Liputan6.com, Jakarta Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto melihat peluang perkembangan ekonomi digital di Indonesia. Guna menangkap peluang itu, dia meminta industri asuransi ikut terlibat.
Dia mengantongi data, sektor digital telah tumbuh 2,5 kali lipat lebih cepat dibandingkan sektor non-digital dan berkontribusi sekitar 15 persen terhadap PDB. Di kawasan ASEAN, ekonomi digital diharapkan dapat memberikan nilai tambah sebesar USD 1 triliun terhadap PDB ASEAN pada tahun 2030, dua kali lipat dengan penerapan Perjanjian Kerangka Ekonomi Digital ASEAN.
Advertisement
"Bagi Indonesia, transformasi digital diproyeksikan akan mendorong pertumbuhan ekonomi mencapai 6,2 persen pada tahun 2045," ucap Menko Airlangga dalam IndonesiaRe International Conference 2024, di Jakarta, Kamis (25/7/2025).
Dia mengatakan, ada beberapa sektor yang bisa mencatatkan pertumbuhan cepat melalui digitalisasi. Sebut saja sektor keuangan, industri, budaya dan pariwisata, serta ekonomi kreatif, pertanian, dan sektor agrologistik.
Menurutnya, industri asuransi juga harus melakukan digitalisasi dan memanfaatkan berbagai teknologi guna menlakukan efisiensi kinerjanya.
"Transformasi digital pada industri asuransi didukung oleh AI, machine learning, analisis prediktif, dan layanan seluler memungkinkan asuransi melakukan hal tersebut dan akan terus membentuk industri ini selama bertahun-tahun yang akan datang," pintanya.
Dia menilai, secara keseluruhan, tantangan kesenjangan infrastruktur dan keamanan siber tetap penting bagi industri asuransi di Indonesia untuk mendorong transformasi yang signifikan.
"Diharapkan dengan transformasi ini akan meningkatkan efisiensi operasional, memperluas jangkauan pasar, meningkatkan kepuasan pelanggan, dan juga meningkatkan kontribusi. industri asuransi dalam PDB Indonesia," ungkap Menko Airlangga.
Peringkat Daya Saing Indonesia
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto mengungkap salah satu faktor yang mendorong naiknya peringkat daya saing Indonesia. Saat ini, Indonesia menempati posisi ketiga di Asia Tenggara.
Hal tersebut berhasil dicatatkan imbas kenaikan peringkat daya saing Indonesia dari 34 ke posisi 27. Penyempurnaan regulasi hingga kemudahan berusaha disebut-sebut menjadi faktor penentu.
"Penyempurnaan regulasi dan prosedur kemudahan berusaha juga merupakan wujud keseriusan pemerintah dalam melakukan reformasi struktural," ucap Menko Airlangga dalam IndonesiaRe International Conference 2024, di Jakarta, Kamis (25/7/2024).
"Hasilnya, peringkat daya saing Indonesia pada tahun 2024 mengalami peningkatan yang signifikan," sambungnya.
Advertisement
Mendekati Singapura-Thailand
Dia mengatakan, mengacu pemeringkatan IMD, Indonesia berada pada posisi 27 dari 67 negara. Naik 7 peringkat dari posisi sebelumnya pada 2023 lalu.
Pada konteks Asia Tenggara, Indonesia masuk dalam jajaran 3 besar, hanya di bawah Singapura yang menempati peringkat 1 dan Thailand di peringkat 25 secara global.
"Di Asia Tenggara, daya saing Indonesia masuk tiga besar menyusul Singapura dan Thailand," kata Menko Airlangga.