Liputan6.com, Jakarta - Pertamina Foundation melalui program kompetisi PFsains kembali membuka kompetisi inovasi berbasis energi baru terbarukan (EBT), termasuk inovasi teknologi dan inovasi energi yang diperuntukan di wilayah 3T (Tertinggal, Terdepan dan Terluar).
“Kami ingin PFsains tahun ini mampu mendorong lahirnya inovasi-inovasi baru dengan mengembangkan potensi daerah asal mereka,” ujar Direktur Operasi Pertamina Foundation Yulius S. Bulo.
Advertisement
Menurutnya, sejak pertama kali digelar 2020 lalu, animo peserta terhadap salah satu program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) Pertamina di bidang pendidikan itu, terus mengalami peningkatan setiap tahunnya.
"Kompetisi PFsains disambut antusias oleh para inovator dari seluruh Indonesia," imbuh Yulius.
Hadirnya penambahan inovasi teknologi dan inovasi energi tahun ini ujar dia, diharapkan mampu berkontribusi dalam meningkatkan ekosistem wirausaha serta hilirisasi inovasi dalam memenuhi kebutuhan masyarakat dan industri.
“Meskipun tidak lagi terpaku dengan EBT, kami tetap mengedepankan aspek sustainability atau keberlanjutan, baik secara lingkungan, sosial, dan ekonomi,” ujar dia menegaskan.
Hasilnya, sebanyak 115 proposal sukses disaring penitia yang terdiri dari 75 kategori ideation dan 40 kategori implementation untuk melaju ke tahap pitching, dari sekitar 753 proposal yang dikirim inovator tanah air.
“Pada tahap ini, proposal mereka diuji oleh profesional di bidang teknologi, energi, dan pemberdayaan masyarakat,” kata dia menerangkan.
Ada beberapa poin penilaian, yakni ; keterkaitan dengan sustainable development goals (SDGs), novelty, keberlanjutan, cara kerja dan keamanan prototipe, serta solusi yang ditawarkan terhadap permasalahan.
“Perbedaan kategori ideation dan implementation adalah dari tingkat kematangan inovasi dan prototipe,” kata dia.
Kategori Penilaian
Ideation merupakan kategori riset dan sudah berupa laporan hasil, namun belum siap diimplementasikan dalam waktu dekat dengan Tingkat Kesiapan Teknologi (TKT) pada level 1-4. Sementara, implementation sudah siap diimplementasikan dan memiliki pilot project dengan TKT level 5-9.
Untuk menghadapi sukses seleksi, seluruh peserta mendapatkan materi capacity building yang diberikan technopreneur sukses, mengenai kiat dan tips pitching, komersialisasi inovasi, hingga bisnis model yang berkelanjutan.
“Capacity building penting kami berikan untuk memiliki problem statement yang jelas, kompetensi, pengetahuan, dan keterampilan sesuai dengan inovasi yang dijalankan,” papar dia.
Seperti diketahui, kompetisi PFsains merupakan kompetisi pengembangan inovasi teknologi dan energi, melalui kegiatan penelitian/dan atau praktik inovasi berbasis community based Research yang diadakan Pertamina Foundation.
Para pemenang kompetisi PFsains akan memperoleh total pendanaan Rp 2.5 miliar, fasilitas mentoring 1-on-1, dan market validation.
Informasi selengkapnya mengenai kompetisi PFsains dapat diakses pada laman website pertaminafoundation.org dan media sosial resmi Pertamina Foundation. Hati-hati penipuan, segala proses seleksi Kompetisi PFsains tidak dipungut biaya apapun.
Advertisement