 mampu berintegrasi dengan API mesin pencari untuk "mengambil informasi dari internet berdasarkan kueri kompleks dan memanggil beberapa tools secara berurutan untuk menyelesaikan tugas si pengguna."
Contoh lain, ketika meminta model AI ini untuk memplot jumlah rumah yang terjual di AS lima tahun terakhir, model ini akan mengambil pencarian web dan menghasilkan kode Python untuk mengetahui hasilnya.
Di Meta, Llama 3.1 diimplementasikan dalam Asisten AI yang diposisikan sebagai chatbot serbaguna mirip ChatGPT. Ini ditemukan di hampir semua produk Meta, mulai dari Instagram, Facebook, dan WhatsApp.
Mulai minggu ini Llama 3.1 bahkan akan bisa diakses melalui WhatsApp dan situs web Meta AI di AS, diikuti dengan IG dan Facebook dalam beberapa minggu mendatang.
Llama 3.1 juga tengah diajari mendukung bahasa baru, termasuk Prancis, Jerman, India, Italia, hingga Spanyol.