Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia (Kemlu RI) dan Kedutaan Besar RI di Beirut terus memonitor dari dekat situasi keamanan di Lebanon, termasuk kemungkinan terjadinya eskalasi konflik bersenjata.
Merespon perkembangan terakhir, KBRI Beirut telah memperbaharui imbauan kepada para Warga Negara Indonesia (WNI) di Lebanon.
Advertisement
"Para WNI diminta meningkatkan kewaspadaan, mempertimbangkan keluar wilayah Lebanon mengingat penerbangan komersial masih beroperasi. Bagi para WNI yang berada di Lebanon Selatan disarankan untuk sementara waktu berlindung di Safe House KBRI Beirut," ujar Direktur Perlindungan WNI dan BHI Kemlu RI Judha Nugraha melalui pesan singkat, Selasa (30/7/2024).
Berdasarkan data lapor diri KBRI Beirut, kata Judha, terdapat 203 WNI yang menetap di Lebanon.
"Komunikasi terus dijalin untuk memantau kondisi para WNI. Hingga saat ini mereka dalam keadaan baik, tenang, dan selamat. Terdapat 14 WNI yang menetap di wilayah Lebanon Selatan dan mereka memutuskan untuk tetap tinggal di rumah masing masing karena merasa situasi masih relatif aman," tutur Judha.
Dalam situasi darurat, para WNI diminta untuk segera menghubungi hotline KBRI Beirut +961 7081 7310.
Pemicu Eskalasi Konflik Israel Vs Hizbullah
Penyebab eskalasi konflik terbaru terjadi pada Sabtu (27/7) sore, setelah sebuah roket menghantam lapangan bola di Majdal Shams, sebuah kota di Dataran Tinggi Golan yang diduduki Israel. Tragedi itu membunuh 12 anak dan melukai 44 orang lainnya.
Menurut Israel, serangan dilakukan oleh roket Falaq-1 buatan Iran dengan hulu ledak seberat 45 kg dan hanya Hizbullah yang memiliki roket semacam itu di Lebanon. Israel pun menjanjikan pembalasan bahwa Hizbullah akan membayar dengan harga mahal.
Namun, Hizbullah telah membantah terlibat.
"Perlawanan Islam di Lebanon dengan tegas membantah tuduhan yang dilaporkan oleh beberapa media Israel dan berbagai platform media lainnya tentang penargetan wilayah Majdal Shams. Hizbullah menegaskan bahwa kami tidak memiliki hubungan apa pun dengan insiden tersebut dan dengan tegas membantah semua klaim palsu dalam hal ini," demikian pernyataan yang dikeluarkan Hizbullah pada Sabtu malam, seperti dikutip dari Mehr News.
Dikutip dari Axios, pejabat Hizbullah mengaku kepada PBB bahwa apa yang terjadi pada Sabtu disebabkan oleh rudal pencegat Israel sendiri. Namun, Israel membantahnya.
Advertisement