Whipple Surgery Jadi Opsi Penanganan Kanker Pankreas, Ketahui Prosedur dan Proses Pemulihannya

Whipple surgery biasanya menjadi pilihan ketika tumor yang dialami pasien kanker pankreas belum menyebar ke organ lain di sekitar pankreas.

oleh Ade Nasihudin Al Ansori diperbarui 30 Jul 2024, 20:00 WIB
Whipple Surgery Jadi Opsi Penanganan Kanker Pankreas, Simak Pengertian, Tatalaksana, hingga Proses Pemulihannya. Foto: rawpixel.com on Freepik.

Liputan6.com, Jakarta - Whipple surgery adalah prosedur bedah dengan tujuan mengangkat tumor yang berlokasi di kepala pankreas.

Prosedur ini juga dapat dilakukan untuk mengatasi kondisi lain yang melibatkan kepala pankreas, seperti kista pankreas, tumor neuroendokrin, atau tumor di daerah saluran empedu.

Menurut dokter spesialis bedah digestif dari RS MRCCC Siloam Semanggi, Wifanto Saditya Jeo, whipple surgery biasanya menjadi pilihan ketika tumor belum menyebar ke organ lain di sekitar pankreas.

“Dalam prosedur ini, dokter spesialis bedah akan mengangkat bagian dari pankreas, bagian pertama usus kecil (duodenum), sebagian saluran empedu, dan kantong empedu. Pada beberapa kasus, sebagian dari lambung atau tubuh pankreas juga dapat diangkat,” kata Wifanto dalam keterangan pers dikutip Selasa, 30 Juli 2024.

Bagaimana Tatalaksana Whipple Surgery?

Prosedur Whipple merupakan operasi bedah yang kompleks dan memerlukan tim bedah terampil serta fasilitas medis yang memadai. Rata-rata untuk operasi ini, memerlukan waktu 6-8 jam. Wifanto pun menjelaskan langkah-langkah utama dalam proses whipple surgery, yakni:

Persiapan Pra-Operasi

Sebelum operasi dimulai, pasien akan menjalani serangkaian tes diagnostik dan pemeriksaan fisik untuk mengevaluasi kesehatan mereka secara keseluruhan. Hal ini mencakup tes darah, pencitraan seperti CT scan atau MRI, serta konsultasi dengan spesialis bedah dan anestesi.

Pasien juga akan diberikan instruksi tentang persiapan pra-operasi, seperti puasa makan dan minum sebelum operasi Whipple.


Langkah Whipple Surgery Berikutnya

Anestesi

Sebelum prosedur dimulai, pasien akan diberikan anestesi umum untuk memastikan mereka tertidur selama operasi. Anestesi akan diberikan oleh dokter spesialis anestesi yang terlatih dan akan memantau kondisi pasien.

Akses ke Pankreas

Setelahnya tim bedah akan membuat sayatan kecil (laparoskopi) pada perut untuk mengakses organ-organ yang terlibat dalam prosedur. Sayatan ini biasanya dibuat di bagian tengah atau kanan atas perut. 

Evaluasi dan Pengangkatan Organ

Setelah ada akses terhadap organ-organ yang terlibat, tim bedah akan melakukan pemeriksaan menyeluruh untuk mengevaluasi sejauh mana tumor telah menyebar. Dan apakah organ-organ tersebut harus diangkat.

Organ-organ terlibat yang dimaksud adalah pankreas, duodenum (bagian pertama usus kecil), saluran empedu, dan kantong empedu. Bagian kepala pankreas biasanya menjadi target utama dalam prosedur ini.

Pengangkatan dan Rekonstruksi

Jika tumor terlokalisasi di kepala pankreas, dokter spesialis bedah akan mengangkat bagian tersebut, bersama dengan sebagian dari duodenum, saluran empedu, dan kantong empedu.

Pada beberapa kasus, sebagian dari lambung atau tubuh pankreas juga dapat diangkat. Setelah pengangkatan organ-organ yang terkena, langkah selanjutnya adalah melakukan rekonstruksi atau penyambungan kembali organ-organ yang tersisa.

Ini melibatkan proses menyambungkan usus, saluran empedu, dan pankreas dengan hati-hati untuk memastikan kelancaran aliran makanan dan cairan pencernaan.

Penutupan Sayatan

Setelah prosedur selesai, sayatan pada perut akan ditutup dengan jahitan atau perekat medis. Perawatan luka yang tepat sangat penting untuk memastikan penyembuhan yang optimal dan mencegah infeksi.


Apa Saja Risiko dan Komplikasi Whipple Surgery?

Dokter spesialis bedah digestif dari RS MRCCC Siloam Semanggi, Wifanto Saditya Jeo soal kanker pankreas. Foto: Siloam Hospitals.

Seperti tindakan bedah lainnya, whipple surgery juga tidak terlepas dari risiko dan komplikasi.

Risiko yang mungkin timbul setelah operasi termasuk:

  • Perdarahan
  • Infeksi
  • Gangguan pencernaan
  • Diabetes
  • Kebocoran pada sambungan usus atau saluran empedu
  • Penurunan berat badan yang signifikan.

Ini menjadi alasan mengapa pasien kanker pankreas yang telah menjalani operasi tetap akan dipantau secara khusus dan berkala. Tujuannya, memastikan tidak adanya risiko dan komplikasi yang diakibatkan pasca-operasi dilakukan.

”Dengan adanya risiko-risiko dan komplikasi pasca-operasi, penting bagi pasien untuk betul-betul memilih rumah sakit terbaik dalam penanganannya, baik secara tim medis ataupun sarana pendukung,” ujar Wifanto.


Bagaimana Proses Pemulihan Pasca Whipple Surgery?

Setelah menjalani whipple surgery, proses pemulihan pasca-operasi bisa menjadi tantangan bagi pasien.

Biasanya, pasien akan menjalani rawat inap di rumah sakit selama beberapa hari hingga beberapa minggu, tergantung pada kondisi individu dan kompleksitas operasi.

Selama masa pemulihan ini, pasien bisa saja memerlukan obat pereda nyeri, diet khusus yang mudah dicerna, serta pemantauan ketat dari tim medis.

Selain itu, perawatan luka juga sangat penting untuk mencegah infeksi dan memastikan penyembuhan yang optimal. Pasien perlu mematuhi instruksi dokter dan mengikuti program rehabilitasi yang direkomendasikan untuk memulihkan kekuatan dan kesehatan secara bertahap.

Whipple surgery merupakan langkah penting dalam penanganan kanker pankreas yang terlokalisasi. Meskipun merupakan prosedur yang kompleks dan berisiko tinggi, tapi dapat memberikan harapan bagi pasien untuk meningkatkan tingkat kelangsungan hidup mereka.

Penting bagi pasien untuk memahami risiko dan komplikasi yang terkait dengan prosedur ini, serta mempersiapkan diri secara fisik dan mental untuk proses pemulihan yang mungkin berlangsung lama.

“Dengan dukungan yang tepat dari tim medis dan keluarga, pasien dapat menghadapi proses ini dengan lebih baik dan memperoleh hasil yang optimal,” pungkas Wifanto.

(Liputan6.com / Abdillah)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya