Liputan6.com, Jakarta - Maraknya wisatawan selama ajang olahraga terbesar di dunia, Olimpiade Paris 2024 diperkirakan akan mendongkrak perekonomian Prancis meski di tengah kenaikan inflasi di negara itu.
Mengutip Anadolu, Sabtu (27/7/2024) ajang Olimpiade diperkirakan akan memberikan kontribusi ekonomi sekitar USD 7,2 miliar (Rp.117,3 triliun) hingga USD 12 miliar (Rp.195,6 triliun) bagi Wilayah Paris, menurut data dari organisasi penelitian berbasis di Prancis, Center for Law and Economics of Sport (CDES).
Advertisement
Adapun sebuah studi yang dilakukan oleh firma konsultan Asteres mengungkapkan bahwa pengeluaran yang terkait dengan penyelenggaraan Olimpiade di Paris setara dengan belanja publik.
Studi tersebut memperkirakan bahwa Prancis akan menghasilkan USD 5,7 miliar atau sekitar Rp 92,9 triliun dalam bentuk pajak dan pendapatan jaminan sosial dari acara Olimpiade 2024.
Investasi yang dilakukan di sektor konstruksi Prancis sebelum ajang tersebut telah menghidupkan kembali industri tersebut, sementara tingginya jumlah pengunjung menyebabkan peningkatan permintaan dan aktivitas di sektor jasa.
Setelah menjual 9,3 juta dari 10 juta tiket sejauh ini, Olimpiade Paris 2024 menjadi Olimpiade dengan penjualan tiket terbanyak sepanjang sejarah acara tersebut.
Diketahui, harga tiket Olimpiade Paris 2024 berkisar antara sekitar USD 97 hingga lebih dari USD 2.900, dan pemegang tiket termahal juga telah membeli paket katering yang sudah termasuk seharga USD 4.200.
Menurut Kantor Pariwisata Paris, wisatawan di ibu kota Prancis diperkirakan menghabiskan USD 2,8 miliar atau Rp.45,6 triliun selama Olimpiade 2024.
Prancis sendiri diperkirakan telah menhabiskan anggaran sebesar USD 9,5 miliar atau Rp.154,8 triliun untuk menyiapkan Olimpiade Paris 2024, dan pengeluaran negara tuan rumah selama berlangsungnya acara tersebut diperkirakan mencapai USD 10,8 miliar atau Rp.176 triliun.
Tak hanya mendongkrak ekonomi, Olimpiade Paris 2024 juga menciptakan 181.000 lapangan kerja dan bertindak sebagai pendorong untuk meningkatkan aktivitas ekonomi dan lapangan kerja, menurut Komite Penyelenggara Olimpiade dan Paralimpiade Paris 2024.
Jumbo, Olimpiade Paris 2024 Diproyeksi Telan Biaya Rp 132,5 Triliun
Banyak yang telah berubah sejak terakhir kali Paris menjadi tuan rumah Olimpiade 100 tahun lalu. Kota Paris di Prancis menjadi salah satu dari dua kota yang menjadi tuan rumah Olimpiade Musim Panas sebanyak tiga kali.
Prancis pertama kali menjadi tuan rumah olimpiade pada tahun 1900, lalu tahun 1924, dan sekarang tahun 2024.
Mengutip Business Insider, Jumat (19/7/2024) pergelaran Olimpiade di Paris tahun ini diperkirakan menelan biaya senilai USD 8,2 miliar atau Rp.132,5 triliun.
Namun, sejumlah laporan media lain memperkirakan total biaya Olimpiade di Paris mencapai USD 10 miliar atau Rp.161,7 triliun.
Meski begitu, angka tersebut sebenarnya lebih kecil dibandingkan Olimpiade Musim Panas tahun-tahun sebelumnya.
Setelah menyesuaikan angka inflasi, MarketWatch melaporkan pada tahun 2021 bahwa Tokyo 2020 adalah Olimpiade Musim Panas termahal, dengan biaya sekitar USD 20 miliar (Rp.323,5 triliun), diikuti oleh London 2012 sebesar USD 17,1 miliar (Rp.276,6 triliun) dan Rio de Janeiro 2016 sebesar USD 15,6 miliar (Rp.252,3 triliun).
Kemudian, biaya sebesar USD 3,2 miliar (Rp.51,7 triliun) didedikasikan untuk investasi infrastruktur, menurut WalletHub.
Biaya itu termasuk dua stadion baru yang dibangun untuk Olimpiade: Olympics Aquatics Center dan Adidas Arena.
Olympics Aquatics Center menghabiskan biaya pembangunan sebesar USD 204 juta (Rp.3,3 triliun), menurut laporan SwimSwam, dan dapat menampung 6.000 orang. Tempat tersebut akan menjadi tuan rumah penyelaman, renang tersinkronisasi, dan beberapa acara polo air.
Sementara itu, Associated Press melaporkan Adidas Arena menghabiskan biaya pembangunan senilai USD 150 juta (Rp.2,4 triliun) dan dapat menampung hingga 9.000 penonton untuk acara bulu tangkis, senam ritmik, dan angkat besi.
Advertisement
Biaya Pembangunan Venue Upacara Penutupan
Adapun pembangunan Stade de France, yang akan menjadi tuan rumah beberapa kompetisi atletik dan upacara penutupan, bernilai USD 705 juta atau Rp.11,4 triliun.
Pada tahun 2023, surat kabar Prancis Le Monde melaporkan bahwa pemerintah Prancis memperkirakan stadion tersebut bernilai 647 juta euro pada tahun 2021, yaitu sekitar YSD 705 juta saat ini.
Olympics.com melaporkan bahwa stadion terbesar di negara itu, Stade de France, awalnya dibangun untuk Piala Dunia FIFA 1998 dan memiliki kapasitas 80.000 penonton.
Sejak itu, tempat ini menjadi tuan rumah beberapa kejuaraan olahraga besar, seperti Euro 2016 dan Piala Dunia Rugbi 2007 dan 2023, serta konser artis-artis besar seperti Beyoncé dan Céline Dion.
Kini, stadion tersebut dipersiapkan untuk menjadi tuan rumah acara atletik dan pertandingan rugby, serta upacara penutupan pada 11 Agustus.