Liputan6.com, Cilacap - Ulama dari Rembang, Jawa Tengah, KH Ahmad Bahauddin Nursalim atau akrab dengan sapaan Gus Baha mengungkapkan tanda-tanda orang sholeh.
Menurut santri Mbah Moen ini, mengenali orang sholeh salah satunya dengan cara melihat tanda-tandanya yang terdapat di wajahnya.
Baca Juga
Advertisement
Perihal tanda-tanda orang sholeh ini tidak hanya dapat dilihat oleh orang-orang ahli mukasyafah saja, melainkan dapat dilihat juga oleh orang-orang pada umumnya.
Dengan demikian, sejatinya mudah mengenali orang-orang sholeh yang ada disekeliling kita.
Lalu apa tanda orang sholeh yang kasat mata ini? Simak ulasannya berikut ini.
Simak Video Pilihan Ini:
Tanda di Wajah Ini Muncul pada Orang Sholeh
Sebelum menguraikan secara spesifik tanda-tanda orang sholeh tersebut, Gus Baha mengungkap tanda-tanda orang mukmin yang baik yang dapat dilihat pada wajah mereka.
Menurutnya wajah orang mukmin jika dilihat itu cerah dan menyenangkan. Tidak terdapat sedikitpun tanda yang menjengkelkan di wajah-wajah orang mukmin.
“Tanda mereka mukmin kalau melihat wajahnya cerah, tidak mesum. Wajahnya itu tidak penuh musibah, dan bukan wajah yang suka konflik,” paparnya dikutip dari tayangan YouTube Pengajian Gus Baha, Kamis (25/07/2024).
Gus Baha lantas mencontohkan seorang hafiz atau orang yang hafal Al-Qur’an yang sebenarnya, bukan hafiz lantaran dapat ijazah atau piagam saja.
Menurut Gus Baha Hafiz sebenarnya merupakan sebagian dari orang sholeh yang juga dapat dilihat tanda-tandanya di wajahnya, yakni senang dan membuat hati teduh ketika menatap wajahnya.
“Jadi orang melihat wajahnya itu senang, kalau hafiz sungguhan ya begitu,” tandasnya.
“Melihat hafiz Al-Qur’an yang sungguhan itu menjadikan hati teduh,” sambungnya.
“Tapi hafiz karena dapat piagam saja, itu melihatnya saja sudah bagaimana ya….,” imbuhnya
“Jadi orang sholeh itu siimaahum fii wujuhihim (tanda-tanda mereka tampak pada wajah mereka),” pungkasnya.
Advertisement
Definisi Orang Sholeh menurut Ulama
Dilansir dari NU Online, dalam berbagai karya tafsir, kita menemukan beragam pengertian yang diberikan ulama untuk kata “As-Shalihin” atau orang orang saleh.
Imam Al-Baidhawi dalam tafsirnya Anwarut Tanzil wa Asrarut Ta’wil, mengatakan bahwa orang saleh adalah orang yang menghabiskan usianya untuk menaati Allah dan mengerahkan hartanya di jalan yang diridhai-Nya. Sementara Imam Al-Baghowi dalam tafsirnya mengatakan, orang saleh dalam kaitannya dengan Surat An-Nisa ayat 69 adalah para sahabat Rasulullah saw.
Imam Ibnu Katsir dalam karya tafsirnya mendefenisikan orang saleh sebagai orang yang baik amal lahir dan amal batinnya. Sedangkan Imam Khazin dalam tafsirnya mengatakan, “as-shālihīn” adalah kata jamak “shālih,” yaitu orang yang sama baiknya baik lahir maupun batinnya. Ia juga mengutip pandangan ahli tafsir lain bahwa orang saleh adalah orang yang akidahnya benar dan amalnya sesuai pedoman sunnah dan ketaatan kepada agama.
Ulama tafsir, Imam Khazin mengatakan, yang dimaksud dengan “An-Nabiyyīn” atau para nabi pada Surat An-Nisa ayat 69 ini adalah Nabi Muhammad saw. Sedangkan “As-Shiddiqin” adalah Sayyidina Abu Bakar As-Siddik ra, “As-Syuhadā” adalah Sayyidina Umar bin Khattab ra, Sayyidina Utsman bin Affan ra, dan Sayyidina Ali bin Abu Thalib ra, dan “As-Shālihīn” adalah semua sahabat rasul.
Syekh Wahbah Az-Zuhayli dalam Tafsir Al-Munir mengatakan bahwa orang saleh itu bukan berarti orang suci yang tidak memiliki kesalahan. Orang saleh adalah orang yang baik batinnya dan kebaikannya lebih dominan daripada keburukannya.
Kemudian Syekh Thahir bin Asyur dalam Tafsir At-Tahrir wat Tanwir menyebutkan, orang saleh adalah orang (beriman) yang menjaga istiqamah. Sedangkan Tafsir An-Nasafi menyebut orang saleh sebagai orang yang baik lahir dan batinnya.
Syekh Ibnu Ajibah menafsirkan orang-orang saleh pada Surat An-Nisa ayat 69 sebagai mereka para ulama yang menjaga ketakwaan dan umat Islam secara umum yang baik keadaannya. Adapun Sayyid Bakri bin Sayyid Muhammad Syatha Ad-Dimyathi menyebut siapa yang dimaksud dengan orang saleh ketika menjelaskan satu dari lima obat hati, yaitu bersahabat dengan orang-orang saleh.
Penulis: Khazim Mahrur / Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul