Mendag Pede Ekspor Indonesia ke Timur Tengah Bisa Melompat Lewat Jalan Ini

Mendag Zulkifli Hasan menuturkan, melalui perjanjian dagang I-GCC-FTA, Indonesia dan negara Arab di Teluk meningkatkan hubungan dagang.

oleh Natasha Khairunisa Amani diperbarui 01 Agu 2024, 11:38 WIB
Kementerian Perdagangan dan Dewan Kerja Sama untuk Negara Arab di Teluk (Gulf Cooperation Council/GCC) resmi meluncurkan perundingan Indonesia–Gulf Cooperation Council Free Trade Agreement (I–GCC FTA). (Gagas/Liputan6.com)

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Perdagangan dan Dewan Kerja Sama untuk Negara Arab di Teluk (Gulf Cooperation Council/GCC) resmi meluncurkan perundingan Indonesia–Gulf Cooperation Council Free Trade Agreement (I–GCC FTA).

Peluncuran perundingan tersebut ditandai dengan penandatanganan Pernyataan Bersama (Joint Statement) Peluncuran I–GCC FTA oleh Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan dan Sekretaris Jenderal GCC Jasem Mohamed Al-Budaiwi di Kantor Kementerian Perdagangan, Jakarta, pada Rabu, 31 Juli 2024.

Menter Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan menyampaikan, pemerintah optimistis kerja sama ini akan meningkatkan pasar ekspor Indonesia ke seluruh negara anggota GCC dan semakin mengokohkan hubungan Indonesia dengan semua negara Arab di Teluk.

"Sudah bertahun-tahun dibahas, tetapi baru hari ini perundingan perjanjian ini bisa diluncurkan. Untuk itu, saya mengajak kedua pihak untuk meningkatkan hubungan dagang melalui perjanjian dagang ini,” kata Mendag Zulkifli Hasan dalam keterangan resmi di Jakarta, dikutip Kamis (1/8/2024).

Dia menuturkan, penandatanganan Joint Statement Perundingan I–GCC FTA merupakan langkah awal bagi Indonesia dan GCC untuk segera memulai perundingan. 

"Kami optimis perundingan dapat diselesaikan dalam jangka waktu 24 bulan sebagaimana disepakati kedua pihak,” bebernya.

Mendag Zulhas juga mengapresiasi dan memberikan penghargaan setinggi-tingginya atas kedatangan Sekretaris Jenderal GCC ke Indonesia

"Indonesia menyumbang jumlah penduduk yang besar bagi ASEAN yang berjumlah sekitar 600 juta jiwa. Di sisi lain, negara teluk juga mempunyai jumlah penduduk yang besar. Untuk itu, saya kembali mengajak untuk bersama-sama meningkatkan perdagangan Indonesia – GCC ini. Dengan melalui FTA, kita sudah memulai sesuatu yang baik,” kata dia.

 

 


Tonggak Sejarah Hubungan

Aktivitas bongkar muat peti kemas di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Selasa (25/10). Kebijakan ISRM diharapkan dapat meningkatkan efisiensi pelayanan dan efektifitas pengawasan dalam proses ekspor-impor. (Liputan6.com/Immaniel Antonius)

Dalam kesempatan itu, Sekjen GCC Jasem Mohamed Al-Budaiwi menyampaikan pihaknya melihat peluncuran I-GCC FTA sebagai tonggak sejarah hubungan ekonomi antara Indonesia dan negara-negara Arab di teluk. 

Al-Budaiwi meyakini nilai perdagangan kedua pihak akan terus meningkat, khususnya dengan adanya perjanjian kerja sama yang baru.

“Peluncuran perjanjian dagang kedua negara pada hari ini menjadi sejarah bagi Indonesia dan negara- negara teluk. Kami yakin perjanjian ini dapat membawa kebaikan bagi kedua pihak, khususnya di bidang ekonomi,” tuturnya.

Perundingan Dimulai pada September 2024

Dalam kesempatan terpisah, Direktur Jenderal Perundingan Perdagangan Internasional Kementerian Perdagangan RI Djatmiko Bris Witjaksono mengungkapkan bahwa Perundingan Putaran Pertama I–GCC FTA akan dimulai pada September 2024 dan dilanjutkan dengan Putaran Kedua pada November 2024.

Kedua putaran perundingan akan mencakup isu perdagangan barang, perdagangan jasa, ketentuan asal barang, sanitasi dan fitosanitasi, prosedur kepabeanan dan fasilitasi perdagangan, hambatan teknis perdagangan, investasi, usaha kecil dan menengah (UKM), perdagangan digital, hak kekayaan intelektual, kerja sama ekonomi, ekonomi Islam termasuk halal, serta penyelesaian sengketa.

Djatmiko mengungkapkan, I–GCC FTA merupakan perjanjian dagang Indonesia yang ketiga dengan mitra dagang di kawasan Timur Tengah.

"Koordinasi intensif akan terus dilakukan bersama kementerian dan lembaga, termasuk dengan pelaku usaha, untuk mempersiapkan perundingan agar berjalan lancar dan sesuai target," ungkap Djatmiko.

 


Kerja Sama Sebelumnya

Aktivitas bongkar muat peti kemas di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Jumat (29/10/2021). Badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan neraca perdagangan Indonesia pada September 2021 mengalami surplus US$ 4,37 miliar karena ekspor lebih besar dari nilai impornya. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Indonesia sebelumnya telah memiliki perjanjian dagang Comprehensive Economic Partnership Agreement (CEPA) dengan Persatuan Emirat Arab dan Preferential Trade Agreement (PTA) dengan Iran.

Dengan GCC, dan Indonesia telah menyepakati kerangka acuan (Term of Reference/ToR) I–GCC FTA yang telah ditandatangani Ketua Kelompok Perunding dari kedua pihak pada Selasa, 9 Juli 2024. Kerangka acuan tersebut akan menjadi pedoman dalam melaksanakan perundingan.

 


Perkuat Perdagangan, Dubai International Chamber Gandeng Kementerian Investasi hingga Kadin

President And CEO Of Dubai Chambers Mohammad Ali Rashed Lootah (Foto: Liputan6.com/Tira Santia)

Sebelumnya, Dubai International Chamber Uni Emirat Arab (UEA), bekerjasama dengan Kementerian Perdagangan dan Kementerian Investasi Republik Indonesia serta KADIN menyelenggarakan Forum Bisnis di Jakarta, Senin (6/5/2024).

President And CEO Of Dubai Chambers, Mohammad Ali Rashed Lootah membahas, mengenai perjanjian kemitraan ekonomi konprehensif Indonesia dan UEA pada tahun lalu. UEA menjadi mitra dagang terbesar kedua bagi Indonesia di antara negara-negara Timur Tengah, dengan total perdagangan USD5,06 miliar.

Selain itu, Uni Emirat Arab telah menjadi salah satu pasar utama bagi Indonesia, dengan minyak sawit menjadi komoditas ekspor terpenting.

"Adanya penandatanganan perjanjian kemitraan ekonomi komprehensif UEA-Indonesia menghapus hambatan perdagangan dari berbagai macam barang dan jasa. Dan diharapkan dapat meningkatkan perdagangan bilateral non-minyak tahunan antara negara kita menjadi USD 10 miliar dalam 5 tahun ke depan,” kata Lootah.

Menurut Lootah, perjanjian ini membuka peluang menarik bagi komunitas bisnis antara Indonesia dengan UEA. Melakui perjanjian tersebut maka mengukuhkan posisi Indonesia sebagai pasar yang memiliki kepentingan strategis yang besar bagi UEA dan Dubai.

 


Kamar Dagang

President And CEO Of Dubai Chambers Mohammad Ali Rashed Loota dalam Forum Bisnis yang diselenggarakan Dubai International Chamber di Jakarta, Senin (6/5/2024). (Tira/Liputan6.com)

Adapun pada Juni tahun lalu Dubai International Chamber sebagai salah satu dari tiga kamar dagang yang beroperasi di bawah Dubai Chambers memperluas kemitraan global dengan meresmikan kantor perwakilan internasional baru di Jakarta.

"Di sini di Jakarta Untuk lebih memperkuat penguatan hubungan perdagangan dan investasi bilateral,” ujarnya.

Lootah mengatakan, kantor perwakilan Dubai International Chamber di Jakarta dengan senang hati bekerja sama dengan dunia usaha Indonesia untuk mendukung pertumbuhan dan perdagangan bilateral, serta investasi dengan memanfaatkan perjanjian IUAE-CEPA antara UEA dan Indonesia untuk memaksimalkan aktivitas ekspor dan impor antara kedua negara.

"Kantor kami di Jakarta berupaya membangun hubungan yang kuat dengan pemangku kepentingan, utamanya sektor publik dan swasta dan dukungan dari perusahaan-perusahaan berbasis yang ingin berekspansi ke Indonesia. Serta membantu dunia usaha Indonesia untuk memasuki pasar Dubai dan memanfaatkan Emirates sebagai landasan peluncuran ambisi Global mereka,” pungkasnya.

 

Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya