Liputan6.com, Jakarta Organisasi negara-negara pengekspor minyak dan sekutunya (OPEC+) telah menahan pasokan selama hampir dua tahun dalam upaya untuk menopang harga. OPEC+ saat ini berupaya untuk mengembalikan minyaksecara bertahap.
OPEC+ akan mengadakan pertemuan Komite Pemantau Tingkat Menteri Gabungan (Joint Ministerial Monitoring Committee/JMMC) secara daring pada 1 Agustus untuk menganalisis pasar. Termasuk menentukan kebijakan lebih lanjut mengenai opsi penambahan produksi, seiring harga minyak yang mulai stabil.
Advertisement
Namun para pejabat mengisyaratkan pertemuan tersebut akan membahas opsi sebaliknya. Head of Retail Research Sinarmas Sekuritas, Ike Widiawati mencermati ekonomi China yang saat ini sedang landai.
Dalam catatannya, China merupakan salah satu konsumen terbesar untuk minyak. Landainya ekonomi negara tersebut dikhawatirkan mengganggu permintaan minyak sehingga mempengaruhi harga minyak.
"China ini salah satu konsumen utama selain batu bara juga konsumen terbesar untuk minyak mentah. Jadi kami melihat Timur tengah dan anggota OPEC tidak bisa melakukan penambahan produksi sekarang karena kalau pro
duksi kenaikan harga bisa anjlok," kata Ika dalam Monthly Market Outlook Sinarmas Sekuritas, Sabtu (27/7/2024).
Pilihan Saha
Saham-saham pilihan Ike yang menarik diperhatikan dari sektor ini antara lain ELSA dan MEDC.
Selain minyak, Ike juga membeberkan prospek sektor sawit atau crude palm oil (CPO). Di mana harga CPO mengalmai pelemahan seiring pasokan yang berlebih. Menurut perkiraan dari asosiasi minyak kelapa sawit Malaysia, produksi minyak kelapa sawit Malaysia kemungkinan melonjak 15% antara satu sampai 20 Juli dari bulan sebelumnya.
Penurunan Harga Global
Lemahnya pasar eksternal, termasuk penurunan harga minyak kedelai dan minyak mentah, juga menekan harga kelapa sawit.
Maka kemungkinan akan tetap tertekan dalam beberapa minggu mendatang, setidaknya sampai permintaan terkait festival Diwali terbesar India meningkat pada akhir Agustus atau awal September.
"Saat Diwali, biasanya permintaan untuk CPO itu akan melonjak tinggi yang akan menstabilkan dari sisi supply dan demand. Jadi, pada saat permintaannya melonjak tinggi, akan mengerek dari sisi harga. Jadi untuk saham-saham CPO boleh kita lirik-lirik jug," imbuh Ike.
Untuk sektor ini, Ike menyebutkan saham-saham yang menarik diperhatikan antara lain LSIP, SSMS, SIMP, dan AALI.
Advertisement