Liputan6.com, Jakarta PT Bank BTPN Tbk (Bank BTPN) mengumumkan kinerja paruh pertama tahun ini yang berakhir pada 30 Juni 2024. Pada periode tersebut, Bank BTPN mampu membukukan pertumbuhan kredit dan aset yang signifikan sebagai buah komitmen perusahaan terhadap pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dengan memperluas inovasi produk dan layanan yang relevan dengan kebutuhan nasabah.
“Bank BTPN berkomitmen untuk menciptakan pertumbuhan berarti kepada seluruh lapisan masyarakat. Kami juga terus mendorong perkembangan sektor-sektor yang prospektif agar dampak keberlanjutan bisnis perusahaan bisa dirasakan para pemangku kepentingan secara luas,” kata Direktur Utama Bank BTPN, Henoch Munandar dalam keterangan resmi, dikutip Kamis (1/8/2024).
Advertisement
Laporan keuangan konsolidasi Bank BTPN periode Januari-Juni 2024 telah memperhitungkan kinerja pada akhir Maret 2024. Kedua perusahaan pembiayaan tersebut merupakan bagian dari OTO Group yang mayoritas sahamnya kini dimiliki oleh Bank BTPN.
Akuisisi Bank BTPN terhadap OTO Group berperan besar terhadap pertumbuhan kredit dan aset. Penyaluran kredit melalui OTO Group digunakan untuk mendukung mobilitas masyarakat luas.
Aset Bank BTPN tumbuh 22% tahun ke tahun (yoy) menjadi Rp 235,8 triliun. Sementara, penyaluran kredit Bank BTPN meningkat 19% yoy menjadi Rp 176,2 triliun rupiah pada akhir Juni 2024.
Di sisi lain, saldo current account & saving account (CASA) tercatat meningkat sebesar 29% yoy menjadi Rp 48,1 triliun pada akhir Juni 2024, dan deposito naik 1% yoy menjadi Rp 70,9 triliun, sehingga rasio CASA turut meningkat menjadi 40,4% per akhir Juni 2024. Dengan demikian, total dana pihak ketiga tumbuh 11% yoy menjadi hampir Rp 119,0 triliun pada akhir Juni 2024. Bank BTPN senantiasa mengoptimalkan biaya dana.
Obligasi Berkelanjutan
Bank BTPN juga menerbitkan Obligasi Berkelanjutan V Tahap I Tahun 2024 dengan jumlah pokok Rp355 miliar pada awal Juli 2024 sebagai upaya untuk mendiversifikasi sumber pendanaan dan menjaga profil maturitas pendanaan yang lebih baik.
Dalam upaya perusahaan meningkatkan penyaluran kredit, khususnya di sektor-sektor potensial, Bank BTPN tetap menjaga kualitas kreditnya. Rasio gross non-performing loan (NPL) Bank BTPN berada di level 2,21% per akhir Juni 2024, lebih rendah dibanding rata-rata industri sebesar 2,34% pada akhir Mei 2024.
Bank BTPN juga menjaga rasio likuiditas dan pendanaan berada di tingkat yang sehat, dengan liquidity coverage ratio (LCR) mencapai 234,9% dan net stable funding ratio (NSFR) 115,6% pada 30 Juni 2024. Perseroan mencatat rasio kecukupan modal (capital adequacy ratio/CAR) yang kuat di 28,8%.
Advertisement
Pendapatan Bunga Bersih
Upaya Bank BTPN dalam menghasilkan pendapatan bunga bersih pun meningkat, tercermin dari net interest margin (NIM) yang naik menjadi 6,41% pada akhir Juni 2024 dari 6,33% setahun sebelumnya.
Pendapatan bunga bersih Bank BTPN juga naik sebesar 17% yoy menjadi hampir Rp 7,0 triliun pada 30 Juni di tengah kondisi suku bunga yang masih tinggi. Kenaikan di pendapatan bunga bersih tersebut mendorong pendapatan operasional (konsolidasi) untuk tumbuh 18% yoy menjadi Rp 8,2 triliun.
Laba bersih setelah pajak Bank BTPN (konsolidasi) yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk tercatat Rp 1,2 triliun pada akhir Juni 2024, lebih rendah 15% yoy. Penurunan laba bersih ini terjadi karena peningkatan biaya kredit sebesar 46% yoy, atau sebesar Rp 540 miliar, pasca akuisisi OTO Group.
Penurunan laba bersih juga terjadi akibat kenaikan 26% yoy di biaya operasional menjadi Rp 4,6 triliun, sejalan dengan pertumbuhan volume usaha dan inisiatif-inisiatif yang Bank BTPN sedang kerjakan.