Liputan6.com, Jakarta - Memperingati Hari Anak Nasional (HAN) 2024, pemerintah Indonesia melalui Kementerian Kesehatan (Kemenkes) berkomitmen untuk melindungi anak-anak Indonesia dari penyakit berbahaya seperti polio. Polio adalah penyakit menular yang dapat menyebabkan kecacatan permanen bahkan kematian pada anak. Oleh karena itu, vaksinasi polio menjadi fokus utama dalam upaya melindungi kesehatan anak-anak di seluruh Indonesia.
“Polio, yang disebabkan oleh virus polio, menyerang sistem saraf sehingga dapat menyebabkan kecacatan permanen. Kecacatan akibat infeksi polio tidak dapat diobati, tetapi dapat dicegah melalui pemberian imunisasi,” jelas Juru Bicara Kemenkes M. Syahrir.
Advertisement
Indonesia masih termasuk dalam kategori berisiko tinggi polio, dengan 32 provinsi dan 399 kabupaten/kota yang masuk dalam kategori berisiko tinggi, khususnya polio tipe 2.
Sejak akhir tahun 2022, beberapa provinsi melaporkan Kejadian Luar Biasa (KLB) polio tipe 2, termasuk Aceh, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Banten, Papua Selatan, dan Papua Pegunungan. Bahkan, kasus polio tipe 1 juga dilaporkan di Kabupaten Mimika, Papua Tengah, yang kemudian dinyatakan sebagai KLB Polio.
Untuk memutus transmisi virus polio dan meningkatkan imunitas anak dari infeksi polio, pemerintah melaksanakan Pekan Imunisasi Nasional (PIN) Polio secara massal. PIN Polio 2024 dilaksanakan dalam dua tahap dengan total sasaran sekitar 17.296.150 anak berusia 0-7 tahun. Tahap pertama sudah digelar di enam provinsi di Tanah Papua pada minggu keempat Mei 2024, menyasar sekitar 865.690 anak.
“Pada pelaksanaan PIN Polio tahap pertama maupun kedua, kami menargetkan 95 persen sasaran menerima dua tetes manis imunisasi polio. Dengan begitu, diharapkan semua anak akan mendapat perlindungan yang optimal dari ancaman polio,” tutur Syahrir.
Dilaksanakan di 27 Provinsi
PIN Polio tahap kedua dilaksanakan di 27 provinsi mulai 23 Juli 2024, bertepatan dengan peringatan HAN 2024, dengan jumlah sasaran 16.420.460 anak. Jenis vaksin yang digunakan adalah nOPV2.
Hari Anak Nasional 2024 menjadi pengingat akan pentingnya melindungi anak-anak dari penyakit yang dapat dicegah dengan vaksinasi. Oleh karena itu, penting mendukung program imunisasi ini untuk masa depan anak-anak Indonesia yang lebih sehat dan cerah.
Advertisement
Cegah Stunting
Dalam peringatan Hari Anak Nasional kali ini, pemerintah juga fokus pada upaya pencegahan stunting. Hingga kini, stunting masih menjadi masalah serius di Indonesia.
M. Syahrir menjelaskan, “Untuk mencapai target penurunan stunting, pemerintah melakukan dua jenis intervensi, yakni intervensi gizi spesifik dan intervensi gizi sensitif. Intervensi gizi spesifik berfokus pada penanganan penyebab langsung stunting, seperti kekurangan asupan makanan dan gizi serta penyakit infeksi.”
Intervensi gizi spesifik ini melibatkan berbagai program, termasuk pencegahan anemia pada remaja putri dengan pemberian tablet tambah darah seminggu sekali, pemeriksaan kehamilan minimal enam kali untuk ibu hamil, dan pemberian tablet tambah darah kepada ibu hamil. Selain itu, Kemenkes mendorong pemberian ASI eksklusif selama enam bulan, pemantauan pertumbuhan balita setiap bulan di posyandu, serta pemberian makanan pendamping ASI kaya protein hewani bagi balita usia 6-23 bulan.