Liputan6.com, Jakarta - Polres Metro Depok telah melakukan pemanggilan terhadap sejumlah saksi, terkait selebgram Ella Nanda Sari Boru Hasibuan meninggal usai sedot lemak di klinik kecantikan WSJ. Polisi akan meminta keterangan dokter klinik dan rumah sakit yang melakukan penanganan pada korban.
Advertisement
Kapolres Metro Depok, Kombes Arya Perdana mengatakan, Polres Metro Depok belum melakukan pemanggilan saksi secara resmi. Namun pihaknya telah meminta keterangan dari pihak klinik yang menyatakan korban sempat dibawa ke rumah sakit, pada saat tindakan bermasalah.
“Maka pihak rumah sakit itulah yang kita panggil ke Polres untuk dimintai keterangan,” ujar Arya, Senin (29/7/2024).
Arya menjelaskan, permintaan keterangan pihak rumah sakit untuk mengetahui kondisi korban saat tiba di rumah sakit. Selain itu, polisi meminta keterangan saat hasil tindakan yang dilakukan rumah sakit.
“Hasil pemeriksaan kayak apa itu nanti pihak rumah sakit yang menjelaskan ke kita,” jelas Arya.
Arya mengakui belum menerima hasil rekam medis rumah sakit saat melakukan penanganan korban. Diketahui, saat korban dibawa ke rumah sakit usai pembuluh darah yang pecah, korban dilakukan penanganan di IGD rumah sakit.
“Belum, kan ini mau diperiksa. Iya (dokter yang menangani korban) kan dibawanya ke IGD ya. Kalau dokter dari klinik yang membawa ke sana kan sudah kita tanyain. Sekarang yang menerima di rumah sakit,” ucap Arya.
Polres Metro Depok belum melakukan koordinasi dengan Dinas Kesehatan Kota Depok terkait perizinan klinik kecantikan. Polres Metro Depok masih mendalami penyebab kematian korban usai melakukan sedot lemak.
“Belum, nanti kita sudah mendapat keterangan lebih detail, baru kita minta keterangan pihak perizinan ya. Sejauh ini kalau nanti dari pihak rumah sakit jadi totalnya empat ya,” ungkap Arya.
Tidak Tutup Kemungkinan Tambah Jumlah Saksi
Arya mengaku tidak menutup kemungkinan Polres Metro Depok akan menambah jumlah saksi yang dimintai keterangan. Polres Metro Depok akan mencari penyebab meninggalnya korban, murni pidana atau bukan.
“Intinya kita mencari, apakah ini tindak pidana atau bukan maka keterangan saksi yang kita butuhkan pasti akan kita ambil, baik keluarga, rumah sakit, klinik, bahkan dinas perizinannya akan kita lihat,” kata Arya.
Polres Metro Depok akan melibatkan keterangan dari ahli untuk mengetahui tindakan pada penanganan korban. Polres Metro Depok belum menerima laporan dari keluarga korban, namun Polres Metro Depok telah membuat laporan model A.
“Kalau tindak pidana murni kita akan menindaklanjuti, untuk memberikan efek jera dan mencegah agar tidak ada lagi tindakan seperti ini,” terang Arya.
Sebelumnya, Kuasa Hukum Klinik WSJ, Rikardo Siahaan menuturkan kronologi kejadian. Dia mengatakan, sebelum Ella meninggal, pihaknya mendapatkan reservasi atas nama Ella untuk melakukan sedot lemak. Reservasi dilakukan pada 22 Juli 2024, dan korban datang pada pukul 11.00 WIB dari Medan.
“Almarhumah Ella ini dilakukan pemeriksaan terlebih dahulu, sesuai prosedur dan administrasi,” ujar Rikardo kepada Liputan6.com, Senin (29/7/2024).
Ia menjelaskan, pada pukul 12.30 WIB, korban dilakukan pengambilan tindakan dari tim klinik di Depok. Pada saat tindakan pertama, proses berjalan dengan normal saat melakukan sedot lemak pada lengan sebelah kanan.
“Saat melanjutkan pengambilan sedot lemak kembali, tiba-tiba Ibu Ella pingsan ya, ada kejang lah,” jelas Rikardo.
Advertisement
Pasang Infus pada Korban
Atas kejadian tersebut, tim medis klinik mengambil tindakan dengan berupaya memasang infus pada korban. Namun saat akan pemasangan infus, pembuluh darah pada tubuh korban pecah sehingga dibutuhkan penanganan medis lainnya.
“Pas mau diinfus itu, dicari itu ininya, tiba-tiba pembuluh darahnya pecah. Jadi mau diinfus lagi yang kedua, nggak bisa juga, pecah juga pas kejadian seperti itu,” ucap Rikardo.
Klinik WSJ langsung melarikan korban ke RS Margonda untuk mendapatkan penanganan medis lebih lanjut. Saat di klinik hingga di perjalanan, kondisi korban masih dinyatakan hidup.
“Sampai di rumah sakit pas diperiksa matanya, Ibu Ella nya sudah tidak ada,” terang Rikardo.
Saat disinggung soal pemicu pembuluh darah korban pecah, Rikardo tidak mengetahui secara pasti. Hal itu dapat diungkapkan dari pihak medis untuk mengetahui penyebab pembuluh darah korban pecah.
“Jadi saya kurang paham,” terang Rikardo.