Liputan6.com, Jakarta PT PP (Persero) Tbk (PTPP) mengumumkan kinerja paruh pertama tahun ini yang berakhir pada 30 Juni 2024. Pada periode tersebut, perseroan membukukan pertumbuhan positif baik dari sisi pendapatan maupun laba.
Melansir laporan keuangan perseroan dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Selasa (30/7/2024), perseroan mencatatkan pendapatan usaha perseroan yang mengalami kenaikan 9,28 persen menjadi Rp 8,79 triliun pada semester I 2024. Adapun pada paruh pertama tahun lalu, perseroan membukukan pendapatan usaha sebesar Rp 8,05 triliun.
Advertisement
Seiring pertumbuhan pendapatan usaha, beban pokok pendapatan pada semester I 2024 naik menjadi Rp 7,75 triliun dibanding Rp 6,9 triliun pada semester I 2023. Alhasil, laba kotor mengalami penurunan menjadi Rp 1,04 triliun pada semester I 2024 dibanding Rp 1,15 triliun pada semester I 2023.
Pada semester I 2024, perseroan membukukan beban usaha sebesar RP 384,04 miliar, kerugian penurunan nilai Rp 98,5 miliar, dan beban keuangan Rp 666,59 miliar. Bersamaan dengan itu, perseroan membukukan bagian laba ventura bersama tercatat sebesar Rp 485,44 miliar, dan bagian laba entitas asosiasi Rp 37,85 miliar. Kemudian perseroan juga mencatatkan pendapatan lainnya sebesar Rp 88,73 miliar, beban lainnya sebesar RP 182,26 miliar, dan beban pajak final sebesar Rp 241,96 miliar.
Setelah memperhitungkan beban pajak, perseroan membukukan laba tahun berjalan sebesar Rp 50,97 miliar, susut 59,11 persen dibandingkan laba tahun berjalan pada semester I 2023 yang tercatat sebesar Rp 124,67 miliar.
Namun demikian, perseroan berhasil membukukan laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 147 miliar pada semester I 2024. Laba itu naik 52,46 persen dibandingkan laba semester I tahun lalu yang tercatat sebesar Rp 96,42 miliar.
Aset perseroan sampai dengan Juni 2024 naik menjadi Rp 57,78 triliun dari posisi akhir tahun sebesar Rp 56,53 triliun. Liabilitas naik menjadi Rp 42,52 triliun, naik dari Rp 41,38 triliun pada akhir tahun lalu. Sementara ekuitas sampai dengan 30 Juni 2024 naik menjadi Rp 15,26 triliun dibandingkan posisi akhir tahun lalu sebesar Rp 15,14 triliun.
PT PP Mau Jual Jalan Tol Semarang-Demak, Investor Menanti
Sebelumnya, PT PP (Persero) Tbk (PTPP) berencana melakukan pelepasan aset atau divestasi jalan tol senilai Rp 3 triliun pada 2024.
Saat ini, SVP Head of Corporate Secretary PT PP, Joko Raharjo mengatakan perseroan telah mengantongi setidaknya tiga nama calon investor. Sayangnya, Joko belum bisa membeberkan lebih lanjut detil investor tersebut.
"Calon investor sudah ada beberapa. Nanti kita sampaikan lebih lanjut sekarang masih proses sekitar 2-3 investor," kata pria yang akrab disapa Jojo itu di kawasan Jakarta Selatan, Kamis (11/7/2024).Selain calon investor, Jojo juga belum bisa memastikan proyek mana saja yang diminati investor. Secara garis besar, perseroan bakal mendivestasikan aset di berbagai sektor seperti energi, infrastruktur, tol, dan properti. Adapun divestasi ini merupakan strategi perseroan dalam penyehatan keuangan untuk menekan beban utang.
Informasi saja, perseroan berencana melepas Jalan Tol Semarang-Demak dan Depok Antasari yang ditargetkan rampung tahun ini.
Ruas Semarang - Demak yang akan dilepas ke investor adalah seksi 2 Sayung-Demak sepanjang 16,31 km milik Badan Usaha Jalan Tol (BUJT) PT. Pembangunan Perumahan Semarang Demak (PPSD).
Selain itu, perseroan bakal melepas kepemilikan saham di ruas Antasari-Depok. Kemudian PTPP juga akan melepas sebagian kepemilikan saham di ruas jalan tol Semarang-Demak pada 2024.
Advertisement
PTPP Minta PMN Rp 1,56 Triliun, Buat Apa Saja?
PT Pembangunan Perumahan (Persero) Tbk atau PTPP mengusulkan penyertaan modal negara (PMN) senilai Rp 1,56 triliun. Dana ini akan digunakan untuk mengerjakan dia proyek.
Direktur Utama PTPP Novel Arsyad mengatakan suntikan dana pemerintah itu akan memperbaiki struktur keuangan perusahaan pada 2 proyek strategis. Yakni, kawasan industri Grand Rebana, Subang, dan Jalan Tol Yogyakarta-Bawen.
"Dalam hal ini dasar pengajuan kami adalah terkait dengan tingkat leveraging memperbaiki rasio keuangan perusahaan," ujar Novel dalam Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi VI DPR RI, dikutip Selasa (9/7/2024).
Sebagai rinciannya, dana PMN Rp 1 triliun akan dialokasikan dalam membangun Kawasan Industri Grand Rebana Tahap I. Kemudian, Rp 563 miliar sisanya akan digunakan sebagai suntikan modal proyek Tol Jogja-Bawen.
Novel mengakui, saat ini penggalangan dana publik menjadi langkah cukup menantang baru BUMN Karya. Maka, diperlukan suntikan modal negara sebagai solusinya.
"Kalau kemarin sumber keuangannya dari fundraising juga disini kenapa harus PSN ini harus PMN karena disamping fundraising tak sederhana kemudian juga ada penugasan terkait sebagai koordinator sebagai pengembangan di Rebana," ucapnya.
Dia mengatakan, saat ini proyek Grand Rebana masuk pada tahap masterplaning. Dimana pengerjaan proyeknya ditarget mulai 2025, tahun depan.
Sementara itu, PTPP punya kewajiban yntuk menyetorkan modal di proyek Tol Jogja-Bawen. Ini merupakan proyek yang digarap beberapa BUMN Karya.
"Kami memiliki kurang-lebih sekitar 13,16 persen saham disitu dan ada di seksi II yang perkiraan nanti kami harus memberikan total investasi kebutuhan ekuitas sebesar Rp 563 miliar," pungkasnya.