Liputan6.com, Jakarta - Menteri BUMN Erick Thohir mengungkap ada perusahaan pelat merah yang mau berbisnis daycare. Padahal, itu merupakan salah satu fasilitas yang dihadirkan Erick untuk membantu para ibu yang bekerja.
Erick Thohir telah meluncurkan daycare di Kementerian BUMN beberapa waktu lalu. Dia juga mengimbau untuk BUMN turut menghadirkan fasilitas serupa di kantornya masing-masing. Namun, bukan sebagai sebuah bisnis.
Advertisement
"Kemarin saya baru dilaporkan sama tim mudanya saya mengenai daycare, tiba-tiba ada BUMN yang bicara 'wah kalau begitu kita boleh bisnis daycare enggak pak'," ungkap Erick dalam Peresmian Gedung Nawasena Mandiri Corporate University, Jakarta Barat, Selasa (30/7/2024).
Dia menemukan juga adanya BUMN yang terkesan ikut-ikutan. Misalnya, ketika satu BUMN membuat rumah sakit, yang lain ikut membangun bisnis serupa.
"Jangan juga masing-masing, kebiasaan BUMN bikin rumah sakit (BUMN lain ikut) bikin rumah sakit, bikin ini, eh ikut bikin hotel," kata dia.
Dia menilai, persoalan ini terjadi imbas dari kualitas sumber daya manusia (SDM). Termasuk memastikan adanya perbaikan pola pikir (mindset) dari insan yang memimpin BUMN.
"Ini hal-hal ini yang saya rasa perbaikan daripada talenta pool juga tapi juga perbaikan mindset juga harus, maksudnya kita ini dimana. Perbaikan mindset ini harus," tegas Erick.
Banyak Jebolan Bank Mandiri Jadi Pejabat
Menteri BUMN Erick Thohir mengakui banyak talenta yang lahir dari Bank Mandiri dan menjabat posisi strategis di pemerintah maupun perusahaan lain. Menurut dia, ini jadi buah dari pengembangan talenta yang kuat.
Diketahui, ada ada beberapa jebolan Bank Mandiri, seperti Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo yang pernah menjabat jadi Direktur Utama Mandiri. Kemudian, Wakil Menteri Luar Negeri, Pahala Nugraha Mansury. Tak lupa, ada Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin yang pernah menjabat bos Bank Mandiri.
"Memang sejak awal saya tidak segan-segan, tidak malu-malu ketika saya awal menjabat kok semua banyak orang Mandiri yang diangkat," kata Erick di Gedung Nawasena Mandiri Corporate University, Jakarta Barat, Selasa, 30 Juli 2024.
Dampak Penguatan SDM
Dia mengatakan, banyaknya pejabat jebolan Bank Mandiri itu merupakan dampak dari penguatan sumber daya manusia (SDM) yang munpuni. Hal tersebut masih dipegangnya hingga saat ini.
"Saya bilang waktu itu, dan hari ini tetap saya yakini, bahwa mmg dr banyaknya perusahaan-perusahaan BUMN, Mandiri punya talent pool yang bagus. Nah disitulah kenapa banyak leadership daripada Mandiri berada di Kementerian ataupun ada di perusahaan BUMN lain, dan itu konsisten saya tidak malu karena memang mereka memiliki yang terbaik," paparnya.
Dia berharap, segala fasilitas yang dihadirkan di Mandiri Corporate University bisa menjadi faktor pendorong penguatan SDM di BUMN. Tak cuma itu, harapannya bisa diperluas tak sebatas di Mandiri tapi hingga insan Kementerian.
"Nah sekarang ini mau disharing ke semua BUMN supaya mereka jangan tadi, hanya bicara komplain 'oh ini Mandiri lagi' tapi mereka menjadi bagian dari sebuah keluarga besar dalam pembangunan itu," tegasnya.
Advertisement
Tak Ingin Jadi Sekadar Mewah
Menteri BUMN Erick Thohir meresmikan Gedung Nawasena Bank Mandiri sebagai lokasi pengembangan talenta. Dia ingin gedung itu tak sebatas jadi bangunan mewah, tapi juga mampu menghasilkan talenta mumpuni.
"Saya berharap ini tidak hanya menjadi sebuah kemewahan gedung, tetapi harus menjadi kemewahan bagaimana kita bisa memproduksi, menciptakan, membuat manusia-manusia baik di BUMN," kata Erick di Gedung Nawasena Bank Mandiri, Jakarta Barat, Selasa (30/7/2024).
Dia menuturkan, pembangunan sumber daya manusia (SDM) di lingkungan BUMN menjadi suatu keharusan.
"Nah di situlah saya tadi melihat Nawasena ini kebetulan juga artinya sangat bagus, masa depan yang cerah dan di sinilah kita harus menjadi fondasi dalam pembangunan sumber daya manusia yang kita miliki terutama di Bank Mandiri," tegasnya.
Menurut Erick, kehadiran Mandiri Corporate University ini menjadi modal penting. Mengingat kualitas SDM jadi tumpuan untuk meningkatkan kapasitas kedepannya. Jika tidak dilakukan, maka tidak akan menjadi sesuatu apapun.
"Ya kita harus benar-benar berani invest dan membangun daripada sumber daya manusianya, karena apa yang kita lakukan semua ini tanpa kapabilitas daripada sumber daya manusianya ya tidak akan jadi apa-apa, jadi lost of oportunity," tuturnya.
"Kita sering melakukan kesalahan itu sebagai bangsa ketika ada booming misal kayu, booming dan lain-lain kita belum bisa menjadi bagian daripada pertumbuhan dengan bagaimana manusianya siap berinovasi dan menjaga persaingan daripada pertumbuhan itu," Erick menambahkan.