Liputan6.com, Cilacap - Percaya akan datangnya hari kiamat merupakan rukun iman yang kelima. Kiamat merupakan rahasia Allah SWT. Tak satupun makhluk-makhluk-Nya yang mengetahui kepastian waktu tibanya hari yang sangat mencekam itu.
Membahas eskatologi Islam ini terdapat pembahasan menarik dan tentunya pernah dialami oleh beberapa orang, yakni perihal mimpi kiamat.
Baca Juga
Advertisement
Mimpi kiamat yang dialami seseorang saat tidur begitu mencekam hingga mengagetkan pelakunya saat terbangun dari tidurnya.
Perasaan takut dan bertanya-tanya perihal mimpi yang dialaminya ini tentu saja membekas dalam hatinya, hingga tak sedikit yang menanyakan arti mimpinya.
Lantas, apa arti mimpi kiamat yang dialami oleh sebagian orang ini?
Simak Video Pilihan Ini:
Datangnya Pertolongan Allah
Menukil NU Online, menurut Syekh Ibnu Sirrin, mimpi kiamat memiliki sejumlah arti, di antaranya adalah sebagaimana berikut:
فمن رأى كأن القيامة قد قامت في مكان، فإنه يبسط العدل في ذلك المكان لأهله، فينتقم من الظالمين هناك، وينصر المظلومون، لأن ذلك يوم الفصل والعدل
Artinya: “Siapa pun yang bermimpi seolah kiamat telah terjadi di suatu wilayah, maka keadilan akan tersebar bagi penduduk wilayah tersebut. Mereka pun akan membalas orang-orang zalim. Orang-orang yang dizalimi akan mendapat pertolongan karena hari tersebut merupakan hari penetapan keputusan dan keadilan.” (Syekh Ibnu Sirrin, Muntakhabul Kalam fi Tafsir Ahlam [Beirut: Darul Fikr Al-Banani, 1990], halaman 78).
Ibnu Sirrin menjelaskan, jika ada orang yang beriman kepada Allah kemudian bermimpi seolah muncul tanda-tanda kiamat di suatu tempat, misalnya matahari terbit dari barat, keluarnya hewan melata dari bumi, munculnya Dajjal atau Ya’juj dan Ma’juj, maka mimpi ini bisa menjadi peringatan bagi orang beriman tersebut.
Seseorang yang bermimpi hari kiamat telah terjadi dan dia seolah berada di sisi Allah, arti mimpi tersebut kuat kemungkinan adalah keadilan yang selama ini diharapkan dan ditunggu-tunggu akan segera tiba. Arti mimpi ini juga berlaku untuk mimpi melihat kuburan terbelah dan penghuninya keluar dari liang kubur.
Masih menurut Ibnu Sirrin, mimpi melihat kiamat dan pada saat yang sama dia sedang bertempur di medan perang diartikan sebagai pertolongan yang akan datang kepadanya. Seseorang yang bermimpi seolah mengalami hari kiamat juga diartikan akan melakukan perjalanan jauh. Masih berkaitan dengan mimpi kiamat, orang yang bermimpi seolah dibangkitkan sendirian atau bersama satu orang lain menunjukkan dirinya termasuk orang yang zalim. Menurut Ibnu Sirrin, arti ini berkaitan erat dengan firman Allah:
اُحْشُرُوا الَّذِيْنَ ظَلَمُوْا وَاَزْوَاجَهُمْ
Artinya: “Kumpulkanlah orang-orang yang zalim beserta teman sejawat mereka.” (QS Ash-Shaffât [37]:22).
Advertisement
Dekatnya Ajal
Selanjutnya, seseorang yang bermimpi seolah kiamat hanya terjadi pada dirinya sendiri memiliki arti pertanda akan datangnya ajal.
Hal ini berdasarkan pada sebuah khabar yang menyebutkan, "Siapa pun yang meninggal maka kiamat baginya telah terjadi."
Bermimpi seakan-akan terjadi kiamat dan menyaksikan sendiri kengeriannya namun tidak lama kemudian tenang dan kembali pada keadaan semula, diartikan dengan tegaknya keadilan dari orang-orang yang tidak mengharapkan kezaliman. Menurut pendapat lain, orang yang bermimpi demikian artinya sedang melakukan perbuatan maksiat, mencari sesuatu yang mustahil, menunda tobat, dan selalu melakukan perbuatan dusta.
Hal ini berdasarkan firman Allah:
وَلَوْ رُدُّوْا لَعَادُوْا لِمَا نُهُوْا عَنْهُ وَاِنَّهُمْ لَكٰذِبُوْنَ
Artinya: “Namun, (sebenarnya) kejahatan yang mereka selalu sembunyikan dahulu telah tampak bagi mereka. Seandainya dikembalikan (ke dunia), tentu mereka akan mengulang kembali apa yang telah dilarang mengerjakannya. Sesungguhnya mereka benar-benar para pendusta.” (QS Al-An‘am [6]:28)
Demikian tafsir mimpi yang berkaitan dengan hari kiamat. Sebagai penutup, ketika mengalami mimpi kiamat, sebaiknya memasrahkan semuanya kepada Allah karena boleh jadi Allah mewujudkan mimpi yang dialami sesuai dengan arti yang telah disebutkan, atau malah justru sebaliknya. Wallahu a‘lam.
Penulis: Khazim Mahrur / Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul