Liputan6.com, Jakarta Menteri BUMN Erick Thohir mengungkap potensi nikel yang bisa membuat Indonesia jadi pemain baterai kendaraan listrik terdepan di dunia. Bahkan, hal ini turut menarik minat investor global.
Menurutnya, cadangan nikel Indonesia jadi modal kuat untuk mendukung program hilirisasi mineral. Selanjutnya, bisa diolah menjadi bahan baku baterai kendaraan listrik yang digadang jadi perhatian seluruh dunia.
Advertisement
“Kita patut berbangga bagaimana Indonesia menjadi salah satu pemain nikel terbesar di dunia. Kita berbangga sekarang investasi untuk ekosistem daripada EV battery kita saya rasa salah satu terdepan," ungkap Erick di Mandiri Corporate University, Jakarta, dikutip Rabu (31/7/2024).
Dia mengatakan, pada sektor hilirisasi ini turut mengundang investasi dari China hingga Korea Selatan. Tak berhenti disitu, produsen mobil listrik global seperti Volkswagen hingga Ford dikabarkan berminat ikut investasi.
"Di sini ada investasi dari China, dari Korea, ada juga nantinya dari Volkswagen, dari Ford Motor Company. Artinya kita luar biasa,” sambung Erick.
Tantangan
Kendati demikian, Erick menyoroti adanya persoalan yang menjadi tantangan, yakni terkait kecakapan teknologi. Dia mencontohkan ketika perusahaan asal Jepang, Honda membangun motor di Indonesia, tapi sampai saat ini sumber daya manusia (SDM) lokal disebut belum mampu membuat karburatornya.
"Kita bicara downstreaming daripada EV battery, tetapi teknologi battery-nya kita belum punya. Kita masih berbasis daripada tambang di investasi menjadi smelter diturunkan turunannya, tetapi teknologi knowledge-nya kita belum punya," tutur Erick.
Meski begitu, dia masih bersyukur karena hilirisasi bahan tambang tadi jadi satu peningkatan dibandingkan sebelumnya. Kala itu, Indonesia cenderung hanya memanfaatkan bahan mentah nikel saja.
"Ya alhamdulillah daripada dulu raw materialnya saja yang ada,” kata dia.
Penguatan SDM
Poin pentingnya, kata Erick, adalah penguatan kualitas dari SDM yang ada di Indonesia. Tujuannya untuk memastikan peluang peningkatan ekonomi tadi tidak menjadi sia-sia.
"Ya kita harus benar-benar berani invest dan membangun daripada sumber daya manusianya, karena apa yang kita lakukan semua ini tanpa kapabilitas daripada sumber daya manusianya ya tidak akan jadi apa-apa, jadi lost of oportunity," tuturnya.
"Kita sering melakukan kesalahan itu sebagai bangsa ketika ada booming misal kayu, booming dan lain-lain kita belum bisa menjadi bagian daripada pertumbuhan dengan bagaimana manusianya siap berinovasi dan menjaga persaingan daripada pertumbuhan itu," sambung Erick.
Advertisement