PN Surabaya soal Vonis Bebas Ronald Tannur: Satu-satunya yang Bisa Menolak Putusan Hakim Adalah Jaksa

PN Surabaya menjadtuhkan vonis bebas terhadao Gregorius Ronald Tannur, terdakwa dugaan kasus pembunuhan Dini Sera Afriyanti. Putusan tersebut dibacakan oleh Ketua Majelis Hakim Erintuah Damanik.

oleh Yusron Fahmi diperbarui 31 Jul 2024, 14:02 WIB
Pengadilan Negeri (PN) Surabaya menjatuhkan vonis bebas terhadap Gregorius Ronald Tannur, terdakwa kasus penganiayaan hingga tewas Dini Sera Afrianti. (Dian Kurniawan/Liputan6.com)

 

Liputan6.com, Surabaya - Ketua Pengadilan Negeri Surabaya Dadi Rachmadi mengatakan sesuai kode etik, vonis yang diberikan oleh majelis hakim tidak bisa dicampuri kecuali oleh jaksa. Termasuk pada kasus vonis bebas Gregorius Ronald Tannu, terdakwa pembunuh Dini Sera Afrianti.

"Satu-satunya yang bisa menolak keputusan hakim adalah jaksa dan apabila sudah melakukan kasasi, maka keputusan tersebut tidak berlaku lagi," katanya.

Terlebih, ia baru menjabat selama tiga bulan dan yang memilih tiga hakim persidangan kasus tersebut, yakni Erintuah Damanik, Heru Hanindio dan Mangapul adalah Ketua PN Surabaya sebelumnya.

"Tiga hakim yang dipilih untuk kasus Ronald adalah hakim-hakim yang profesional di bidangnya lintas majelis. Salah satu hakim yang bertugas pernah memutus hukuman mati di Medan karena kasus pembunuhan hakim, sedangkan hakim yang kedua memiliki keahlian khusus (selficholder) tentang CCTV dan lainnya," ujarnya.

Sementara, ratusan orang yang tergabung dalam kelompok masyarakat Aliansi Madura Indonesia mendatangi Pengadilan Negeri (PN) Surabaya. Mereka memprotes keputusan hakim yang membebaskan Gregorius Ronald Tannur dari dakwaan terkait kasus pembunuhan Dini Sera Afriyanti.

"Apa sebenarnya cita-cita Pengadilan Negeri sehingga memutus bebas Tannur padahal alat bukti sudah lengkap, apa hanya karena terdakwa membawa korban ke RS," kata koordinator aksi Aliansi Madura Indonesia Razak, Selasa (30 Juli 2024.

Menurut dia, seharusnya Ronlad Tannur yang didakwa melakukan pembunuhan kekasihnya itu mendapatkan hukuman pidana karena termasuk kasus besar.

"Mencuri ayam saja bisa dipenjara empat tahun, apalagi menghilangkan nyawa seseorang, apa tidak menjadi pertimbangan (pengadilan)," ucapnya.

 


Vonis Bebas Ronald Tannur

Keluarga Dini Sera Afrianti, korban tewas dalam kasus penganiayaan oleh kakasihnya Gregorius Ronald Tanur yang divonis bebas oleh hakim PN Surabaya (Liputan6.com/Istimewa).

PN Surabaya menjadtuhkan vonis bebas terhadao Gregorius Ronald Tannur, terdakwa dugaan kasus pembunuhan Dini Sera Afriyanti. Putusan tersebut dibacakan oleh Ketua Majelis Hakim Erintuah Damanik.

Hakim Erintuah menyatakan bahwa terdakwa Gregorius Ronald Tannur yang juga putra dari politisi PKB itu dianggap tidak terbukti secara sah dan meyakinkan telah melakukan pembunuhan maupun penganiayaan yang menyebabkan tewasnya korban.

Selain itu, lanjut Hakim Erintuah, terdakwa juga dianggap masih ada upaya melakukan pertolongan terhadap korban disaat masa-masa kritis. Hal itu dibuktikan dengan upaya terdakwa yang sempat membawa korban ke rumah sakit untuk mendapatkan pertolongan.

"Terdakwa tidak terbukti secara sah dan meyakinkan sebagaimana dalam dakwaan pertama pasal 338 KUHP atau kedua Pasal 351 ayat (3) KUHP Atau ketiga Pasal 359 KUHP dan 351 ayat (1) KUHP. Membebaskan terdakwa dari segala dakwaan jaksa penuntut umum diatas," ujarnya, Rabu (24/7/2024) di Pengadilan Negeri (PN) Surabaya, Rabu (24/7/2024).

Hakim Erintuah menegaskan, agar jaksa penuntut umum segera membebaskan terdakwa dari tahanan, segera setelah putusan dibacakan.

"Memerintahkan untuk membebaskan terdakwa segera setelah putusan ini dibacakan," ucapnya.

Mendengar vonis bebas ini, terdakwa Gregorius Ronald Tannur langsung menangis. Ia menyebut, bahwa putusan hakim itu dianggapnya sudah cukup adil. "Gak papa, yang penting tuhan yang membuktikan," katanya.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya