Liputan6.com, Surabaya - Gubernur Jawa Timur periode 2019-2024 Khofifah Indar Parawansa mengajak warga merawat alam dan menyejahterakan masyarakat lewat sedekah oksigen, salah satunya dengan menanam mangrove sebanyak mungkin.
Khofifah mengatakan sedekah oksigen penting karena tidak hanya mampu mencegah dampak perubahan iklim, tapi juga dapat menyejahterakan masyarakat lewat berbagai produk hilirisasi yang dikembangkan dari tanaman tersebut.
Advertisement
"Sedekah oksigen ini bisa dibilang bahasa yang sangat Khofifah. Kenapa disebut sedekah, karena bila kita menanam tanaman, maka selama tanaman itu terus memproduksi oksigen dan menyerap karbondioksida, itu akan menjadi amal jariyah kita," katanya dalam keterangan di Surabaya, Sabtu (27/7/2024).
Sedekah oksigen ini juga lidaf'il bala. Terutama menolak bala dari perubahan iklim dunia dan pemanasan global.
"Apalagi perubahan iklim dunia ini menjadikan sangat banyak area di belahan bumi manapun itu memang mengalami perubahan yang sangat luar biasa. Pemanasan global sudah menjadi pe-er kemanusiaan di berbagai negara," ujarnya.
Menurut dia, sedekah oksigen melalui gerakan menanam mangrove sudah ia lakukan sejak lama hampir di seluruh pesisir di Jatim.
Selama lima tahun menjabat sebagai gubernur, Khofifah terus menggalakkan gerakan tanam mangrove di berbagai pesisir di Jatim bersama berbagai elemen. Tidak hanya tanam mangrove, tetapi juga memeliharanya, pelepasliaran burung dan menebar benih ikan.
"Pelepasliaran burung ini tentunya sesuai dengan aturan BKSDA terkait jenis burung apa yang sesuai dengan hutan tertentu. Sesungguhnya ketika kita menanam mangrove, tidak hanya sekedar menanam, tapi juga ada pelepasliaran burung sampai dengan tebar benih ikan," katanya.
"Tanggal 26 Juli kemarin adalah hari mangrove dunia. Ini menjadi penting karena mangrove bisa menyerap karbon dioksida sampai lima kali lebih besar. Artinya mangrove juga bisa membantu bagaimana produksi oksigen lima kali lebih banyak," tambahnya.
Festival Mangrove
Lebih lanjut Khofifah mengatakan, selain kegiatan penanaman mangrove, ia juga menginisiasi kegiatan Festival Mangrove, di mana kegiatannya tidak hanya penanaman mangrove tapi juga berbagai aktivitas menyeluruh dari hulu ke hilir.
"Bagaimana upaya menyejahterakan masyarakat lewat hilirisasi berbagai produk mangrove. Ada batik, tepung, sirup, dan berbagai produk makanan dan minuman lainnya. Bahkan beberapa waktu lalu saat pertemuan KTT G20 di Bali, salah satu souvenirnya adalah batik dari pewarna mangrove," katanya.
Ia berharap hilirisasi produk mangrove ini bisa lebih disebarluaskan lagi, sehingga masyarakat mengetahui bila mangrove dibudidayakan secara lebih masif maka nilai tambahnya akan lebih tinggi lagi.
"Membangun komitmen ini dibutuhkan di semua lini supaya kita bisa menjaga kelestarian dari mangrove kita dan seluruh habitat yang ada di lingkungan hutan mangrove terus terjaga," katanya.
Advertisement