Liputan6.com, Trenggalek - Musim kemarau mulai terasa dampaknya. Di Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur sejumlah desa mengajukan bantuan air bersih ke Badang Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat.
Sejumlah desa yang mengajukan suplai air bersih ke BPBD Trenggalek itu merupakan dampak dari kekeringan yang melanda wilayah itu beberapa bulan terakhir.
Advertisement
Kepala Pelaksana BPBD Trenggalek, Triadi Atnono mengungkapkan, sejauh ini sudah ada sembilan desa yang mengajukan bantuan air bersih.
"Sembilan desa itu tersebar di empat kecamatan meliputi Kecamatan Panggul, Pogalan, Gandusari dan Dongko," kata Triadi di Trenggalek, Kamis (25/7/2024).
Desa-desa yang mengalami kekeringan itu berada di wilayah dataran tinggi, meliputi Desa Terbis, Besuki, Ngrencak dan Karangtengah di Kecamatan Panggul. Kemudian Desa Wonoanti di Kecamatan Gandusari dan Desa Ngulanwetan di Kecamatan Pogalan.
Sisanya di Kecamatan Dongko, meliputi Desa Cakul, Petung dan Pandean. Desa-desa itu yang sudah mengajukan bantuan suplai air bersih ke BPBD Trenggalek.
"Kami telah menjalin kerja sama dengan PDAM untuk menangani krisis air bersih di sejumlah wilayah yang terdampak kekeringan ini," katanya.
Petugas juga sudah melakukan pengiriman secara bertahap di wilayah-wilayah yang mengajukan bantuan. Pengiriman bantuan itu dilakukan setelah dilakukan peninjauan lapangan.
"Untuk anggaran dari kabupaten untuk penanganan krisis air ini sudah kami siapkan," imbuhnya.
Krisis Air Bersih Berpotensi Meluas
Triadi memprediksi krisis air bersih itu berpotensi meluas, berkaca dari kondisi musim kemarau saat ini. Apalagi seluruh wilayah Trenggalek masuk pemetaan daerah rentan kekeringan.
Dari peta bencana kekeringan itu, wilayah Kecamatan Panggul paling parah.
"Tahun lalu dari 17 desa yang ada, tujuh desa mengalami krisis air bersih. Sementara secara keseluruhan, ada 46 desa di 14 kecamatan pada tahun lalu mengalami kekeringan," katanya.
Advertisement