Liputan6.com, Jakarta - Kebiasaan buruk merupakan perilaku yang dapat merugikan diri sendiri maupun orang lain, dan sebaiknya dihapuskan oleh setiap individu.
Mengatasi kebiasaan buruk memerlukan kesadaran diri, komitmen, dan disiplin. Proses ini dimulai dengan pengakuan terhadap kebiasaan tersebut, diikuti dengan upaya konsisten untuk menggantinya dengan perilaku yang lebih positif.
Kebiasaan positif, seperti hidup sehat, mengembangkan empati, dan menjaga lingkungan, dapat menjadi teladan bagi orang lain dan menciptakan komunitas yang lebih baik.
Untuk hal tersebut Ustadz Adi Hidayat (UAH) memberikan nasihat yang bijak tentang cara menghilangkan kebiasaan buruk, dan ada rahasia hebat di dalamnya.
Apa yang diungkap UAH ialah melalui praktik puasa sunnah. Menurutnya, puasa tidak hanya membawa manfaat fisik tetapi juga membantu dalam pengendalian diri dan memperbaiki perilaku.
"Kalau Anda ingin berlatih menghilangkan kebiasaan buruk, rajinlah puasa Senin," kata Ustadz Adi, menekankan pentingnya memulai dengan langkah kecil yang konsisten.
Baca Juga
Advertisement
Simak Video Pilihan Ini:
Puasa yang DiIakukan Harus Bertahap
Langkah pertama yang disarankan oleh Ustadz Adi adalah memulai dengan puasa sunnah pada hari Senin. Ini merupakan awal yang ringan dan memungkinkan tubuh serta pikiran untuk beradaptasi.
Setelah merasa nyaman dengan rutinitas ini, langkah selanjutnya adalah menambah hari Kamis sebagai hari puasa tambahan. "Setelah Anda terbiasa dengan puasa Senin, tambahkan puasa Kamis. Namun, jangan langsung banyak-banyak, jangan dirapel dulu, nanti bosan," ujarnya seperti dikutip channel Youtube @ALWI_STORY02.
Ustadz Adi menekankan pentingnya kesabaran dan tidak terburu-buru dalam menambah intensitas puasa. Melakukan perubahan secara bertahap akan membantu menjaga motivasi dan mencegah kelelahan yang bisa menyebabkan kebosanan.
Setelah terbiasa dengan dua hari puasa dalam seminggu, Ustadz Adi menyarankan untuk melanjutkan dengan puasa ayamul bidh, yaitu puasa tiga hari di pertengahan bulan hijriyah.
"Puasa ayamul bidh bisa menjadi latihan yang baik sebelum melangkah ke tingkatan puasa yang lebih tinggi," jelas Ustadz Adi. Ini adalah persiapan menuju puasa sunnah yang lebih intens, yaitu Puasa Daud, yang dilakukan dengan pola sehari berpuasa dan sehari tidak.
"Puasa Daud adalah tingkat tertinggi dalam puasa sunnah," tambahnya, menjelaskan bahwa ini membutuhkan komitmen yang kuat namun memberikan manfaat spiritual yang besar.
Dalam proses ini, Ustadz Adi mengingatkan pentingnya niat yang tulus dan fokus pada tujuan utama, yaitu mendekatkan diri kepada Allah SWT. "Berpuasa bukan hanya tentang menahan lapar dan haus, tetapi juga tentang mengendalikan diri dari perbuatan yang tidak baik," katanya. Dengan demikian, puasa menjadi sarana efektif untuk mengatasi kebiasaan buruk.
Advertisement
Kunci Utama Sabar dan Konsisten
Selain itu, Ustadz Adi juga menjelaskan bahwa bagi mereka yang sudah terbiasa dengan puasa Senin-Kamis, integrasi dengan puasa Daud tidak akan menghilangkan pahala puasa Kamis.
"Ketika hari Kamis tidak berpuasa karena mengikuti pola Puasa Daud, pahala puasa Kamis tetap dituliskan," jelasnya, memberikan semangat kepada para jamaah untuk terus istiqomah.
Ustadz Adi menekankan bahwa perubahan yang signifikan dalam kehidupan tidak terjadi secara instan, melainkan melalui proses bertahap dan berkelanjutan. "Kunci utama adalah konsistensi dan kesabaran," ujarnya.
Dia juga menekankan pentingnya dukungan dari lingkungan sekitar, terutama keluarga, dalam menjalankan ibadah puasa sunnah ini.
Selain puasa, Ustadz Adi juga menganjurkan untuk memperbanyak ibadah lainnya seperti shalat sunnah dan membaca Al-Quran.
"Puasa adalah salah satu cara untuk mendekatkan diri kepada Allah, tetapi jangan lupa untuk memperbanyak ibadah lain," katanya. Dengan begitu, upaya untuk menghilangkan kebiasaan buruk akan lebih lengkap dan seimbang.
Di akhir ceramahnya, Ustadz Adi Hidayat mengingatkan bahwa tujuan utama dari berpuasa dan memperbaiki diri adalah untuk mendapatkan ridha Allah dan mencapai kehidupan yang lebih baik di dunia dan akhirat.
"Semoga Allah memudahkan kita dalam setiap usaha kita untuk menjadi pribadi yang lebih baik," tutupnya, memberikan doa dan harapan bagi semua yang hadir.
Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul