PBNU Akan Bentuk Pansus untuk Rebut Kembali PKB

Sekretaris Jenderal Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Saifullah Yusuf alias Gus Ipul mengatakan saat ini pihaknya sedang mendiskusikan untuk membentuk tim lima panitia khusus (pansus) terkait Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).

oleh Muhammad Radityo Priyasmoro diperbarui 26 Jul 2024, 13:30 WIB
Sekretaris Jenderal Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Saifullah Yusuf alias Gus Ipul. (Foto: Istimewa)

Liputan6.com, Jakarta Sekretaris Jenderal Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Saifullah Yusuf alias Gus Ipul mengatakan saat ini pihaknya sedang mendiskusikan untuk membentuk tim lima panitia khusus (pansus) terkait Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).

Menurut Gus Ipul, tim lima merupakan upaya dari PBNU untuk meluruskan sejarah sekaligus mengembalikan PKB ke pemilik sahnya yakni PBNU.

"PBNU sedang berdiskusi. Jika diperlukan, pembentukan tim lima akan segera dilakukan," kata Gus Ipul seperti dikutip dari siaran pers, Jumat (26/5/2024).

Gus Ipul beralasan, saat ini elite di PKB banyak membuat pernyataan melenceng dari fatsun awal berdirinya. Bahkan ada upaya yang nyata dan sistematis dari para elite partai guna menjauhkan PKB dari struktural Nahdlatul Ulama (NU).

"Pernyataan elite-elite PKB yang ahistoris. Ada tanda-tanda mereka akan membawa lari dari sejarah berdirinya PKB," ucap Gus Ipul.

Gus Ipul menjelaskan, PKB didirikan oleh struktur NU, dalam hal ini PBNU hingga ke cabang, MWC dan ranting NU. Sehingga, ditegaskan Gus Ipul, tanpa struktur NU, PKB tidak akan pernah terbentuk.

Keponakan Gus Dur itu mencontohkan, pernyataan elite PKB yang menganggap PBNU tidak perlu didengarkan. Buktinya, kata Gus Ipul, PKB gagal dalam pemilihan presiden 2024. Ketua Umumnya, Muhaimin Iskandar alias Cak Imin yang menjadi cawapres berpasangan dengan Anies Baswedan, kalah dari Prabowo-Gibran.

Gus Ipul memastikan, tim lima yang akan dibentuk ini akan menyerupai tim lima pada awal reformasi terdahulu, yang pernah dibentuk PBNU untuk mendirikan PKB.

Tim lima ini akan segera diwujudkan jika mendapatkan persetujuan dari Rais Aam KH Miftachul Ahyar dan Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf.

"Kita akan undang bergabung seluruh tokoh, para aktivis NU untuk dimintai pendapatnya terkait hal ini," kata Gus Ipul.


Cak Imin: PBNU Jangan Urusi Politik Praktis

Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar (Cak Imin).

Sebelumnya, dalam proses pilpres 2024 lalu, Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar mengatakan, tidak ada kandidat capres-cawapres atas nama Nahdlatul Ulama adalah hal yang wajar.

Hal ini dikatakan usai mengunjungi atau berziarah ke Makam Sunan Gunung Jati, Cirebon, Jawa Barat, Jumat (8/9/2023).

"Saya setuju, sikap itu harus dilakukan oleh PBNU untuk menjaga PBNU sebagai organisasi tidak tertarik-tarik di politik praktis," kata pria yang akrab disapa Cak Imin.

Sehingga, menurut cawapres ini, PBNU tidak boleh ikut dalam politik praktis. Karena, kata Cak Imin, tugas PBNU yakni untuk mengurusi umat dan berdakwah.

Oleh karena itu, untuk urusan politik ditegaskannya biar PKB saja yang mengurusinya. "PBNU tidak boleh ikut politik praktis. Politik itu berat, biar PKB saja. Jadi untuk PBNU, PKB itu kalimatnya yang tepat adalah memang PBNU tugasnya adalah ngurusi umat, dakwah," tegasnya.

"Sedangkan yang ngurusi politik adalah PKB. Saya kasih tahu, politik itu berat, biar PKB aja yang nanggung," kata Cak Imin.

Infografis Jelang Peringatan 1 Abad Nahdlatul Ulama. (Liputan6.com/Trieyasni)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya