Ketika Berbohong Menjadi Pilihan dalam Keadaan Darurat, Kata Gus Baha

Gus Baha ungkap kondisi berbohong yang diperbolehkan dalam Islam

oleh Liputan6.com diperbarui 29 Jul 2024, 12:30 WIB
Gus Baha (SS: YT Short @Sudarnopranoto)

Liputan6.com, Jakarta - Berbohong merupakan tindakan yang dilarang dalam Islam karena termasuk perbuatan tercela. Menurut ajaran Islam, berbohong adalah salah satu ciri orang munafik.

Namun, dalam situasi tertentu, berbohong dapat menjadi tidak berdosa, khususnya ketika berhadapan dengan orang fasik dan dalam keadaan darurat.

KH Ahmad Bahaudin Nursalim, yang dikenal dengan sebutan Gus Baha, menjelaskan hal ini dalam sebuah ceramah yang diutip melalui kanal YouTube @ngajiGusBaha.

Dalam video pendek berisi ceramah tersebut, Gus Baha membahas kondisi bohong yang diperbolehkan, di mana seorang Muslim dapat berbohong untuk mencegah terjadinya kejahatan, seperti pembunuhan atau perampokan.

Gus Baha memberikan contoh situasi di mana seseorang ditanya oleh pelaku kejahatan tentang keberadaan target kejahatannya.

Dalam situasi seperti ini, menurut Gus Baha, seorang Muslim diwajibkan untuk berbohong demi mencegah kejahatan terjadi.

 

Simak Video Pilihan Ini:


Ini Bohong yang Dibolehkan

Ilustrasi kebohongan, bohong. (Image by rawpixel.com on Freepik)

Kejujuran dalam kondisi tersebut justru dapat mengakibatkan terjadinya kejahatan, seperti pembunuhan atau pemerkosaan.

"Dalam keadaan di mana seseorang berniat melakukan kejahatan, seperti pemerkosaan atau perampokan, dan kita mengetahui informasi yang bisa mencegah kejahatan tersebut, kita harus berbohong untuk melindungi korban," ujar Gus Baha dalam ceramahnya.

Namun, Gus Baha menegaskan bahwa Islam tidak menghalalkan berbohong secara umum. Kebolehan berbohong dalam konteks ini adalah pengecualian yang bertujuan untuk menghindari dosa yang lebih besar, yaitu membantu orang yang zalim.

Menurutnya, menunjukkan tempat seseorang yang akan dirampok kepada perampok sama saja dengan menolong kezaliman.

"Islam melarang membantu orang yang zalim. Oleh karena itu, memberikan informasi kepada penjahat yang akan merugikan orang lain merupakan perbuatan yang diharamkan," jelas Gus Baha.

Ia menekankan bahwa umat Islam harus memahami konteks di balik tindakan tersebut. Keputusan untuk berbohong dalam situasi ini bukanlah untuk membenarkan perbuatan buruk, melainkan sebagai tindakan preventif untuk mencegah kezaliman dan menjaga keselamatan jiwa seseorang.


Kunci Tetap Kejujuran

Ilustrasi bohong. Foto: sciencenews

Gus Baha juga mengingatkan bahwa meskipun ada kondisi di mana berbohong diperbolehkan, umat Islam tetap harus menjauhi kebohongan dalam kehidupan sehari-hari.

Kejujuran adalah salah satu nilai utama dalam Islam yang harus dijaga oleh setiap Muslim.

"Kejujuran tetap merupakan prinsip utama dalam Islam. Namun, dalam keadaan darurat dan untuk melindungi nyawa seseorang, berbohong bisa menjadi tindakan yang dibenarkan," tambahnya.

Gus Baha mengajak umat Islam untuk selalu mempertimbangkan kemaslahatan dan kerugian dalam setiap tindakan.

Ia menekankan bahwa niat baik dan keikhlasan dalam menjalankan ajaran agama adalah kunci untuk menjalani kehidupan yang benar menurut Islam.

Gus Baha juga mengingatkan bahwa setiap tindakan yang diambil dalam situasi darurat harus tetap didasarkan pada prinsip-prinsip syariat dan tidak boleh dijadikan pembenaran untuk perilaku yang tidak etis.

Dengan demikian, pemahaman yang benar tentang kapan dan dalam kondisi apa berbohong diperbolehkan adalah penting bagi setiap Muslim.

Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya