8 Pemicu Overthinking ini Perlu Cepat Ditinggalkan, Banyak dari Kebiasaan Tak Disadari

Ternyata memiliki beberapa sikap ini dapat menjadi pemicu overthinking.

oleh Miranti diperbarui 31 Jul 2024, 12:33 WIB
Sumber: Freepik

Liputan6.com, Jakarta Overthinking atau berpikir berlebihan adalah suatu kondisi yang sering dialami banyak orang, di mana pikiran terus-menerus berputar dan sulit untuk dikendalikan.  Orang yang sering mengalami overthinking seringkali terperangkap dalam lingkaran pikiran yang sulit dihentikan, bahkan untuk hal-hal yang sepele.

Hal ini dapat menyebabkan kecemasan, stres, dan ketidakmampuan untuk membuat keputusan yang jelas. Maka penting untuk mengetahui kebiasaan-kebiasaan apa yang bisa memicu overthinking untuk menghindari dampak berkepanjangan.

Apa kamu salah satunya? Mari selengkapnya menyimak beberapa kebiasaan tersebut sebagaimana dihimpun Liputan6.com dari berbagai sumber pada Rabu (31/7/2024). 

 


1. Mengejar kesempurnaan

Ilustrasi sedih/copyright Fimela

Perfeksionisme adalah kebiasaan menetapkan standar yang luar biasa tinggi dan tidak realistis untuk diri sendiri. Orang-orang perfeksionis ini memiliki kecenderungan untuk mengkritik diri mereka sendiri secara berlebihan ketika mereka tidak berhasil mencapai standar yang mereka tetapkan. Mereka terus-menerus terpaku pada detail-detail kecil dan merasa sangat khawatir jika segala sesuatunya tidak berjalan sesuai rencana yang mereka buat.

Dalam prosesnya, mereka menghabiskan banyak waktu dan energi hanya untuk memikirkan hal-hal yang berada di luar kendali mereka. Pada akhirnya, kebiasaan mengejar kesempurnaan ini adalah yang memicu overthinking, atau berpikir berlebihan.


2. Begadang dan kurang tidur

Ilustrasi begadang, makan mi. (Photo created by tirachardz on www.freepik.com)

Seseorang yang cenderung overthinking seringkali terjebak begadang dan kurang tidur. Sayangnya, masih sedikit yang menyadari bahwa tidur memiliki peran penting dalam menjaga kesehatan otak dan mengatur emosi. Kurang tidur dapat menghancurkan keduanya.

Ketika kamu kekurangan tidur, pikiranmu akan terjerumus pada hal-hal yang tidak relevan, membuatnya khawatir terhadap sesuatu yang belum pasti terjadi. Atau bahkan, kamu akan terus memutar ulang percakapan atau kejadian yang telah terjadi, serta merasa cemas terhadap masa depan yang belum terjadi.

Oleh karena itu, sangat disarankan untuk menggunakan waktu malam dengan bijak, yaitu dengan tidur dan istirahat yang cukup. Hal ini jauh lebih bermanfaat bagi kesehatan tubuh dan keseimbangan mental kamu.


3. Meremehkan diri sendiri

Kebiasaan meremehkan dan meragukan diri sendiri bisa jadi pencetus overthinking yang berbahaya. Ini adalah bentuk Negative self-talk, di mana kamu menciptakan lingkungan mental yang penuh dengan keraguan dan pikiran negatif tentang diri kamu sendiri.

Akibatnya, kamu terjebak dalam refleksi berlebihan tentang kekurangan dan kegagalan yang kamu rasakan. Pada akhirnya, cara berbicara yang buruk kepada diri sendiri ini membuatmu kehilangan rasa percaya diri, mempertanyakan kemampuanmu, dan bahkan meragukan harga dirimu.


4. Suka membandingkan diri

Membandingkan diri dengan orang lain adalah kebiasaan yang dapat merusak kepercayaan diri dan memicu overthinking. Media sosial sering kali memperparah kebiasaan ini, karena orang cenderung membandingkan diri mereka dengan kehidupan yang tampak sempurna dari orang lain.

Ketika seseorang merasa bahwa mereka tidak sebaik atau tidak sesukses orang lain, mereka mungkin terus-menerus memikirkan apa yang salah dengan diri mereka dan bagaimana mereka bisa menjadi lebih baik. Hal ini dapat menyebabkan stres dan kecemasan yang berlebihan. 


5. Ketidakpastian dan takut masa depan

Ketidakpastian mengenai masa depan merupakan salah satu pemicu utama dari overthinking. Seseorang yang merasa cemas tentang apa yang akan terjadi di masa depan seringkali terjerat dalam siklus pikiran berulang yang tak kunjung berhenti, menggambarkan berbagai kemungkinan dan skenario yang mungkin terjadi.

Mungkin ia merasa khawatir tentang jalur karier yang akan diambil, keberlanjutan hubungan yang sedang dijalani, kesehatan yang terjaga, atau bahkan keuangan yang stabil. Rasa takut akan hal-hal yang belum pasti ini dapat membuat seseorang terus-menerus terperangkap dalam pemikiran yang berputar-putar, yang pada akhirnya memicu overthinking yang berlebihan.


6. Multitasking

Ilustrasi bekerja/copyright fimela

Walaupun multitasking terlihat seperti cara yang efisien untuk menyelesaikan pekerjaan, nyatanya hal ini dapat memicu overthinking karena semakin banyak hal yang kamu kerjakan, semakin banyak pula hal yang dipikirkan. Otakmu akan terbagi-bagi dalam berpikir, sehingga kehilangan fokus.

Ketika kamu sedang mengerjakan tugas A, pikiranmu akan terus khawatir tentang kemungkinan terlambat menyelesaikan tugas B, akibatnya pikiranmu menjadi kacau dan malah tidak efektif. Jadi, daripada melibatkan diri dalam banyak tugas sekaligus, lebih baik kamu fokus menyelesaikan satu per satu pekerjaan dengan penuh konsentrasi.


7. Konsumsi sosial media berlebihan

Terlalu sering menggulir media sosial juga bisa menciptakan pikiran berlebihan, terutama saat kamu membandingkan kehidupanmu dengan orang lain. Informasi yang terlalu banyak dari media sosial dapat membebani pikiranmu dan membuatmu tidak merasa tenang.

Terus menerus terpapar informasi dapat menimbulkan kecemasan dan membuatmu sulit untuk menghentikan pikiran. Jadi, lebih baik kita membatasi waktu layar dan menggunakannya untuk hal-hal nyata dalam hidupmu. 


8. Menyimpan Masalah

Ilustrasi overthinking, berpikir. (Image by Freepik)

Menunda untuk membicarakan atau menyelesaikan masalah dapat menyebabkan penumpukan pikiran negatif. Semakin lama masalah tidak dihadapi, semakin banyak waktu yang dihabiskan untuk berpikir tentangnya. Itulah beberapa kebiasaan buruk yang ternyata memicu pikiran berlebihan, jadi sekarang saatnya untuk menghentikannya.

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya