Liputan6.com, Jakarta Amerika Serikat kembali mencatat pertumbuhan ekonomi yang kuat selama kuartal kedua 2024. Pertumbuhan ekonomi AS kali ini didorong oleh konsumen yang kuat dan belanja pemerintah, menurut perkiraan awal dari Departemen Perdagangan AS
Melansir CNBC International, Jumat (26/7/2024), Produk domestik bruto riil AS, ukuran semua barang dan jasa meningkat 2,8 selama periode April hingga Juni 2024.
Advertisement
Belanja konsumen membantu mendorong angka pertumbuhan lebih tinggi, seperti halnya kontribusi dari investasi persediaan swasta dan investasi tetap nonperumahan, menurut salah satu dari tiga perkiraan departemen perdaganga .
Pengeluaran konsumsi pribadi, proksi utama dalam laporan Biro Analisis Ekonomi untuk aktivitas konsumen, meningkat 2,3% untuk kuartal tersebut, naik dari percepatan 1,5% pada kuartal I.
Baik belanja jasa maupun barang mengalami peningkatan yang solid untuk kuartal tersebut.
Belanja pemerintah juga memberikan dorongan pada ekonomi AS, naik 3,9% di tingkat federal, termasuk lonjakan 5,2% dalam pengeluaran pertahanan.
Di sisi lain, impor, yang mengurangi PDB, melonjak 6,9%, kenaikan triwulanan terbesar sejak kuartal pertama tahun 2022.
“Komposisi pertumbuhan adalah salah satu campuran terbaik yang pernah kami amati dalam beberapa waktu,” kata Joseph Brusuelas, kepala ekonom di RSM.
“Laporan tersebut cenderung mendukung gagasan bahwa ekonomi Amerika berada di tengah ledakan produktivitas yang dalam jangka menengah akan meningkatkan standar hidup di seluruh negeri melalui inflasi yang lebih rendah, lapangan kerja yang rendah, dan kenaikan upah riil,” jelasnya.
Inflasi Stabil
Selain ekonomi, AS juga mencatat angka yang stabil pada inflasi. Indeks harga pengeluaran konsumsi pribadi, ukuran utama Federal Reserve, naik 2,6% untuk triwulan tersebut, turun dari pergerakan 3,4% di kuartal I 2024.
Tidak termasuk makanan dan energi, harga inti PCE, yang menjadi fokus Fed lebih lanjut sebagai indikator inflasi jangka panjang, naik 2,9%, dibandingkan dengan kenaikan 3,7% pada periode sebelumnya.
Pejabat Federal Reserve diperkirakan akan mempertahankan suku bunga tetap stabil saat mereka bertemu minggu depan, meskipun harga pasar menunjukkan penurunan pertama dalam empat tahun pada bulan September mendatang.
Seperti diketahui, para pembuat kebijakan bank sentral AS telah berhati-hati tentang kapan mereka akan mulai menurunkan suku bunga, meskipun komentar baru-baru ini menunjukkan lebih banyak keinginan untuk mulai melonggarkan kebijakan dan sebagian besar bankir melihat kenaikan lebih lanjut tidak mungkin terjadi.
Ekonomi Korea Selatan Kontraksi 0,2% pada Kuartal II 2024, Ini Penyebabnya
Ekonomi Korea Selatan secara tak terduga menyusut pada kuartal kedua 2024, dan mencatat kontraksi paling tajam dalam enam kuartal.
Melansir Channel News Asia, Kamis (25/7/2024) menurunya kinerja ekonomi Korea Selatan didorong oleh belanja konsumen yang lemah. Pelemahan ekonomi ini memperkuat ekspektasi pasar penurunan suku bunga akan segera dilakukan.
Produk domestik bruto (PDB) Korea Selatan turun 0,2 persen pada periode April-Juni 2024 dibandingkan kuartal sebelumnya dalam penyesuaian musiman, menurut data dari Bank of Korea.
Penyusutan ekonomi Korea Selatan ini terjadi setelah ekspansi sebesar 1,3 persen pada kuartal pertama 2024, pertumbuhan kuartalan tercepat sejak kuartal keempat tahun 2021.
Capital Economics mengatakan data ekonomi kali ini menunjukkan kondisi permintaan domestik akan semakin memburuk.
"Lemahnya angka PDB terbaru memberi kami keyakinan lebih besar terhadap pandangan kami bahwa penurunan suku bunga akan segera terjadi,” kata Capital Economics dalam sebuah catatan.
"Meskipun kami memperkirakan bank sentral akan melonggarkan kebijakannya mulai bulan Oktober, risiko penurunan suku bunga pada bulan Agustus kini telah meningkat,” bebernya.
Advertisement
Ekonomi Terbesar ke-4 di Asia
Secara tahunan, Korea Selatan, yang dikenal sebagai negara dengan ekonomi terbesar keempat di Asia tumbuh sebesar 2,3 persen, dibandingkan dengan kenaikan sebesar 3,3 persen pada kuartal pertama 2024.
Konsumsi swasta dan investasi konstruksi Korea Selatan masing-masing turun 0,2 persen dan 1,1 persen dibandingkan kuartal sebelumnya, sementara ekspor meningkat 0,9 persen.
Pengeluaran pemerintah naik 0,7 persen dari tiga bulan sebelumnya. Pada Juli, bank sentral mempertahankan suku bunga utamanya tidak berubah pada level tertinggi dalam 15 tahun sebesar 3,50 persen untuk pertemuan ke-12 berturut-turut.