Azizah Assattari: Membangun Ruang Aman bagi Pengembang Game Wanita dengan Empati dan Inklusi

Azizah Assattari, CEO Lentera Nusantara, menekankan pentingnya empati dan inklusi. Ia berupaya menciptakan ekosistem aman dan mendukung bagi pengembang game wanita.

oleh Yuslianson diperbarui 29 Jul 2024, 09:30 WIB
CEO Lentera Nusantara, Azizah Assattari. (Doc: Google)

Liputan6.com, Jakarta - Industri game seringkali diwarnai dengan berbagai stigma, terutama bagi para pengembang game wanita. Namun, ada banyak perempuan berani melawan stigma tersebut dan terus berkarya.

Salah satunya adalah Azizah Assattari, CEO Lentera Nusantara, seorang pengembang game yang berbagi kisah perjuangannya dalam mengatasi berbagai tantangan di industri ini.

"Empati adalah langkah pertama dan terpenting," kata CEO Lentera Nusantara ini. "Ketika kita melihat perempuan lain mencoba, dorongan dan dukungan kita sangat berarti."

Membangun Ekosistem Inklusif

Azizah juga berbicara tentang pentingnya menciptakan ekosistem inklusif dan aman bagi para pengembang game wanita. Ia percaya, dengan adanya sistem dan infrastruktur digital yang baik, para wanita dapat lebih terlindungi dari berbagai bentuk stigma dan diskriminasi.

"Dengan adanya sistem dan infrastruktur digital, stigma tidak akan terlihat dan tidak akan terdeteksi," katanya Azizah. "Ini adalah kekuatan dari pengembang game indie. Sistem ini akan melindungi kita sampai kita berhasil mencapai apa yang kita inginkan."

Menginspirasi Generasi Muda

Selain berjuang melawan stigma, Azizah juga berusaha untuk menginspirasi generasi muda, terutama para gadis, untuk terjun ke dunia game. Ia ingin menunjukkan bahwa setiap karya memiliki tempatnya sendiri dan penting untuk terus mencoba meskipun menghadapi banyak tantangan.

"Percayalah setiap karya memiliki tempatnya," kata wanita kelahiran Bandung tersebut. "Dan jika kita tidak mencoba, kita tidak akan pernah tahu. Berbekal dukungan dan empati, serta sistem yang tepat, para pengembang game wanita dapat terus berkarya dan mencapai kesuksesan."


4 Studio Game Indonesia Siap Bersinar di Kancah Global Usai Lulus IGA 2024

Empat studio game Indonesia sukses lulus program Google Indie Games Accelerator 2024. (Doc: Google)

Industri game di Indonesia terus menunjukkan perkembangan signifikan, dengan munculnya berbagai game inovatif menawarkan pengalaman unik bagi para pemainnya.

Salah satu program memainkan peran penting dalam mendorong kreativitas dan inovasi ini adalah Indie Games Accelerator (IGA) yang digagas oleh Google.

Lewat program ini, raksasa mesin pencari itu ingin memberikan platform bagi pengembang game independen untuk mengasah keterampilan dan membawa ide-ide baru ke dalam industri.

Tahun ini ada empat studio game indie yang akan lulus dari IGA 2024, dan diwisuda di Bangalore, India. Mereka adalah Algorocks, Dream Studio, Lentera Nusantara, dan Own Games.

Game dengan Narasi Mendalam dan Mekanik Unik

Salah satu aspek menonjol dari program ini adalah kemampuan para pengembang untuk menciptakan game dengan narasi mendalam dan mekanik permainan unik.

Marcus Foon, Global Head, Indie Games Accelerator, menyoroti beberapa contoh game yang dihasilkan oleh para peserta program ini.

"Dadoo dari Algorox memadukan mekanik permainan papan dan kartu, sementara Tuyul Mantul Pinball Adventure dari Lentera Nusantara, menghadirkan narasi berakar pada budaya Indonesia," ujar Marcus.

Kedua game ini tidak hanya menawarkan mekanik permainan inovatif tetapi juga menyajikan cerita menarik dan mendalam, dan memperkaya pengalaman bermain.

 


Mendorong Pengembangan Game yang Berkualitas

Ilustrasi bermain game di ponsel. (Foto: Business of Esports)

Program Indie Games Accelerator juga membantu para pengembang untuk mengatasi tantangan teknis dan meningkatkan kualitas produk mereka.

Para peserta program ini dibimbing untuk memiliki keterampilan teknis kuat, terlihat dari kualitas prototipe dan game mereka hasilkan.

"Para pengembang menunjukkan kemampuan teknis luar biasa dalam menciptakan game berkualitas tinggi dan menarik," tambah Marcus.

Dengan bimbingan yang tepat, para pengembang ini mampu mengatasi berbagai tantangan dalam proses pengembangan game dan menghasilkan produk yang layak bersaing di pasar global.

Program Indie Games Accelerator tidak hanya memberikan kesempatan bagi para pengembang game untuk mengembangkan keterampilan mereka, tetapi juga mendorong mereka untuk berpikir di luar kotak dan membawa perspektif baru ke dalam industri game.

Dengan dukungan dan bimbingan yang tepat, para pengembang ini mampu menciptakan game yang inovatif dan menarik, yang berpotensi untuk membawa industri game Indonesia ke tingkat yang lebih tinggi.


Olympic Esports Games Pertama Digelar di Arab Saudi 2025

Suasana pertandingan eSports. (Doc: ESL)

International Olympic Commitee (IOC) akhirnya mengumumkan peluncuran Olympic Esports Games, menandai langkah penting dalam integrasi esports ke dalam dunia Olimpiade.

Rencananya, Olympic Esports Games ini akan digelar perdana pada tahun 2025 di negara Arab Saudi sebagai tuan rumah.

“Ini benar-benar era baru bagi IOC,” kata Presiden IOC Thomas Bach, sebagaimana dikutip dari CNET, Jumat (26/7/2024).

Ia menambahkan, “komunitas esports yang terwakili dalam Komisi Esports kami sangat antusias terlibat dalam inisiatif ini.”

Meskipun masih ada waktu hingga 2025, IOC belum memutuskan lokasi spesifik dan tanggal pelaksanaan Olympic Esports Games. Selain itu, daftar game yang akan dipertandingkan juga belum ditentukan.

Pangeran Abdulaziz bin Turki Al Faisal, Menteri Olahraga dan Presiden Komite Olimpiade dan Paralimpiade Arab Saudi, menekankan pentingnya inisiatif ini.

Infografis dampak bermain video game berlebihan (Liputan6.com/Abdillah)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya