Liputan6.com, Jakarta - Rencana pembangunan beach club di Sanur oleh salah satu pengembang terus menuai polemik. Pasalnya, rencana itu tak selaras dengan citra Sanur yang dibangun selama bertahun-tahun, yakni sebagai kawasan wisata yang tenang dan jauh dari hingar-bingar.
Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) mengaku telah berkoordinasi dengan tokoh adat setempat terkait rencana tersebut. Terungkap kesan bahwa warga kecolongan atas rencana pembangunan beach club itu.
Advertisement
"Semua tokoh, termasuk tokoh adat Sanur, baru sadar, 'iya, kok bisa?'. Kita terus koordinasikan," ujar Deputi Bidang Pemasaran Kemenparekraf Ni Made Ayu Martini di sela penandatangan kerja sama Co Branding Wonderful Indonesia di Jakarta, Jumat malam, 26 Juli 2024.
Ia mengaku upaya koordinasi tersebut juga melibatkan GIPI Bali, asosiasi yang menaungi sejumlah industri bidang pariwisata. Selain itu, pihaknya berkoordinasi dengan kantor Kemenkomarves yang menaungi Kemenparekraf untuk mempelajari kembali aturan pembangunan beach club di kawasan Sanur.
"Sekarang ini kita sedang meng-identify bahwa jangan sampai seperti Pak Menteri bilang, setiap region atau wilayah kan punya kekhasan. Sanur itu bagaimana? Ya Sanur yang damai, tidak hingar-bingar. Ada zoning, tata ruang," sambung Made.
Meski begitu, pihaknya belum bisa memastikan apakah rencana pembangunan beach club di Sanur akan dihentikan atau tidak. Pihaknya berencana berkoordinasi dengan sejumlah pemangku kepentingan pada Selasa, 30 Juli 2024. "Masih proses, kita menelusuri, melihat lagi peraturannya," kata Made.
Menparekraf Minta Pengusaha Diajak Bicara
Menparekraf Sandiaga Uno meminta agar pengusaha yang akan membangun beach club dilibatkan dalam proses koordinasi. Ia menyebut pengusaha itu pasti sudah berizin sehingga bisa membangun.
"Kita perlu duduk bersama, kita cari solusi bersama juga. Jangan sampai mengganggu ketertiban masyarakat dan sesuai koridor perizinan yang ada," katanya.
Sebelumnya, Sandi meminta pengembang membangun beach club yang konsepnya selaras dengan Sanur sebagai kawasan ekonomi khusus (KEK) wisata kesehatan (health and wellness tourism). Terlebih, lokasi pembangunan berdekatan dengan KEK Sanur.
"Harus bisa mengusung tema yang sama dan bisa jadi tempat healing juga. Dijaga juga dari segi kebisingannya supaya nanti tidak mengganggu sekitarnya," ujar Sandiaga ditemui di sela pemutaran perdana film Uang Panai 2 di Jakarta, Minggu, 21 Juli 2024.
Di sisi lain, Kabid Pemasaran Dinas Pariwisata Bali Ida Ayu Indah Yustikarini menegaskan izin pembangunan beach club dikeluarkan karena sudah melalui pertimbangan bahwa tidak ada aturan dan kebijakan yang dilanggar. "Sudah menjadi kebijakan dan aturan sesuai dengan online single submission domain yang merupakan kewenangan Dinas Penanaman Modal dan PTSP Kota Denpasar," ujarnya dalam Weekly Brief with Sandi Uno secara hybrid, Selasa, 22 Juli 2024.
Advertisement
Materi Promosi Beach Club Hilang
Beach club di Sanur merupakan proyek yang bakal dikerjakan oleh The Icon Bali Mall. Mereka sempat menampilkan deskripsi bukan hanya satu, tapi dua beach club, yang akan dibuka di area Beach Promenade. Namun, deskripsi tersebut sudah menghilang dari laman resmi mereka.
Sementara, Ketua Dewan Pariwisata Bali Ida Bagus Agung Partha Adnyana menekankan bahwa semua pembangunan di Sanur mesti mempertahankan atmosfer yang membuat Sanur terkenal. Ia menerangkan bahwa selama ini, Sanur terbukti bisa menarik wisatawan yang mencari ketenangan, bahkan selama pandemi.
"Sanur telah memiliki segmentasi yang dibangun selama beberapa dekade dan itu tidak pernah berubah," kata Adnyana, dikutip dari The Bali Sun, Selasa, 23 Juli 2024.
Ia menyebut pembukaan Icon Bali Mall telah mengubah atmosfer wisata sekitar Sanur sebagai destinasi pantai yang santai selama lebih dari 30 tahun. Hal itu berisiko mengancam bisnis pengusaha lokal yang sudah dibangun bertahun-tahun. Alih-alih beach club, ia merekomendasikan pembangunan beach lounge yang ukurannya lebih kecil dan lebih tenang.
"Seperti lounge yang lebih mewah. Kita bisa melihat contoh-contoh yang tetap positif dan tidak terlalu hingar-bingar namun tetap menawarkan pengalaman yang sesuai dengan era saat ini," ujarnya.
Sanur Ditetapkan sebagai KEK Wisata Kesehatan
Mengutip kanal Bisnis Liputan6.com, KEK Sanur yang ditetapkan melalui Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2022 ini merupakan inisiatif strategis pemerintah untuk memanfaatkan potensi kawasan Sanur sebagai destinasi pariwisata kesehatan dengan menjadikan Bali sebagai landmark dalam peningkatan dan diversifikasi perekonomian Indonesia. Pemerintah membangun KEK Sanur yang terdiri dari Convention Center seluas 3.750 meter persegi dan Alster Lake Clinic dengan terobosan teknologi kesehatan.
"KEK Sanur yang ditetapkan melalui Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2022 ini merupakan inisiatif strategis pemerintah untuk memanfaatkan potensi kawasan Sanur sebagai destinasi pariwisata kesehatan dengan menjadikan Bali sebagai landmark dalam peningkatan dan diversifikasi perekonomian Indonesia," kata Menteri BUMN Erick Thohir, beberapa waktu lalu.
Di kawasan itu juga dikembangkan Sentra UMKM Sanur di area seluas 973 m2 untuk 49 kios UMKM dan satu balai nelayan. Fasilitas itu akan dilengkapi dengan basement dan panoramic deck dengan sentuhan kearifan lokal Bali. InJourney Hospitality bersama Pemerintah Kota Denpasar melalui Baga Utsaha Padruwen Desa Adat (BUPDA) akan berkolaborasi mengelola Sentra UMKM ini sehingga menjadi rumah bagi para pelaku UMKM.
Advertisement