Liputan6.com, Jakarta - Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan menargetkan Perundingan Perjanjian Perdagangan Bebas Indonesia-Gulf Cooperation Council (Indonesia-GCC Free Trade Agreement/I-GCC FTA) rampung pada tahun 2026 mendatang.
Zulhas menyebut, perundingan perdana perjanjian I-GCC FTA akan dimulai pada bulan September.
Advertisement
"Mudah-mudahan (perundingan) dua tahun kelar," kata Zulhas kepada media di Kantor Kementerian Perdagangan di Jakarta, Rabu (31/7/2024).
Setelah menjalankan perundingan hingga dua kali, Indonesia dan GCC berencana membuat seminar yang mendatangkan para pengusaha besar dari kedua negara, ungkap Zulhas.
Nantinya, pertemuan tersebut diharapkan dapat memunculkan potensi kerja sama perdagangan antara Indonesia dan negara-negara Teluk Arab.
"Setelah sekali dua kali perundingan, nanti kita dan GCC akan seminar di sini, mereka mengundang pengusaha besarnya datang kemari. Kita akan pertemukan dengan pengusaha besar kita untuk memulai perundingan," bebernya.
Dalam kesempatan itu, Zulhas juga mengungkapkan, hubungan perdagangan Indonesia dan GCC belum optimal lantaran masih adanya beberapa hambatan.
"Kiya mengirim apa? Ngirim jasa dokter, standar belum sama, mau kirim masakan ikan, standar kesehatannya belum sama, mau kirim (barang) susah, karena tidak ada agreement mengenai perdagangan," imbuhnya.
Sekilas Tentang GCC
Sebagai informasi, Gulf Cooperation Council (GCC) merupakan aliansi kerjasama ekonomi dan politik yang beranggotakan enam negara, yakni Arab Saudi,Uni Emirat Arab, Kuwait, Bahrain, Oman, dan Qatar.
Pada periode Januari-Mei 2024, total perdagangan antara Indonesia dan GCC mencapai USD 6,2miliar.
Dari jumlah tersebut, ekspor Indonesia ke GCC tercatat sebesar USD 2,7 miliar, sementara impor Indonesia dari GCC mencapai USD 3,5 miliar.
Pada 2023, total perdagangan Indonesia—GCC mencapai USD 15,7 miliar.
Adapun ekspor Indonesia yang tercatat sebesar USD 6,1 miliar.
Kementerian Perdagangan mencatat, komoditas ekspor utama Indonesia di antaranya mobil dan kendaraan bermotor, minyak kelapa sawit, perhiasan, kapal suar, kertas,dan kertas karton tidak dilapisi.
Sedangkan, impor Indonesia tercatat sebesar USD 9,6 miliar. Komoditas impor utama nonmigas diantaranya produk setengah jadi dari besi atau baja bukan paduan, alkohol asiklik, belerang, polimer.
Advertisement