Liputan6.com, Jakarta - Masalah gizi buruk masih menghantui banyak anak di Indonesia. Dalam upaya mengatasi ini, Wahana Visi Indonesia (WVI), bekerja sama dengan World Vision, meluncurkan kampanye ENOUGH.
Kampanye ENOUGH menargetkan malnutrisi pada anak-anak di seluruh Indonesia dan berlandaskan penelitian yang dilakukan oleh anak-anak dampingan WVI dari Desember 2023 hingga Juni 2024. Penelitian ini bertajuk “Situasi Remaja Terkait Gizi, Kesehatan, dan Perkawinan Anak”.
Advertisement
Melibatkan 6.969 anak dari 34 provinsi, penelitian ini mengungkapkan fakta mengejutkan: 44% anak tidak makan malam, 32% tidak sarapan sebelum sekolah, dan 18% pernah merasa lapar karena kehabisan makanan di rumah. Penelitian dilakukan oleh 93 anak, terdiri dari 60 anak perempuan dan 33 anak laki-laki, berusia 12-17 tahun, yang tergabung dalam Tim Peneliti Anak Nasional.
Peneliti anak dari NTT, Anne, mengungkapkan kesedihannya terkait realitia gizi sebagian anak di Indonesia.
“Saya sedih dengan hasil penelitian kami. Kami merekomendasikan pemerintah memastikan edukasi merata dan terpadu kepada orangtua dan anak-anak di seluruh Indonesia, terkait gaya hidup sehat, gizi seimbang, serta edukasi perkawinan anak dan hubungannya dengan stunting. Sangat diharapkan pemerintah dapat memastikan ada kurikulum sekolah yang memuat isu penyebab dan dampak stunting bagi anak-anak," tuturnya.
Laporan ini juga sesuai dengan Indeks Kelaparan Global (GHI) tahun 2023 yang menempatkan Indonesia di peringkat ke-77 dari 125 negara. Status gizi anak Indonesia, khususnya di bawah usia lima tahun, menunjukkan bahwa 21,5% anak mengalami stunting dan 15,9% memiliki berat badan kurang. Prevalensi gizi buruk juga meningkat dari 7,7% di tahun 2022 menjadi 8,5% di tahun 2023.
Dilaksanakan Selama 3 Tahun
Direktur Nasional WVI Angelina Theodora menjelaskan bahwa kampanye akan dilaksanakan hingga 2026.
“Kampanye ENOUGH dari WVI akan dijalankan selama tiga tahun hingga 2026. Upaya mengatasi isu malnutrisi melalui Kampanye ENOUGH dilakukan melalui dua pendekatan utama: Peningkatan Ketahanan Pangan dan Gizi Anak,"
Angelina menambahkan, ada berbagai pendekatan yang akan diterapkan dalam melaksanakan kampanye ENOUGH.
"Pendekatannya tidak hanya menyasar pemenuhan gizi secara langsung pada anak di 1000 Hari Pertama Kehidupan, namun juga upaya pencegahan stunting dari remaja perempuan, advokasi untuk kebijakan, serta pendanaan pemerintah atas isu malnutrisi dan ketahanan pangan.”
Advertisement
Beri Perhatian Khusus pada Anak-Anak yang Kekurangan Gizi
Kampanye ENOUGH bertujuan untuk memberikan perhatian khusus pada anak-anak yang kekurangan gizi agar mereka lebih diperhatikan dalam kebijakan dan pendanaan negara.
Selain itu, kampanye ini bertujuan memberikan akses yang lebih baik ke makanan, gizi, dan ketahanan pangan bagi anak-anak yang kekurangan gizi. Kerjasama multi pihak dan dukungan masyarakat sangat diperlukan untuk mengatasi masalah malnutrisi anak di Indonesia.
Ketua Tim Kerja Kesehatan Anak Usia Sekolah dan Remaja, Direktorat Gizi dan KIA, Kemenkes RI Weni Kusumaningrum menambahkan, “Pemerintah sangat mengapresiasi langkah WVI dalam meluncurkan kampanye ENOUGH ini, terutama hasil penelitian yang dilakukan oleh anak-anak sendiri. Hal ini mendukung upaya pemerintah dalam mengentaskan kasus stunting dan malnutrisi di Indonesia. Kami menghimbau masyarakat luas untuk mendukung Kampanye ENOUGH ini."
Cara Berpartisipasi Lewat Donasi
Figur publik dan duta kampanye ENOUGH Lia Lukman turut menyuarakan, “Sebagai seorang ibu, kaget dan prihatin dengan hasil penelitian anak-anak dampingan WVI. Ini jadi pengingat sekaligus penyemangat saya agar terlibat langsung dalam kampanye ini. Saya menghimbau semua individu berkontribusi dengan berbagai aksi, salah satunya dengan berdonasi ke kampanye ENOUGH ini, supaya masalah malnutrisi dan stunting ini bisa cepat teratasi untuk mencapai generasi emas 2045.”
Untuk informasi lebih lanjut tentang kampanye ENOUGH dan cara berpartisipasi melalui donasi, kunjungi situs wahanavisi.org/enough. Malnutrisi dan stunting merampas hak hidup dan potensi anak-anak Indonesia. Dengan keterlibatan berbagai pihak dan masyarakat, kita dapat meningkatkan gizi anak Indonesia bersama-sama.
Advertisement