Militer Israel Selidiki Dugaan Penyiksaan Serius terhadap Tahanan Palestina, 9 Tentara Diinterogasi

Interogasi terhadap pasukan Israel memicu reaksi keras dari kelompok sayap kanan.

oleh Khairisa Ferida diperbarui 30 Jul 2024, 09:10 WIB
Pasukan darat Israel memasuki Gaza pada akhir Oktober dan dengan cepat mengepung Kota Gaza, pemukiman utama di utara. (AP Photo/Victor R. Caivano)

Liputan6.com, Tel Aviv - Penyidik ​​Polisi Militer menggerebek fasilitas penahanan di Israel selatan pada hari Senin (29/7/2024) untuk menangkap tentara yang diduga melakukan penyiksaan serius terhadap seorang tahanan Palestina. Peristiwa ini menyebabkan kemarahan di kalangan politikus sayap kanan.

Perdebatan sengit pun dilaporkan terjadi antara tentara dan penyidik ​​Polisi Militer di pangkalan militer Sde Teiman.

"Petugas Polisi Militer berusaha menahan 10 tentara yang mengawal penangkapan tahanan dari Jalur Gaza, sebagai bagian dari penyelidikan atas insiden dugaan penyiksaan serius terhadap seorang tahanan," kata Pasukan Pertahanan Israel (IDF), seperti dilansir Times of Israel, Selasa (30/7).

"Sembilan tersangka dibawa untuk diinterogasi oleh Polisi Militer setelah pertengkaran di pangkalan itu."

Adapun tersangka ke-10 tidak langsung ditahan.

IDF menyebutkan bahwa penyelidikan Polisi Militer terhadap dugaan pelecehan serius dibuka atas perintah Advokat Jenderal Militer Mayjen Yifat Tomer-Yerushalmi.

Penyelidikan diluncurkan setelah seorang tahanan Palestina dibawa dari pangkalan tersebut ke rumah sakit dengan tanda-tanda pelecehan serius.

Meskipun tidak memiliki wewenang atas militer, Menteri Keamanan Nasional Itamar Ben Gvir dan anggota lain dari partai sayap kanannya, Otzma Yehudit, mengumumkan mereka memprotes penahanan para prajurit.

"Tontonan petugas Polisi Militer yang datang untuk menangkap pahlawan terbaik kita di Sde Teiman sungguh memalukan," kata Ben Gvir, yang kementeriannya mengendalikan Kepolisian Israel dan Layanan Penjara Israel (IPS).


Protes Sayap Kanan

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu (tengah) berjalan bersama pasukan Israel saat melakukan kunjungan mendadak ke Rafah di Jalur Gaza selatan, Kamis (18/7/2024). (Avi Ohayon/Israel Prime Minister's Office via AP)

Menteri Keuangan Bezalel Smotrich mengecam penangkapan para prajurit tersebut, dengan mengatakan dalam sebuah pesan video, "Prajurit IDF pantas dihormati” dan tidak boleh diperlakukan sebagai penjahat."

Smotrich pun meminta Tomer-Yerushalmi untuk, "Jauhkan tanganmu dari para pejuang heroik kami."

Ketua Komite Urusan Luar Negeri dan Pertahanan Knesset Yuli Edelstein mengumumkan bahwa dia akan mengadakan sidang darurat pada hari Selasa untuk membahas situasi tersebut.

"Situasi di mana polisi militer bertopeng menyerbu pangkalan IDF tidak dapat saya terima dan saya tidak akan membiarkannya terjadi lagi. Prajurit kami bukanlah penjahat dan pengejaran yang hina terhadap prajurit kami ini tidak dapat saya terima," ujar Edelstein.

Tahanan Palestina yang diduga menjadi korban penyiksaan tersebut ditangkap oleh IDF di Jalur Gaza beberapa minggu lalu.

Menurut laporan Radio Angkatan Darat, penyiksaan itu sendiri terjadi sekitar tiga minggu lalu di Sde Teiman dan tahanan ditemukan di pangkalan militer dalam kondisi kritis dan dibawa ke rumah sakit untuk perawatan dan operasi. Kini, kondisinya sudah tidak mengancam jiwa lagi.

Sebuah petisi ke Mahkamah Agung oleh Asosiasi Hak Sipil di Israel (ACRI) telah mendesak agar Mahkamah Agung memerintahkan negara untuk menutup Sde Teiman setelah muncul laporan penyiksaan di fasilitas itu dalam beberapa bulan terakhir.

Laporan tersebut menuduh adanya penyiksaan yang meluas terhadap tahanan, termasuk penggunaan pengekangan fisik yang ekstrem, pemukulan, pengabaian masalah medis, hukuman sewenang-wenang, dan banyak lagi.


Penutupan Sde Teiman

Ini merupakan kedua kalinya Netanyahu menemui pasukan tempurnya di zona tempur sejak perang pecah 9 bulan. (Avi Ohayon/Israel Prime Minister's Office via AP)

Awal bulan ini, Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mengatakan kepada Mahkamah Agung bahwa Sde Teiman seharusnya hanya digunakan untuk penahanan jangka pendek dan pemeriksaan tahanan keamanan Palestina yang ditangkap di Gaza, sebuah sikap yang sangat ditentang oleh Ben Gvir.

Para tahanan umumnya ditahan di fasilitas penahanan di pangkalan IDF Sde Teiman, Anatot, dan Ofer, sebelum diserahkan ke IPS. Secara hukum, para tahanan diizinkan untuk ditahan selama 45 hari sebelum diputusukan apakah mereka harus dibebaskan atau dipindahkan ke IPS.

Sepanjang perang Israel Vs Hamas, Sde Teiman telah digunakan untuk menahan lebih dari 1.000 tahanan dari Jalur Gaza yang dituduh melakukan aktivitas teroris.

IDF mengumumkan pada bulan Mei bahwa mereka sedang menyelidiki laporan tentang penyiksaan dan penyiksaan terhadap para tahanan yang ditahan di Sde Teiman setelah beberapa laporan menyebutkan bahwa para tahanan tersebut dianiaya dengan kejam.

Tomer-Yerushalmi menuturkan bahwa hingga akhir Mei, Polisi Militer telah membuka 70 penyelidikan yang mereka tangani dengan sangat serius.

Menyusul tuduhan penyiksaan dan penyiksaan serta petisi ACRI ke Mahkamah Agung, menurut Times of Israel, pemerintah mengumumkan bahwa IDF akan menghentikan penggunaan Sde Teiman dan pemindahan tahanan segera dimulai.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya