Liputan6.com, Jakarta Judi online menjadi memang berdampak terhadap ke masyarakat, terutama terkait dengan kerugian finansial. Sayangnya, banyak masyarakat yang belum menyadari bahwa judi online menjadi salah satu bentuk penipuan. Itu karena judi online dapat menggiring pemainnya melakukan investasi palsu.
Alih-alih menguntungkan bagi pemainnya, penyelenggara judi online justru meraup keuntungan dari ketidaktahuan masyarakat. Hal itu pun menjadi perhatian Pemerintah. Demikian disampaikan Menteri Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia, Budi Arie Setiadi, dalam audiensi DANA dan Kominfo di Kementerian Komunikasi dan Informatika pada Kamis (25/7).
Advertisement
"Judi online adalah penipuan (scam). Praktik perjudian online telah mengakibatkan kerentanan masyarakat terhadap penipuan, serta menjatuhkan banyak korban dari seluruh ekosistem ekonomi digital. Selain masyarakat, industri tekfin ikut merasakan dampaknya. Di tengah derasnya adopsi masyarakat akan layanan keuangan digital, perjudian online hadir sebagai ancaman yang memperkeruh upaya peningkatan literasi keuangan masyarakat Indonesia. Oleh sebab itu, diperlukan upaya bersama dengan berbagai pelaku ekosistem digital dan Pemerintah untuk mengatasi, memberantas, dan merumuskan regulasi," ujar Budi.
Bersama dengan CEO & Co-Founder DANA Indonesia, Vince Iswara dan Budi Arie, pertemuan ini juga melibatkan Hokky Situngkir selaku Direktur Jenderal Aplikasi dan Informatika beserta Staf Khusus Menteri Kominfo, Sugiharto. Pertemuan tersebut merupakan wujud nyata DANA, yang secara aktif terlibat dalam diskusi bersama dengan Pemerintah, regulator, dan para pelaku industri lainnya, untuk berbagi pandangan pola modus operandi judi online dan langkah-langkah mitigasi berikutnya.
DANA mendukung penuh upaya Kominfo untuk terus meningkatkan kewaspadaan masyarakat terhadap penipuan berbentuk judi online. Oleh sebab itu, kesadaran akan penipuan judi online perlu semakin ditingkatkan. Salah satu caranya yaitu dengan mengetahui bermacam-macam tipe konten penipuan judi online berikut ini:
1. Tawaran Untung Besar dan Mudah di Situs Judi Online
Praktik perjudian online kerap dilakukan dengan menggunakan situs dan menampilkan tawaran bombastis berupa penawaran keuntungan dalam nominal yang besar, dengan upaya yang relatif minimum. Dalam menumbuhkan kepercayaan masyarakat, mereka bahkan kerap menggunakan teknik manipulatif dengan menampilkan kisah sukses pemain lainnya dalam berbagai platform.
Perjudian online juga dengan sengaja mencatut beragam logo penyelenggara jasa pembayaran dalam platformnya, untuk meyakinkan masyarakat akan kemudahan pencairan keuntungan. Padahal, Penyelenggara Jasa Pembayaran Non-Bank seperti DANA, tidak terafiliasi dengan perjudian online. Hal ini ikut mengakibatkan tercemarnya kepercayaan masyarakat akan industri tekfin yang tengah berkembang.
2. Judi Online Berkedok Game Online yang Tersedia di Toko Aplikasi Resmi
Ciri kedua, perjudian online juga bisa ditemukan dalam bentuk aplikasi-aplikasi permainan yang biasanya bisa didapatkan dengan mudah di toko aplikasi resmi ponsel pintar. Masyarakat harus bisa waspada, sebab tampilan yang dimunculkan dibuat semirip mungkin dengan game online biasanya. Aplikasi permainan juga tidak memiliki lisensi resmi seperti halnya game online lain, serta cenderung tidak cocok dimainkan oleh semua umur. Dalam aplikasi judi online berkedok permainan, fitur judi online akan dibuat terselubung dengan menawarkan hadiah yang menggiurkan.
3. Iklan Judi Online
Penipuan judi online juga sering kali menggunakan iklan di media sosial untuk menarik perhatian masyarakat. Nah yang mengkhawatirkan, iklan judi online biasanya memperlihatkan gambar dan informasi tidak benar, bahkan tidak jarang mencatut logo penyelenggara jasa pembayaran dalam materi promosinya.
Contoh iklannya bisa berupa tangkapan layar berupa notifikasi transfer pembayaran, untuk menunjukkan seolah-olah investasi melalui judi online telah berhasil. Padahal, penipuan judi online sering kali menggunakan berbagai alasan untuk menunda atau menolak permintaan penarikan, untuk mencegah pemain menarik kembali uang mereka. Alhasil, pemain justru akan mengalami kerugian atas investasi bodong yang dilakukan.
Mengenai hal tersebut, Vince Iswara, CEO & Co-Founder DANA Indonesia angkat bicara. Dia mengatakan bahwa DANA sebagai penyedia sistem pembayaran, menyediakan infrastruktur untuk mempermudah transaksi keuangan pengguna.
"Kami berkomitmen untuk mencegah penyalahgunaan transaksi dan akan menindak tegas setiap pelanggaran yang terjadi, sesuai ketentuan yang berlaku. Selain itu, kami pun akan terus mendukung upaya pemberantasan perjudian online dan menjadi mitra swasta bagi Kominfo untuk menjaga higienitas ekosistem digital nasional. Seluruh operasional DANA senantiasa patuh pada peraturan perundangan dalam menjalankan operasionalnya dan menerapkan prinsip tata kelola yang baik. DANA akan terus mendukung penuh upaya Pemerintah dan otoritas dalam memberantas judi online, serta akan selalu aktif dalam pelaporannya," kata Vince.
Selain itu, DANA juga mengikutsertakan masyarakat agar selalu waspada, melalui fitur-fitur yang dikembangkan. Masyarakat kini bisa melaporkan nomor, akun, hingga tautan mencurigakan yang mengatasnamakan DANA, langsung melalui aplikasi.
Cek segera dalam laman 'DANA Protection' dan pilih 'Scam Checker' untuk mencari tahu keabsahan data dan melindungi diri dari berbagai bentuk penipuan. Segera Monitor, Konfirmasi, dan Lapor modus-modus kejahatan siber, termasuk penipuan judi online. Baca selengkapnya di sini: https://www.dana.id/corporate/newsroom/blog.
(*)