Liputan6.com, Derna - September 2023 lalu Libya dilanda banjir dahsyat yang juga dipicu jebolnya dua bendungan. Lebih dari 4.000 orang dilaporkan meninggal dunia akibat bencana tersebut.
Laporan BBC yang dikutip Senin (29/7/2024) menyebut, 12 pejabat Libya telah menerima hukuman antara sembilan dan 27 tahun penjara atas peran mereka dalam runtuhnya bendungan dahsyat yang menewaskan lebih dari 4.000 orang September 2023 lalu.
Advertisement
Kala itu, seluruh lingkungan di Kota Derna tersapu, dan upaya evakuasi gagal.
Para pejabat yang dihukum bertanggung jawab untuk mengelola sumber daya air dan memelihara bendungan.
"Mereka didakwa dengan kejahatan termasuk kelalaian, pembunuhan berencana dan pemborosan uang publik," Reuters melaporkan.
Tiga terdakwa juga diperintahkan untuk membayar kembali uang yang diperoleh melalui cara-cara yang tidak sah, kata kantor kejaksaan umum. Sementara empat orang lainnya yang diadili dibebaskan.
Sebuah laporan internasional pada Januari 2024 mengatakan bendungan itu jebol sebagian karena pemeliharaan dan tata kelola yang buruk selama lebih dari satu dekade konflik di Libya.
Seminggu setelah bencana melanda Derna, warga yang marah membakar rumah wali kota saat mereka menuntut jawaban. Seluruh dewan kota dibubarkan.
Pada hari-hari setelah banjir, warga mengatakan kepada BBC Arabic bahwa perintah evakuasi difokuskan pada bagian Derna yang salah, tidak ada ketentuan yang memadai tentang tempat berlindung bagi orang-orang yang dievakuasi, dan beberapa perintah tinggal di rumah dan jam malam saling bertentangan.
Warga setempat juga mengatakan kepada BBC bahwa beberapa orang yang dievakuasi dari tepi laut karena khawatir akan naiknya permukaan air laut dipindahkan ke daerah yang lebih berbahaya yang kemudian dilanda banjir.
Curah Hujan Tinggi Akibat Badai Daniel
Air banjir tersebut dipicu oleh Badai Daniel, yang mengakibatkan lebih dari 400 mm hujan di beberapa bagian pantai timur laut Libya dalam jangka waktu 24 jam. Itu adalah banjir air yang luar biasa untuk wilayah yang biasanya hanya menerima sekitar 1,5 mm hujan sepanjang bulan September, seperti yang dilaporkan BBC Verify saat itu.
Pusat Meteorologi Nasional Libya mengatakan curah hujan tersebut mencapai rekor baru.
Sejak tergulingnya pemimpin lama Moammar Khadafi, Libya telah terbagi oleh perebutan kekuasaan dan saat ini memiliki dua pemerintahan - pemerintahan yang diakui PBB yang berpusat di Tripoli, dan pemerintahan lainnya di timur negara itu yang didukung oleh panglima perang Jenderal Khalifa Haftar.
Advertisement
Banjir Mirip Tsunami hingga Kamar Mayat Penuh
Tim penyelamat di Libya sebelumnya dilaporkan berjuang untuk mengevakuasi jenazah korban yang tersapu ke laut di perairan banjir Libya mirip tsunami.
Derna, kota di Libya yang paling parah terkena dampaknya.
Dua bendungan dan empat jembatan runtuh di Derna, menenggelamkan sebagian besar kota ketika Badai Daniel melanda pada Minggu 10 September 2023.
Sekitar 10.000 orang dilaporkan hilang, kata Bulan Sabit Merah dikutip dari BBC, Selasa (13/9/2023), seraya menegaskan bahwa jumlah korban tewas diperkirakan akan terus meningkat.
Sejumlah bantuan sudah mulai berdatangan, termasuk dari Mesir, namun upaya penyelamatan terhambat oleh situasi politik di Libya, di mana negara tersebut terpecah menjadi dua pemerintahan yang bersaing.
AS, Jerman, Iran, Italia, Qatar, dan Turki termasuk di antara negara-negara yang menyatakan telah mengirimkan atau siap mengirimkan bantuan.
Rekaman video yang direkam setelah gelap pada hari Minggu menunjukkan sungai air banjir mengalir melintasi kota dan mobil-mobil terombang-ambing tak berdaya mengikuti arusnya.
Ada banyak cerita mengerikan tentang orang-orang yang tersapu ke laut, sementara yang lain bergantungan di atap rumah untuk bertahan hidup.
"Saya terkejut dengan apa yang saya lihat, ini seperti tsunami," kata Hisham Chkiouat, dari pemerintah Libya yang berbasis di wilayah timur.
Dia mengatakan kepada BBC Newshour bahwa runtuhnya salah satu bendungan di selatan Derna telah menyeret sebagian besar kota ke laut.
"Lingkungan yang luas telah hancur – ada banyak sekali korban yang jumlahnya terus meningkat setiap jamnya," ucap Chkiouat.
Korban Tewas Diperkirakan Capai 5.300 Orang
Sementara itu, laporan CNN menyebut jumlah korban tewas banjir Libya diperkirakan lebih dari 5.000 orang dan 10.000 orang hilang setelah hujan lebat di timur laut Libya menyebabkan dua bendungan ambruk --sehingga menyebabkan lebih banyak air meluap ke wilayah yang sudah terendam banjir.
Tamer Ramadan, ketua delegasi Federasi Internasional Palang Merah dan Bulan Sabit Merah di Libya, menyampaikan jumlah orang hilang dalam pengarahan kepada wartawan di Jenewa, Swiss, pada hari Selasa. "Korban tewas sangat besar," katanya.
"Setidaknya 5.300 orang diperkirakan tewas," kata kementerian dalam negeri pemerintah timur Libya pada hari Selasa, media pemerintah LANA melaporkan.
Kendati demikian CNN belum dapat memverifikasi secara independen jumlah korban tewas atau hilang.
"Dari mereka yang tewas, setidaknya 145 orang adalah orang Mesir," kata para pejabat di kota timur laut Tobruk, Libya, pada hari Selasa.
Advertisement