Liputan6.com, Paris - Jangan asal percaya ucapan orang, pun demikian dengan hanya mengandalkan rumor yang beredar seperti pada kasus berikut ini.
Ibu negara Prancis Brigitte Macron yang jadi korban. Ia dituding sebagai transgender oleh dua orang wanita yang akhirnya diadili pada Rabu 19 Juni 2024.
Advertisement
Kedua orang itu menyebarkan klaim palsu bahwa ibu negara Prancis Brigitte Macron adalah transgender, yang memicu rumor daring oleh para ahli teori konspirasi dan sayap kanan.
Pada tahun 2022, Brigitte Macron akhirnya mengajukan pengaduan pencemaran nama baik terhadap dua wanita yang mengunggah video YouTube pada Desember 2021 yang menuduhnya pernah menjadi seorang pria bernama "Jean-Michel". Klaim tersebut menjadi viral hanya dalam beberapa minggu sebelum pemilihan presiden 2022.
Sidang atas tuduhan pencemaran nama baik itu berlangsung di tengah kampanye gencar untuk pemilihan parlemen dadakan yang diserukan oleh Presiden Emmanuel Macron, setelah kubu sayap kanan mengalahkan partainya dalam pemilihan parlemen Uni Eropa.
Amandine Roy, seorang cenayang spiritual, hadir di pengadilan di Paris pada hari Rabu (19/6) untuk menjawab pertanyaan tentang wawancara yang dilakukannya dengan Natacha Rey, seorang jurnalis independen yang tidak hadir dengan alasan sakit.
Roy yang berusia 49 tahun, telah mewawancarai Rey selama empat jam di saluran YouTube-nya, tempat jurnalis itu berbicara tentang "kebohongan negara" dan "scam atau penipuan" yang diklaimnya telah diungkapnya.
Rey "sangat ingin membagikan karyanya", kata Roy, yang hanya "menyetujui permintaannya".
Mengenai kredibilitas klaim tersebut, Roy bersikeras bahwa Rey "telah menghabiskan waktu tiga tahun untuk meneliti, bukan berarti dia melakukannya begitu saja". "Penyesalan saya adalah hal ini tidak ditangani dan diselidiki oleh media mainstream (arus utama)," kata Roy, yang mengatakan bahwa dia tidak dapat "menyembunyikan" subjek yang "serius" seperti itu.
Baik presiden yang berusia 46 tahun maupun ibu negara yang berusia 71 tahun tidak hadir di pengadilan.
Adapun keputusan atas kasus tersebut akan diambil pada tanggal 12 September.
Sosok Brigitte Trogneux Tidak Pernah Ada?
Pesan-pesan yang bertebaran di media sosial mengklaim bahwa ibu negara, yang sebelumnya bernama Brigitte Trogneux, tidak pernah. Saudara laki-lakinya, Jean-Michel, dituding mengubah jenis kelamin dan menggunakan identitas tersebut.
Klaim palsu tersebut juga menyebabkan tuduhan yang lebih serius tentang pelecehan anak yang diajukan terhadap ibu negara Prancis.
"Prasangka itu sangat besar, menyebar ke mana-mana," kata pengacara Brigitte Macron, Jean Ennochi.
Jean Ennochi menuntut kompensasi sebesar 10.000 euro sekitar Rp 176 juta untuk Brigitte Macron dan saudara laki-lakinya.
Disinformasi tersebut bahkan menyebar ke Amerika Serikat, tempat Brigitte Macron diserang dalam video YouTube yang kini telah dihapus menjelang pemilihan umum pada November mendatang.
Brigitte Macron termasuk dalam kelompok perempuan berpengaruh – termasuk mantan ibu negara AS Michelle Obama dan mantan perdana menteri Selandia Baru Jacinda Ardern – yang menjadi korban tren disinformasi yang berkembang tentang gender atau seksualitas mereka untuk mengejek atau mempermalukan mereka.
Advertisement
Asal Mula Rumor Ibu Negara Prancis Brigitte Macron Dituduh Seorang Transgender
Sejatinya sudah bertahun-tahun lamanya rumor Ibu Negara Prancis, Brigitte Macron, terlahir sebagai laki-laki beredar luas. Kabar angin itu bermula pada April 2021, setahun sebelum pemilihan presiden Prancis 2022 di mana presiden petahana Emmanuel Macron kembali mencalonkan diri untuk masa jabatan kedua.
Melansir Snopes, Selasa (19/3/2024), desas-desus yang dimaksud pertama kali muncul di publikasi sayap kanan Prancis bernama Faits & Documents yang dimaksudkan sebagai buletin "rahasia." Aksesnya mengharuskan pembaca berlangganan dan didistribusikan hanya melalui media cetak.
Dikenal karena antisemitisme dan teori konspirasinya, penulisnya adalah seorang pria bernama Xavier Poussard. Bulan itu, publikasi tersebut mempekerjakan Natacha Rey sebagai penulis kontributor untuk sebuah cerita yang mengklaim Brigitte dilahirkan sebagai seorang pria bernama Jean-Michel Trogneux.
Cerita yang sama menyatakan bahwa sebelum transisinya, Brigitte memiliki tiga anak dengan seorang perempuan bernama Catherine Auzière. Menurut penulisnya, mantan suami Brigitte, Andre-Louis Auzière, tidak pernah ada.
