Liputan6.com, Jakarta - Dalam era modern saat ini, hubungan jarak jauh atau long distance relationship (LDR) menjadi semakin umum, terutama di kalangan pasangan yang harus terpisah karena alasan pekerjaan atau studi.
KH Yahya Zainul Ma'arif, atau Buya Yahya, mengajak kita untuk merenungkan pilihan antara LDR dan hidup bersama. Buya Yahya menekankan pentingnya mempertimbangkan kesejahteraan emosional dan spiritual pasangan dalam keputusan semacam ini.
Dikutip kanal YouTube @buyayahyaofficial, Buya Yahya menjelaskan bahwa ada seorang wanita yang memilih bekerja jauh dari suaminya di pulau seberang.
"Wanita ini hanya bisa bertemu suaminya setiap beberapa tahun sekali. Ini adalah bentuk ambisi yang dapat mengorbankan banyak hal penting dalam kehidupan rumah tangga," katanya.
Menurutnya, keputusan tersebut mengabaikan kemesraan yang sangat berharga.
Dalam pandangannya, kemesraan dalam hubungan suami istri tidak bisa diukur dengan materi atau uang.
Baca Juga
Advertisement
Simak Video Pilihan Ini:
Buya Yahya Ajak Wanita Pertimbangkan Berbagai Dampaknya
"Kemesraan yang bisa dinikmati bersama-sama tidak bisa digantikan oleh uang atau materi lainnya. Berapa harganya satu kemesraan dalam seminggu? Tidak ada nilainya," tegas Buya Yahya.
Ia menekankan bahwa kebersamaan sehari-hari jauh lebih berharga daripada uang yang diperoleh dari pekerjaan yang jauh.
Buya Yahya juga menyoroti pentingnya membuat keputusan yang cerdas dalam memilih tempat kerja.
"Jika wanita memilih untuk bekerja jauh, pertimbangkanlah kemungkinan untuk bekerja lebih dekat dengan suami. Ini akan memungkinkan mereka untuk tetap menjaga kemesraan sambil tetap produktif dalam pekerjaan mereka," ujar Buya Yahya.
Ia mengajak wanita untuk mempertimbangkan dampak emosional dari keputusan mereka.
Lebih lanjut, Buya Yahya memperingatkan bahwa ambisi untuk mengejar pekerjaan yang jauh bisa mengakibatkan perasaan diabaikan dalam hubungan.
"Sering kali, ambisi untuk pekerjaan jauh dapat menyebabkan suami atau istri merasa kesepian atau diabaikan. Ini bisa berujung pada masalah dalam hubungan jika tidak diatasi dengan baik," kata Buya Yahya.
Advertisement
Untung Bersama Ketimbang LDR, Begini Penjelasannya
Buya Yahya menekankan keuntungan hidup bersama dibandingkan dengan LDR.
"Hidup bersama memberikan kesempatan untuk berbagi waktu, berinteraksi secara langsung, dan memperkuat ikatan emosional setiap hari. Kebersamaan ini sangat berharga dan tidak bisa digantikan dengan apapun," ujarnya.
Dalam pandangan Buya Yahya, keputusan untuk bekerja jauh harus mempertimbangkan dampak emosional dan spiritual terhadap hubungan pernikahan.
"Penting untuk mempertimbangkan tidak hanya manfaat finansial, tetapi juga dampak emosional dari keputusan tersebut," tambahnya. Ia menegaskan bahwa kebahagiaan pernikahan tidak hanya tergantung pada materi.
Buya Yahya mengajak semua pasangan untuk merenungkan pentingnya kebersamaan dalam pernikahan.
"Selalu berusaha menjaga kualitas hubungan, meskipun membuat keputusan sulit terkait pekerjaan atau studi yang mungkin mempengaruhi kedekatan kalian," katanya. Ia percaya bahwa kebahagiaan pernikahan bergantung pada keseimbangan antara kebutuhan pribadi dan kebersamaan.
Ia menggarisbawahi bahwa tidak ada keputusan yang benar atau salah secara mutlak, tetapi penting untuk membuat keputusan yang seimbang dan penuh pertimbangan.
"Setiap pasangan harus mencari solusi yang terbaik untuk situasi mereka sendiri, dengan tetap menjaga kemesraan dan kebahagiaan dalam pernikahan," tegas Buya Yahya.
Buya Yahya juga menekankan bahwa kebahagiaan dalam pernikahan bergantung pada keseimbangan antara kebutuhan pribadi dan kebersamaan.
"Memilih antara LDR dan hidup bersama harus dilakukan dengan bijaksana, mengutamakan kesejahteraan emosional dan kebahagiaan bersama pasangan," ujarnya.
Sebagai penutup, dalam video pendek tersebut Buya Yahya menegaskan bahwa setiap keputusan dalam pernikahan harus mempertimbangkan kedua belah pihak.
"Keputusan apa pun yang diambil harus mempertimbangkan kepentingan dan kebahagiaan bersama. Jangan biarkan ambisi mengorbankan kemesraan dan kebahagiaan dalam pernikahan," tutup Buya Yahya.
Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul