Sesar Aktif Bermekanisme Mendatar Jadi Pemicu Gempa Darat di Kuningan Jabar

Kejadian gempa bumi ini telah mengakibatkan terjadinya bencana berupa kerusakan rumah penduduk di Kelurahan Ciporang, Kecamatan Kuningan, dan mushola di Desa Kertawirama, Kecamatan Nusaherang.

oleh Arie Nugraha diperbarui 27 Jul 2024, 17:00 WIB
Gempa darat beruntun mengguncang Kabupaten Kuningan dalam beberapa hari belakangan ini. (Liputan6.com/ Dok BMKG)

Liputan6.com, Bandung - Pusat Vulkanologi Mitigasi dan Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyebutkan sesar dengan mekanisme sesar mendatar menjadi pemicu gempa bumi darat berjarak sekitar 2,3 km timur Kota Kuningan, Provinsi Jawa Barat, dengan magnitudo (M 4,1) di kedalaman 5 km pada Kamis, 25 Juli 2024, pukul 17.36 WIB.

Menurut Kepala PVMBG Badan Geologi Kementerian ESDM, Hadi Wijaya, hal itu diketahui berdasarkan posisi lokasi pusat gempa bumi, kedalaman dan data mekanisme sumber dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG).

"Morfologi wilayah tersebut pada umumnya berupa dataran hingga dataran bergelombang dan perbukitan bergelombang hingga perbukitan terjal," ujar Hadi ditulis, Bandung, Jumat (26/7/2024).

Hadi mengatakan data Badan Geologi daerah di sekitar lokasi pusat gempa bumi tersusun oleh tanah sedang (kelas D) dan tanah keras (kelas C).

Data tersebut memperlihatkan bahwa daerah sekitar lokasi pusat gempa bumi tersusun oleh endapan kuarter berupa aluvial sungai dan batuan rombakan gunung api muda seperti breksi gunung api, lava, tuff serta sebagian telah mengalami pelapukan.

"Endapan Kuarter dan batuan yang telah mengalami pelapukan pada umumnya bersifat lunak, lepas, belum kompak (unconsolidated) dan memperkuat efek guncangan, sehingga rawan gempa bumi," kata Hadi.

Selain itu pada morfologi perbukitan bergelombang hingga terjal yang tersusun oleh batuan yang telah mengalami pelapukan, berpotensi terjadi gerakan tanah yang dapat dipicu oleh guncangan gempa bumi kuat dan curah hujan tinggi.

Hadi melansir informasi dari media massa, kejadian gempa bumi ini telah mengakibatkan terjadinya bencana berupa kerusakan rumah penduduk di Kelurahan Ciporang, Kecamatan Kuningan, dan mushola di Desa Kertawirama, Kecamatan Nusaherang.

"Guncangan gempa bumi diperkirakan dirasakan di Kuningan pada skala III-IV MMI (Modified Mercalli Intensity)," ungkap Hadi.

Menurut data Badan Geologi, sebaran permukiman penduduk yang terlanda guncangan gempa bumi terletak pada Kawasan Rawan Bencana (KRB) gempa bumi menengah.

Kejadian gempa bumi ini tidak menyebabkan tsunami karena lokasi pusat gempa bumi terletak di darat.

 


Rekomendasi PVMBG Badan Geologi

Ada lima rekomendasi yang diterbitkan oleh PVMBG Badan Geologi Kementerian ESDM usai terjadinya gempa bumi darat di Kabupaten Kuningan, Jawa Barat.

Hadi mengimbau masyarakat untuk tetap tenang, mengikuti arahan serta informasi dari petugas Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat, dan tetap waspada dengan kejadian gempa bumi susulan.

"Jangan terpancing oleh isu yang tidak bertanggung jawab mengenai gempa bumi," ucap Hadi.

Hadi menegaskan bagi penduduk yang rumahnya mengalami kerusakan agar mengungsi ke tempat aman.

Bangunan di Kabupaten Kuningan harus dibangun menggunakan konstruksi bangunan tahan gempa bumi guna menghindari risiko kerusakan, dan harus dilengkapi dengan jalur serta tempat evakuasi.

"Oleh karena wilayah Kabupaten Kuningan tergolong rawan gempa bumi, maka harus ditingkatkan upaya mitigasi melalui mitigasi struktural dan non struktural," sebut Hadi.

Hadi menjelasakan kejadian gempa bumi ini tidak berpotensi mengakibatkan terjadinya sesar permukaan, bahaya ikutan (collateral hazard) berupa retakan tanah, penurunan tanah, gerakan tanah dan likuefaksi.