Faits & Documents menguraikan cerita ini dalam enam edisi buletinnya, yang diterbitkan pada musim gugur 2021, beberapa bulan sebelum pemilu Prancis. Tuduhan tersebut membangun dan menghidupkan kembali rumor yang dimulai pada 2016, selama kampanye presiden pertama Macron, yang mengklaim bahwa ia adalah seorang gay.
Namun, kisah bahwa Brigitte Macron adalah seorang transgender baru jadi viral pada 10 Desember 2021. Pada hari itu, Natacha Rey diundang wawancara langsung YouTuber yang memproklamirkan diri sebagai paranormal, Amandine Roy, yang bernama asli Delphine Jegousse.
Dalam video siaran langsung berdurasi empat jam tersebut, Rey dan Jegousse membahas rumor seputar pasangan Macron dan detailnya. Meski percakapan itu ditonton lebih dari 450 ribu pengguna, percakapan tersebut akhirnya dihapus, dan Emmanuel Macron terpilih kembali melawan pesaing utamanya, kandidat sayap kanan Marine Le Pen.
Gugatan Hukum
Adapuin rumor ini kembali menyeruak pada 11 Maret 2024, karena komentator politik konservatif Candace Owens menyampaikan tuduhan tersebut pada audiens baru di Amerika Serikat (AS). Owens mengulangi rumor tersebut dengan sangat rinci di podcast-nya, mengutip Pressibus, sebuah situs Prancis yang sebelumnya menjual hipotesis tidak berdasar tentang pandemi COVID-19, sebagai sumbernya.
Brigitte Macron sebenarnya pernah menjelaskan silsilah keluarganya. "Pada titik tertentu, saya menyadari bahwa mereka merusak silsilah saya," Brigitte menyatakan pada sebuah stasiun radio Prancis pada Januari 2022. "Mereka mengubah silsilah keluarga saya ... Mereka mengacaukan silsilah orangtua saya."
Bertentangan dengan rumor tersebut, Brigitte dan Jean-Michel Trogneux adalah saudara kandung. Mereka adalah dua dari enam bersaudara. Keluarga tersebut termasuk Annie, Maryvonne (yang meninggal pada 1960) dan Monique, serta saudara laki-laki Jean-Claude (yang meninggal pada 2018).
Mantan suami Brigitte Macron bernama Louis-Andre Auziere. Keduanya bercerai pada 2006 setelah 30 tahun menikah, dan ia meninggal pada 24 Desember 2019 di usia 68 tahun. Bersama-sama, mereka memiliki tiga anak: Tiphaine, Sebastien, dan Laurence.
Catherine Auziere, yang diduga ibu dari anak-anak Brigitte Macron, juga ada dan tinggal di Normandia. Bertentangan dengan tuduhan tersebut, ia tidak pernah memiliki anak. Ia menikah dengan Jean-Louis Auziere, paman dari mendiang mantan suami Brigitte Macron.
Pertemuan Brigitte dan Emmanuel juga telah diberitakan secara luas. Itu terjadi pada 1993, ketika ia adalah seorang guru drama dan Emmanuel adalah murid sekolah menengah pertama yang berusia 16 tahun. Keduanya jadi sangat dekat dan Emmanuel bersumpah pada usia 17 tahun bahwa ia akan menikahi Brigitte, yang dilakukan pada 2007.
AFP melaporkan pada awal 2022 bahwa Macron, saudara laki-lakinya, dan ketiga anaknya menggugat Rey dan Jegousse karena melanggar privasi dan pelanggaran hak kepribadian, yang melindungi hak seseorang untuk mengontrol penggunaan identitas, suara, rupa, nama, dan pengenal lain.
Gugatan ini dibatalkan pada 2023 dengan alasan bahwa pengaduan tersebut seharusnya ditujukan untuk pencemaran nama baik publik. Secara paralel, Brigitte Macron dan saudara laki-lakinya juga mengajukan tuntutan atas pencemaran nama baik di depan umum. Proses pidana ini masih berlangsung.
Prosedur pidana lain di Normandia, yang diluncurkan setelah Catherine Auziere mengajukan tuntutan, menghasilkan hukuman terhadap Rey dan Jegousse, yang masing-masing dijatuhi denda sebesar dua ribu euro. Hakim juga memutuskan bahwa mereka harus menanggung biaya hukum pasangan Auziere, hingga tiga ribu euro untuk Catherine Auziere dan dua ribu euro untuk suaminya.
Advertisement
Bantahan Macron
Pada 8 Maret 2024, Emmanuel Macron untuk pertama kalinya membantah rumor tersebut. Ia berbagi, "Ada tindakan kecil sehari-hari, kekesalan, dan penghinaan yang tidak tertahankan dan terus terjadi dalam perilaku sebagian orang. Ada informasi palsu dan skenario yang dibuat-buat yang akhirnya diyakini orang, dan itu membuat Anda kesal, termasuk dalam kehidupan pribadi Anda."
"Anda memikirkan orang yang mengatakan bahwa istri Anda laki-laki?" tanya seorang jurnalis, yang dijawab Macron, "Ya, itu dia. Sungguh, ada orang gila."
Brigitte Macron bukanlah perempuan kelas atas pertama yang jadi sasaran rumor terlahir sebagai laki-laki. Klaim serupa sebelumnya telah menyasar mantan ibu negara AS Michelle Obama dan perenang Olimpiade Katie Ledecky.