Liputan6.com, Jakarta - Bertepatan dengan peresmian pembukaannya, Rumah Sakit Khusus Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah Heartology Cardiovascular Hospital merilis kampanye #SatuDetakuntukIndonesia. Gerakan edukatif ini tidak hanya ditujukan pada para praktisi kesehatan, namun juga publik untuk lebih peduli pada kesehatan jantung.
Chief Executive Officer Heartology Cardiovascular Hospital Amelia Hendra mengatakan dalam sambutannya di Jakarta, Selasa, 30 Juli 2024, "Saya ingin mengajak seluruh perempuan Indonesia jadi duta kesehatan, baik untuk keluarga, komunitas, tempat ia bekerja, tempat ibadahnya, dan di mana pun ia berada."
Advertisement
"Dengan begitu, masyarakat diharapkan tidak takut cek kesehatan jantung," imbuhnya. "Dengan kampanye ini, kami harapkan Indonesia bisa lebih kuat jantungnya, lebih kuat sektor ekonominya karena jantung yang berdetak dengan sehat, sektor pariwisata juga lebih kuat karena pasien tidak perlu berobat ke luar negeri."
"Demi satu detak untuk Indonesia yang lebih maju dan lebih sehat, Heartology Cardiovascular Hospital melibatkan dan dengan senang hati mengajak setiap perempuan ambil bagian dalam kampanye ini," ia menyampaikan.
Inisiasi ini didukung penuh oleh influencer kesehatan dr. Reisa Broto Asmoro. "'Satu Detak untuk Indonesia' digerakkan Heartology sebagai raising awareness pada masyarakat, betapa berharganya satu detak jantung kita, di mana kualitas kesehatan masyarakat merupakan ujung tanduk bangsa," katanya saat ditemui usai acara peresmian.
Dokter Reisa menegaskan bahwa perempuan memegang peranan penting dalam inisiasi ini. "Keadaran akan kesehatan keluarga itu umumnya datang dari perempuan, dari ibu," ujar dia. "Kalau ibu sudah mengubah gaya hidupnya (jadi lebih sehat), seluruh anggota keluarga biasanya otomatis terbawa."
Mulai Gaya Hidup Sehat untuk Merawat Kesehatan Jantung
Gaya hidup sehat, dr. Reisa mencontohkan, sesederhana bijak memilih menu makanan harian. "Jadi, para ibu bisa mulai menyediakan makanan bergizi seimbang yang memperhatikan, termasuk apakah sajian ini baik untuk kesehatan jantung," ia mengatakan.
Pengaturannya bisa mengacu pada Isi Piringku sesuai pedoman Kementerian Kesehatan. "Harus ada karbohidrat di situ, karbohidrat yang sehat. Kemudian, protein, lemak baik, vitamin, dan mineral harus masuk semua yang aturan per porsinya mengarah pada 'Isi Piringku,'" sebut dr. Reisa.
"Mau apapun pola diet hariannya," ia menyambung. "Basic-nya tetap gizi seimbang. Misalnya, dia seorang vegan, tetap gizi seimbang, hanya saja proteinnya diganti dengan protein nabati."
Selain konsumsi harian, para perempuan juga berperan dalam menentukan kegiatan keluarga. "Aktivitas fisik penting, termasuk bagi anak-anak. Maka itu, ibu bisa menyediakan waktu untuk olahraga bersama. Daripada cuma jalan di mal, bisa satu jam olahraga bareng keluarga," dr. Reisa menyarankan.
Ia merekomendasikan untuk melakukan olahraga kardio setidaknya 150 menit dalam seminggu. "Latihannya (kardio) bisa dipilih sesuai keinginan, kemudian diselipkan stretching dan strengthening," ungkap dia.
Advertisement
Membiasakan Cek Kesehatan Jantung
Dokter Reisa juga menyarankan selalu cukup istirahat demi mengoptimalkan lingkaran gaya hidup sehat. Melengkapi itu, Amelia mengingatkan untuk rutin melakukan cek kesehatan, termasuk cek kesehatan jantung.
"Tidak perlu takut (cek), tidak perlu takut juga sama hasilnya, karena dengan tahu, kita bisa mencegah atau memberi pengobatan terbaik," ucapnya. Terlebih, praktik ini bisa dilakukan di dalam negeri, Amelia menambahkan.
"Merujuk data-data dari berapa kasus (penyakit jantung) yang sudah dikerjakan dan sebagainya, sebenarnya kita tidak kalah (dengan fasilitas kesehatan di luar negeri)," kata Amelia. "Jam terbang dokter-dokter kita juga tidak kalah dengan (dokter) di luar negeri."
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno, yang menghadiri acara pembukaan, memaparkan bahwa masyarakat Indonesia menghabiskan hampir 12 miliar dolar AS (sekitar Rp180 triliun) untuk berobat ke luar negeri.
"Dari aspek health tourism, Heartology merupakan selebrasi teknologi tertinggi yang bisa menerapkan inovasi, adaptasi, dan kolaborasi," kata Sandi. "Kardiovaskular adalah salah satu perawatan yang paling banyak dicari masyarakat Indonesia di luar negeri, termasuk ibu saya."
Memperkuat Sektor Medical Tourism
Menparekraf bercerita, "Selama bertahun-tahun, beliau (ibunya) mendapat layanan (kesehatan) di luar negeri, tapi Alhamdulillah, dengan Heartology yang jaraknya sangat dekat dari rumah saya, pada suatu Minggu ada sebuah kondisi, dan dalam waktu kurang dari dua menit, ambulans Heartology sudah ada di rumah ibu saya."
"Beliau dirawat mungkin dua bulan lalu di Heartology, dan Alhamdulillah sudah pulih dan sehat kembali," Sandi mengatakan. Lebih lanjut, Menparekraf mengajak publik melakukan cek kesehatan di fasilitas dalam negeri.
Mengamini itu, Chairman Heartology Cardiovascular Hospital Dr. dr. Dafsah A. Juzar, Sp.JP(K) menyatakan Heartology turut mendukung upaya pemerintah memperkuat sektor medical tourism di Indonesia. "Dengan fasilitas kesehatan yang mumpuni, beban finansial dan logistik bagi keluarga yang biasanya harus berobat ke luar negeri dapat diminimalisasi, terutama dalam kondisi yang membutuhkan ketepatan waktu perawatan."
"Ini tidak hanya menarik wisatawan medis, tapi meningkatkan citra Indonesia sebagai destinasi kesehatan global, memberi manfaat bagi ekonomi negara, serta meningkatkan kualitas dan aksesibilitas layanan kesehatan bagi masyarakat," imbuhnya.
Direktur Rumah Sakit Heartology Dr. dr. Faris Basalamah, Sp. JP (K), menyatakan, "Tim dokter Heartology terdiri dari subspesialis dan bedah jantung berpengalaman yang bekerja sama sangat erat untuk memastikan perawatan terbaik dan tepat waktu, didukung fasilitas dan teknologi terbaru."
Advertisement