Mencari Jejak Alien dan Kehidupan Lain di Luar Bumi lewat International SETI Conference 2024

Konferensi ini rutin dilakukan setiap tahun sebagai pemetaan dari berbagai disiplin keilmuan bahwa sudah dan telah terjadi usaha-usaha saintifik yang nyata untuk menjari jejak-jejak atau tanda-tanda adanya kehidupan lain di luar Planet Bumi.

oleh Tim Global diperbarui 28 Jul 2024, 15:56 WIB
Konferensi ini rutin dilakukan setiap tahun sebagai pemetaan dari berbagai disiplin keilmuan bahwa sudah dan telah terjadi usaha-usaha saintifik yang nyata untuk menjari jejak-jejak atau tanda-tanda adanya kehidupan lain di luar Planet Bumi.

Liputan6.com, Yogyakarta - Indonesia UFO Festival 2024 yang sedang berlangsung diselenggarakan sebulan penuh mulai tanggal 2 sampai 30 Juli 2024 mendatang. Festival kali ini akan diadakan di 7 tempat berbeda, diikuti oleh lebih dari 100 partisipan, dan dikemas dalam 12 acara yang beragam. Festival ini meliputi ranah Astronomi, Sains Antariksa, SETI, UAP, ET, dan Space Art.

Venzha Christ selaku direktur dari ISSS (Indonesia Space Science Society) mengatakan, ke 12 acara yang akan digelar sepanjang bulan Juli, antara lain adalah gelar inovasi teknologi dalam ranah sains antariksa, workshop wayang alien, workshop space farming, pameran space art, kegiatan UFO Camp di Kampung Alien, pertunjukan space sound, Indonesia UFO Day, Peresmian lokasi Kampung UFO, Pengembangan space food pertama di Indonesia, sampai kepada penyelenggaraan SETI Conference #06 2024. SETI adalah kependekan dari Search for Extra-Terrestrial Intelligence.

SETI Conference #06 2024, disenggarakan di Universitas Sanata Dharma, Kampus II, Jalan Affandi, Mrican, Yogyakarta, pada tanggal 19 Juli lalu. Konferensi ini rutin dilakukan setiap tahun sebagai pemetaan dari berbagai disiplin keilmuan bahwa sudah dan telah terjadi usaha-usaha saintifik yang nyata untuk menjari jejak-jejak atau tanda-tanda adanya kehidupan lain di luar Planet Bumi. Gregorius Budi Subanar adalah wakil dari program doktoral Universitas Sanata Dharma untuk memoderasi konferensi ini.

International SETI Conference #06 2024 ini mengundang pembicara dari berbagai negara yang bergerak di bidang seni, sains Antariksa, dan eksplorasi ruang angkasa, seperti Felipe Cervera dari UCLA Amerika, Wataru Okamoto dari Nagoya University / JAXA Jepang, Barry Whittaker dari University of Toledo Amerika, Adriana Knouf dari Avans University Belanda, dan Gunalan Nadarajan dari University of Michigan Amerika. Para akademisi ini sengaja diundang untuk berbagi pengetahuan dan memeparkan hasil penelitian serta riset mereka.

ST Sunardi dari Program Doktoral memaparkan tentang ide SETI yang berasal dari teori Melancholia, sebuah nama lain dari Planet Saturnus (dari film “Melancholia”). Bagaimana “the experience of loss” menjadi sebuah hal yang menarik yaitu tidak hanya berbicara tentang masa lalu tetapi juga tentang masa depan.

Sementara Chris Salim dan Venzha Christ memaparkan tentang proyek Space Food dan Space Farming untuk membuka peluang Indonesia dengan VMARS bisa berperan dan berkontribusi untuk perkembangan dan inovasi teknologi dalam eksplorasi ruang angkasa dunia.

Kegiatan riset dan workshop tentang space farming dan space food ini adalah merupakan turunan dari project VMARS (v.u.f.o.c Mars Analogue Research Station) yang bernama V-SFM dan V-SF. Kegiatan ini mempresentasikan keberlanjutan dari penelitian dan pengembangan space food yang sudah dimulai dari tahun lalu (2023) berkerja sama dengan beberapa Universitas dan Perguruan Tinggi di Indonesia dan juga akan menjadi yang pertama di Indonesia. VMARS adalah merupakan sebuah master plan dan blueprint untuk membangun Analog Mars yang pertama di Asia Tenggara.

Kemudian pada hari yang sama setelah konferensi, dilanjutkan dengan: Pameran space art, dengan tajuk : The Cosmos Project, yang merupakan kerja kolaborasi antara ISSS, EMAP, IFI-LIP, v.u.f.o.c Lab, dan European Union selain akan menampilkan karya dari seniman-seniman baik dari Indonesia maupun internasional, juga komunitas seni yang berkarya dengan tema space science dan space exploration. Kegiatan ini dibuka pada tanggal 19 Juli 2024 dan diselenggarakan di IFI-LIP, (Lembaga Indonesia Prancis), Jalan Sagan no. 3 Yogyakarta sampai tanggal 30 Juli 2024

Venzha Christ menambahkan, peserta terbanyak untuk festival kali ini berasal dari ranah pendidikan, praktisi, dan akademisi yang tergabung dalam berbagai komunitas independen dari seluruh Indonesia. Berbagai komunitas dan institusi non profit juga turut terlibat dalam penyelenggaraan festival kali ini, seperti komunitas street art, wayang alien, komunitas UFO/UAP, seniman space art, komunitas astronomi amatir, dan juga para periset yang akan mempresentasikan karya-karya inovasinya.

Salah satu yang sangat unik dari penyelenggaraan Indonesia UFO Festival 2024 kali ini adalah akan diresmikannya Kampung UFO pertama di Indonesia, yang terletak di daerah Gedongkiwo, Mantrijeron, Yogyakarta, bertepatan dengan peringatan Indonesia UFO Day (Hari UFO Nasional) pada tanggal 21 Juli 2024. Kampung UFO ini adalah sebuah kolaborasi masyarakat dan warga setempat dengan para seniman street art Yogyakarta.

Indonesia UFO Festival ini merupakan proyek kolaborasi antara tiga lembaga non profit, yakni Indonesia Space Science Society (ISSS), Indonesia UFO Network (IUN), dan HONF Foundation.

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya