Banyak Anggaran Infrastruktur di Kementerian, Jokowi Tegaskan Estetika Jadi Prioritas Prabowo-Gibran

Presiden Joko Widodo (Jokowi) menuturkan, estetika, lanskap, dan lingkungan akan menjadi prioritas pada level berikutnya.

oleh Arief Rahman H diperbarui 31 Jul 2024, 21:15 WIB
Presiden Joko Widodo (Jokowi) menegaskan aspek estetika atau keindahan bangunan jadi perhatian pemerintahan Presiden Terpilih Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka. (Foto: Biro Pers Sekretariat Presiden)

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menegaskan aspek estetika atau keindahan bangunan jadi perhatian pemerintahan Presiden Terpilih Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka. Mengingat pula banyak alokasi anggaran untuk pembangunan infrastruktur di berbagai kementerian.

Dia mengatakan, aspek keindahan itu harus diperhatikan sejak proses konstruksi awal. Selain keindahan bangunan, soal dampak ke lingkungan juga jadi satu perhatian lain.

"Sekali lagi, estetika, lanskap, lingkungan akan menjadi prioritas pada level berikutnya pada pemerintahan yang akan datang," tegas Jokowi dalam Refleksi dan Catatan 10 Tahun Pemerintahan Jokowi di Bidang Konstruksi, Infrastruktur, dan Investasi, di Jakarta, Rabu (31/7/2024).

Dia juga mencatat, alokasi pembangunan tidak sebatas di Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR). Namun, kementerian lain pun ada alokasi untuk membangun infrastruktur.

"Karena kalau pekerjaan (konatruksi) saya kira banyak sekali kalau melihat anggaran infrastruktur tidak hanya di Kementerian PUPR, ada di Menteri Kementerian Perhubungan, ada di Kementerian Pertanian, semuanya ada semuanya," tutur dia.

Dia juga menyinggung soal pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN). Meski banyak digarap BUMN, tapi sub kontraktornya juga melibatkan perusahaan swasta. 

"Yang saya lihat misalnya saya baru saja 2 hari lalu pulang dari IKN, lihat yang mengerjakan kontraktor utamanya memang yang banyak BUMN tetapi yang menjadi subkon banyak sekali dari Gapensi," ucapnya.

"Kenapa saya tahu? Karena saya mengundang Kadin mengundang Hipmi yang ternyata juga ikut membangun di sana semuanya. 'Pak saya Kadin tapi saya juga Gapensi, pak saya juga Hipmi tapi saya juga Gapensi', termasuk yang di Komisi V (DPR RI), banyak yang Gapensi," imbuhnya.

 


Minta Pembangunan Tak Cuma Bikin Beton

Presiden Jokowi dan Mensesneg Pratikno di Ibu Kota Nusantara (IKN), Kalimantan Timur, Senin (29/7/2024). (Foto: Biro Pers Sekretariat Presiden)

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta pembangunan infrastruktur tak sebatas pada membuat beton. Dia meminta pembangunan juga dilakukan dengan memperhatikan keindahan estetika hingga aspek lingkungan.

Dia menuturkan, aspek itu jadi tingkatan selanjutnya yang diperhatikan oleh para kontraktor. Hal ini disampaikan Jokowi di hadapan para pengusaha dalam Gabungan Pelaksana Konstruksi Nasional Indonesia (Gapensi).

"Mestinya kita ini sudah melangkah ke level atas bukan hanya konstruksinya tapi juga estetikanya, lingkungan juga harus dilihat. Larinya mesti kesana, tidak hanya membangun beton, beton, beton," tegas Jokowi dalam Refleksi dan Catatan 10 Tahun Pemerintahan Jokowi di Bidang Konstruksi, Infrastruktur, dan Investasi, di Jakarta, Rabu (31/7/2024).

Dia mengatakan, aspek estetika dan lingkungan selalu jadi perhatiannya ketika meresmikan sebuah proyek infrastruktur. 

"Saya sudah berapa kali (bersama) pak Menteri kalau saya ke lapangan meresmikan atau melihat progres perkembangan sebuah proyek pasti saya tegur kalau berkaitan dengan landscape, estetika, lingkungan karena ini kedepan aka menjadi hal yang sangat penting," tuturnya.

Dia menyinggung soal siasat pengusaha yang membanting harga dan menurunkan biaya untuk produksinya. Termasuk menurunkan harga perkiraan sendiri (HPS) yang berpengaruh pada kualitas bangunan.

"Jadi, kalau sudah anggarannya di bawah HPS-nya sudah di bawah 80 persen jangankan soal estetika, jangankan soal lanskap, jangankan soal lingkungan, jadi baik saja belum tentu. Bener ndak?," tanya dia.

"Karena anggarannya dipangkas terlalu banyak makanya 'yang penting jadi' itu yang berbahaya," sambung Jokowi seraya direspons dengan tepuk tangan audiens. 

"Kok ditepuk tangani?," ucap nya lagi.

 

 


Tak Ada Anggaran

Volume perdagangan juga diperkirakan meningkat dari 2,4 persen pada 2023 menjadi 3,5 persen pada 2024. Dengan prospek ekonomi yang membaik, kinerja ekspor pada tahun depan diharapkan dapat kembali menguat. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Kendati demikian, dia mengakui tidak ada anggaran untuk memastikan estetika dari sebuah bangunan. Maka, hal itu perlu jadi perhatian sejak proses konstruksi awal.

"Karena memang tidak ada anggarna untuk mempercantik bangunan itu. Kita harus mulai dengan estetika, keindahan, lanskap, lingkungan, sekali lagi saya ulang-ulang," ujarnya.

Dia meminta pengusaha yang tergabung di Gapensi melihat aspek keindahan bangunan dalam proses konstruksi.

"Oleh sebab itu saya minta Gapensi sebagai salah satu asosiasi jasa konstruksi terbesar dalam menghasilkan karya konstruksi betul-betul harus semakin berkualitas," tegasnya.

Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya