Liputan6.com, Jakarta - Fenugreek atau yang dikenal dengan nama hilbah di Indonesia, adalah tanaman herbal yang telah lama digunakan dalam pengobatan tradisional. Tanaman ini dikenal dengan nama ilmiah Trigonella foenum-graecum dan berasal dari daerah Mediterania, Eropa Selatan, dan Asia Barat.
Bijinya yang beraroma khas sering dimanfaatkan sebagai rempah masakan, namun yang lebih menarik adalah manfaat kesehatannya, terutama bagi penderita diabetes.
Advertisement
Kandungan Fenugreek
Fenugreek mengandung berbagai zat aktif yang bermanfaat bagi kesehatan, antara lain:
- Serat Larut: Membantu memperlambat penyerapan gula dalam darah.
- Galactomannan: Serat ini membantu menurunkan kadar gula darah.
- 4-hydroxyisoleucine: Asam amino yang meningkatkan pelepasan insulin dari pankreas
- .Alkaloid (trigonelline): Membantu mengatur kadar gula darah.
- Fenugreekine: Memiliki efek hipoglikemik yang menurunkan gula darah.
Manfaat Fenugreek bagi Penderita Diabetes
Berikut beberapa manfaat mengonsumsi fenugreek bagi penderita diabetes:
- Mengontrol Kadar Gula Darah:
- Fenugreek dapat membantu menurunkan kadar gula darah dengan memperlambat penyerapan karbohidrat dan meningkatkan sensitivitas insulin. Serat larut yang tinggi dalam fenugreek memainkan peran kunci dalam mengontrol kadar gula darah setelah makan.
- Meningkatkan Sensitivitas Insulin:
- Fenugreek mengandung 4-hydroxyisoleucine yang merangsang sekresi insulin, sehingga meningkatkan sensitivitas insulin dan membantu sel tubuh lebih efisien dalam menggunakan glukosa.
- Menurunkan Kolesterol:
- Selain mengontrol gula darah, fenugreek juga dapat menurunkan kadar kolesterol total dan kolesterol LDL (kolesterol jahat), yang sering kali tinggi pada penderita diabetes.
Cara Mengolah Fenugreek untuk Dikonsumsi
Ada beberapa cara untuk mengolah fenugreek agar dapat dikonsumsi:
Biji Fenugreek: Biji fenugreek bisa direndam semalaman dan dikonsumsi pada pagi hari. Cara ini membantu dalam pengontrolan gula darah.
Bubuk Fenugreek: Biji fenugreek yang sudah dikeringkan bisa digiling menjadi bubuk. Bubuk ini bisa ditambahkan ke dalam makanan atau minuman, seperti yogurt atau teh.
Teh Fenugreek: Seduh satu sendok teh biji fenugreek dengan air panas selama 10-15 menit, kemudian saring dan minum. Teh fenugreek ini dapat dikonsumsi satu atau dua kali sehari.
Advertisement
Efek Samping Mengonsumsi Fenugreek
Meskipun fenugreek memiliki banyak manfaat, ada beberapa efek samping yang perlu diperhatikan:
- Masalah Pencernaan: Fenugreek dapat menyebabkan kembung, gas, dan diare pada beberapa orang.
- Alergi: Beberapa orang mungkin mengalami reaksi alergi seperti ruam kulit atau pembengkakan.
- Interaksi dengan Obat: Fenugreek dapat berinteraksi dengan obat-obatan diabetes dan pengencer darah, sehingga penting untuk berkonsultasi dengan dokter sebelum mengonsumsinya.
Fenugreek menawarkan solusi alami yang menjanjikan bagi penderita diabetes. Dengan berbagai kandungan aktifnya, fenugreek membantu mengontrol kadar gula darah, meningkatkan sensitivitas insulin, dan menurunkan kolesterol.
Namun, seperti halnya dengan semua pengobatan alami, penting untuk mengonsumsi fenugreek dengan bijak dan berkonsultasi dengan profesional kesehatan sebelum memulai penggunaannya.
Manfaat Fenugreek, Kandungan Penting pada ASI Booster yang Harus Dipahami Ibu
ASI memiliki segudang kandungan untuk mendukung tumbuh kembang sang buah hati. ASI terbukti bisa meningkatkan antibodi, hormon, anti-virus, anti-alergi, anti-parasite, enzim, lemak, vitamin, mineral, karbohidrat, protein, DHA/ARA, air, dan lain-lain yang baik untuk bayi.
Dikutip WebMD, bayi yang disusui memiliki sedikit risiko infeksi pernapasan, seperti pilek dan flu, dan memiliki risiko kematian lebih rendah akibat penyakit menular daripada bayi lain yang tidak mendapat ASI, menurut penelitian.
Roxana Mehran, MD, ahli jantung di Icahn School of Medicine di Mount Sinai di New York City, yang tidak terlibat dalam penelitian mengatakan, pengurangan risiko 11% untuk penyakit jantung dan pembuluh darah dan 14% untuk penyakit jantung adalah angka yang mengesankan.
Wanita yang menyusui anaknya juga telah terbukti lebih kecil kemungkinannya untuk terkena diabetes tipe 2 , kanker ovarium, atau kanker payudara. Untuk studi baru ini, para peneliti menganalisis hasil dari delapan studi pada ibu di Australia, Cina, Jepang, Norwegia, Amerika Serikat, dan Eropa.
Sejatinya, ASI diberikan kepada bayi sejak dilahirkan hingga usia 6 bulan tanpa menambahkan dan/atau mengganti dengan makanan atau minuman lain. Penjelasan tersebut telah tertuang dalam Peraturan Pemerintah Nomor 33 Tahun 2012 tentang Pemberian Air Susu Ibu Eksklusif.
Masalahnya, tidak semua ibu beruntung memiliki produktivitas ASI. Jika sudah demikian, biasanya ibu akan beralih ke susu formula untuk menyeimbangkan kebutuhan si buah hati.
Meski disebut sebagai susu pengganti ASI yang diformulasikan khusus untuk bayi berusia kurang dari 6 bulan, namun susu formula memiliki banyak kekurangan jika dibandingkan dengan ASI.
Advertisement