Liputan6.com, Jakarta - Platform media sosial milik Elon Musk, X (dulu Twitter) menghapus emoji Bitcoin dari tagar "#Bitcoin," yang menyebabkan kehebohan di komunitas kripto. Logo atau emoji untuk beberapa token mulai muncul pertama kali di X pada tahun 2020.
Komunitas kripto di X mulai berkomentar pada Jumat pagi bahwa mereka tidak dapat lagi melihat emoji saat memposting “#bitcoin” di X. Beberapa kemudian mengetahui bahwa tagar untuk #bnbchain dan #cryptocom, yang juga menampilkan emoji, tidak lagi menampilkan gambar merek.
Advertisement
Melansir Coindesk, Minggu (28/7/2024), emoji untuk #MAGA yang sebelumnya menampilkan kandidat Republik Donald Trump juga dihapus jelang penampilannya yang dijadwalkan di konferensi Bitcoin 2024 yang sedang berlangsung di Nashville.
Emoji Bitcoin pertama kali diperkenalkan pada 2020 oleh Jack Dorsey yang saat masih disebut Twitter. Dorsey mencoba mempopulerkan simbol bitcoin ke Unicode, standar penyandian teks yang dikelola oleh Konsorsium Unicode yang dirancang untuk mendukung penggunaan teks di semua sistem penulisan di dunia yang dapat didigitalkan.
X yang saat itu dikenal sebagai Twitter, dilaporkan mengenakan biaya kepada perusahaan hingga USD 1 juta untuk menambahkan emoji atau simbol bermerek setelah tagar tertentu guna membantu membedakan merek mereka dari pesaing dan menciptakan perbincangan hangat di kalangan konsumen.
Berbeda dengan pilihan X, Nexo tampaknya mendukung penerimaan emoji Bitcoin di seluruh dunia. Hari ini, 26 Juli, platform pinjaman kripto instan itu mengatakan di X bahwa mereka telah menghubungi Konsorsium Unicode dengan proposal untuk menambahkan emoji Bitcoin ke papan ketik digital di seluruh dunia. Batas waktu untuk putusan tahun ini adalah 30 November.
Standar internasionalisasi perangkat lunak di seluruh dunia dibuat, dikelola, dan dipromosikan oleh Konsorsium Unicode. Tokoh terkemuka di industri ini, seperti Bitget, Polygon, Chainalysis, OKX, dan banyak lagi, mendukung petisi emoji Bitcoin yang diajukan Nexo.
Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.
Harga Bitcoin Naik, Investor Wajib Cermati 4 Sentimen Kripto Ini
Bitcoin (BTC) mengakhiri minggu lalu dengan kenaikan signifikan sebesar 11,36%, mencapai harga USD 67.654 atau setara Rp 1,09 miliar (asumsi kurs Rp 16.221 per dolar AS).
Dengan perpanjangan kenaikan beruntun selama delapan hari berturut-turut, para pelaku pasar kripto semakin optimis BTC akan segera menembus angka psikologis USD 70.000.
Trader Tokocrypto, Fyqieh Fachrur menjelaskan ada sejumlah sentimen yang perlu diperhatikan investor di tengah kenaikan harga Bitcoin.
Pada Senin dini hari, harga Bitcoin sempat mengalami gejolak ketika Presiden Amerika Serikat, Joe Biden, mengumumkan ia mengundurkan diri dari pencalonan presiden tahun 2024.
“Pengumuman ini menyebabkan BTC turun dari USD 67.453 menjadi USD 65.884 dalam sekejap, sebelum akhirnya pulih dan kembali menembus level USD 68.000.,” kata Fyqieh dalam keterangan resmi, dikutip Rabu (23/7/2024).
Fyqieh menambahkan, komunitas kripto bereaksi positif terhadap berita ini karena Joe Biden selama ini dikenal mendukung sikap anti-kripto yang dipimpin oleh Senator Elizabeth Warren dan Ketua SEC, Gary Gensler.
Penarikan diri Biden dari pencalonan bisa menandakan adanya perubahan sikap yang lebih positif terhadap kripto dan aset digital di AS.
Advertisement
Potensi Dampak Mt. Gox
Selain itu, di tengah dinamika politik ini, investor juga perlu memperhatikan perkembangan terkait Mt. Gox. Minggu ini, Kraken dapat mulai mendanai dompet kreditur dengan BTC dari keruntuhan Mt. Gox.
“Risiko kelebihan pasokan BTC menjadi perhatian utama, dengan lebih dari 141.000 BTC direncanakan akan dikembalikan kepada kreditornya,” jelas Fyqieh.
Banyak yang memperkirakan para kreditor Mt. Gox akan menjual BTC mereka untuk mengunci keuntungan besar, mengingat harga BTC pada saat Mt. Gox kolaps di Februari 2014 berada di bawah USD 600.
Indikator Ekonomi
Salah satu faktor ekonomi yang akan mempengaruhi pasar kripto adalah data Produk Domestik Bruto (PDB) AS untuk kuartal kedua (Q2). PDB diperkirakan tumbuh sebesar 1,9%, naik dari 1,4% pada periode sebelumnya.
Pertumbuhan ekonomi yang kuat dapat memberikan dampak positif pada ruang mata uang kripto global. Selain itu, data Inflasi PCE AS yang akan dirilis minggu ini akan menjadi fokus utama bagi para investor.
Penurunan data CPI AS baru-baru ini menunjukkan sikap dovish dari Federal Reserve, namun data PCE yang lebih tinggi dari perkiraan dapat memberikan tekanan pada pasar kripto.
Advertisement