 


Gempa Hanya Terekam 1 Stasiun

Gempa bumi terjadi pada hari Kamis, tanggal 25 Juli 2024, pukul 17.36 WIB terekam oleh satu stasiun pemantau. Menurut informasi BMKG, lokasi pusat gempa bumi terletak di darat pada koordinat 108,5 BT dan 6,98 LS, berjarak sekitar 2,3 km timur Kota Kuningan, Provinsi Jawa Barat, dengan magnitudo (M 4,1) pada kedalaman 5 km.

Sebelumnya stasiun BMKG mencatat kejadian gempa bumi pada pukul 04.01 WIB dengan magnitudo (M 3,6) pada kedalaman 6 km. Adapun stasiun USGS Amerika Serikat dan GFZ Jerman tidak mencatat kejadian gempa bumi tersebut.

Tindakan Saat Gempa

Jika Anda berada dalam situasi guncangan akibat gempa, berikut adalah beberapa hal yang harus dilakukan sebelum, sesaat, dan sesudah gempa bumi:

Sebelum Terjadi Gempa:

- Untuk memastikan keamanan tempat tinggal Anda, pastikan bahwa struktur dan letak rumahdapat terhindar dari bahaya yang disebabkan oleh gempa, seperti longsor atau likuefaksi. Lakukan evaluasi dan renovasi ulang terhadap struktur bangunan Anda agar terhindar dari bahaya gempa bumi.

- Penting untuk mengenali lingkungan tempat Anda bekerja: perhatikan letak pintu, lift, serta tangga darurat. Ketahui juga di mana tempat paling aman untuk berlindung.

- Mempelajari manfaat P3K dan alat pemadam kebakaran.

- Patikan selalu menyiapkan nomor telepon penting yang dapat dihubungi pada saat terjadi gempa bumi.

- Atur perabotan di rumah Anda agar menempel kuat pada dinding. Hal itu disarankan agar benda tersebut tak mudah jatuh, roboh, bergeser pada saat terjadi gempa bumi.

- Atur benda yang berat sedapat mungkin berada pada bagian bawah. Cek kestabilan benda yang tergantung yang dapat jatuh pada saat gempa terjadi

- Untuk barang yang mudah terbakar, baiknya disimpan pada tempat yang tidak mudah pecah agar terhindar dari kebakaran.

- Selalu mematikan air, gas dan listrik apabila tidak sedang digunakan.

- Pastikan Anda selalu siap dengan alat-alat penting seperti Kotak P3K, senter/lampu baterai, radio, makanan suplemen dan air.

Saat Terjadi Gempa:

- Ketika Anda merasakan gempa dan sedang berada dalam bangunan, lindungi badan dan kepala Anda dari reruntuhan bangunan dengan bersembunyi di bawah meja, cari tempat yang paling aman dari reruntuhan dan guncangan. Jika memungkinkan, lari ke luar gedung untuk mencari tempat berlindung yang lebih aman.

- Jika berada di luar bangunan atau area terbuka, hindari bangunan yang ada di sekitar Anda seperti gedung, tiang listrik, dan pohon. Perhatikan juga tempat Anda berdiri, hindari apabila terjadi rekahan tanah.

- Jika gempa terjadi ketika Anda sedang mengendarai mobil, segera keluar, turun dan menjauh dari mobil. Hindari juga kendaraan Anda jika terjadi pergeseran atau kebakaran.

- Jika gempa terjadi ketika Anda berada di area pantai, jauhi pantai dan cari medan yang tinggi untuk menghindari bahaya tsunami.

- Jika Anda tinggal di daerah pegunungan, apabila terjadi gempa bumi hindari daerah yang mungkin terjadi longsoran.

Setelah Terjadi Gempa:

- Jika gempa terjadi ketika Anda berada di dalam bangunan, keluar dari bangunan tersebut dengan tertib. Tidak disarankan untuk keluar melalui tangga berjalan atau lift, gunakan tangga biasa. Periksa apa ada yang terluka, lakukan P3K, telepon atau mintalah pertolongan apabila terjadi luka parah pada Anda atau orang disekitar Anda.

- Setelah terjadi gempa, segera periksa lingkungan sekitar Anda. Pastikan tidak terjadi kebakaran. Selain itu, disarankan juga untuk memeriksa aliran dan pipa air, untuk menghindari hal-hal yang membahayakan.

- Hindari bangunan yang sudah terkena gempa karena kemungkinan masih terdapat reruntuhan.

- Jangan berjalan di daerah sekitar gempa, guna menghindari bahaya susulan.

- Dengarkan informasi mengenai gempa bumi dari radio untuk mencari informasi apabila terjadi gempa susulan. Jangan mudah terpancing oleh isu atau berita yang tidak diketahui jelas sumbernya.

- Mengisi angket yang diberikan oleh instansi terkait untuk mengetahui seberapa besar kerusakan yang terjadi.

- Jangan panik dan jangan lupa selalu berdoa kepada Tuhan demi keamanan dan keselamatan kita semuanya.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya