Liputan6.com, Jakarta - Harga Bitcoin dan kripto teratas lainnya terpantau alami pergerakan yang beragam pada Selasa (30/7/2024). Mayoritas kripto jajaran teratas terpantau masih berada di zona merah.
Berdasarkan data dari Coinmarketcap, kripto dengan kapitalisasi pasar terbesar, Bitcoin (BTC) kembali melemah. Bitcoin turun tipis 1,24 persen dalam 24 jam dan 0,64 persen sepekan.
Advertisement
Saat ini, harga Bitcoin berada di level USD 67.254 atau setara Rp 1,09 miliar (asumsi kurs Rp 16.297 per dolar AS).
Ethereum (ETH) masih menguat. ETH naik 2,53 persen sehari terakhir, tetapi masih melemah 3,15 persen sepekan. Dengan begitu, saat ini ETH berada di level Rp 54,4 juta per koin.
Kripto selanjutnya, Binance coin (BNB) masih melemah. Dalam 24 jam terakhir BNB turun 0,74 persen dan 2,29 persen sepekan. Hal itu membuat BNB dibanderol dengan harga Rp 9,42 juta per koin.
Kemudian Cardano (ADA) kembali berada di zona hijau. ADA naik tipis 0,02 persen dalam 24 jam terakhir, tetapi masih melemah 4,97 persen sepekan. Dengan begitu, ADA berada pada level Rp 6.624 per koin.
Adapun Solana (SOL) kembali menguat. SOL naik 0,36 persen dalam sehari dan 3,10 persen sepekan. Saat ini, harga SOL berada di level Rp 3 juta per koin.
XRP terpantau kembali berada di zona hijau. XRP menguat 0,49 persen dalam 24 jam, tetapi masih melemah 0,88 persen sepekan. Dengan begitu, XRP kini dibanderol seharga Rp 9.835 per koin.
Koin Meme Dogecoin (DOGE) masih melemah. Dalam satu hari terakhir DOGE turun 0,16 persen dan 7,02 persen sepekan. Ini membuat DOGE diperdagangkan di level Rp 2.100 per token.
Stablecoin Tether (USDT) dan USD coin (USDC), pada hari ini sama-sama menguat 0,01 persen. Hal tersebut membuat harga keduanya masih bertahan di level USD 1,00
Sedangkan Binance USD (BUSD) menguat 0,01 persen dalam 24 jam terakhir, membuat harganya masih berada di level USD 1,00.
Adapun untuk keseluruhan kapitalisasi pasar kripto hari ini berada di level USD 2,41 triliun atau setara Rp 39.276 triliun, melemah sekitar 0,30 persen dalam sehari terakhir.
Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.
Universitas Wyoming Luncurkan Institut Riset Bitcoin
Sebelumnya, Universitas Wyoming Amerika Serikat (AS) akan meluncurkan Institut Riset Bitcoin (Bitcoin Research Institute) pada Agustus. Adanya Pusat Riset Bitcoin ini untuk menyediakan studi dan ulasan yang berkualitas tinggi tentang Bitcoin.
Aktivis Bitcoin dan Professor Universitas Wyoming Bradley Rettler mengumumkan lembaga baru tersebut pada X pada 28 Juli. Ia akan menjabat sebagai direktur lembaga tersebut.
Rettler menggambarkan keadaan terkini penelitian Bitcoin masih sangat buruk dan menekankan bahwa industri tersebut membutuhkan lebih banyak publikasi dan ulasan yang berkualitas tinggi.
Hal ini untuk memastikan masyarakat mendapatkan informasi yang benar tentang apa itu Bitcoin dan cara kerjanya.
Ia menyoroti sebuah studi di 2018 yang dipimpin oleh Profesor Camilo Mora dari University of Hawaii yang mengklaim bahwa emisi Bitcoin saja dapat meningkatkan pemanasan global hingga 3,6° Fahrenheit (2 Derajat Celsius) pada tahun 2048.
"Mereka gagal memperhitungkan penyesuaian tingkat kesulitan dan tidak tahu ada batasan ukuran blok," jelas Rettler dikutip dari cointelegraph, Selasa (30/7/2024).
"Kesalahan-kesalahan ini masuk ke dalam jurnalisme dan kebijakan. Bitcoin memiliki banyak segi dalam teori, dan bahkan lebih lagi dalam praktik. Jurnalis tidak bisa menjadi ahli, jadi mereka bergantung pada akademisi. Terlalu banyak akademisi yang mengecewakan mereka." tambah dia.
Salah satu profesor di lembaga tersebut adalah Andrew M. Bailey, penulis utama "Resistance Money: A Philosophical Case for Bitcoin." Rettler juga disebut sebagai penulis buku tersebut.
Bitcoin Research Institute akan resmi dibuka pada bulan Agustus saat semester Musim Gugur untuk tahun 2024-2025 dimulai.
Advertisement