5 Tips yang Perlu Diterapkan untuk Jaga Kesehatan Mental Remaja

Kesehatan mental adalah aspek penting dari kesejahteraan yang seringkali terabaikan, terutama di kalangan remaja yang sedang mengalami berbagai perubahan emosional dan sosial.

oleh Mochamad Rizal Ahba Ohorella diperbarui 01 Agu 2024, 15:07 WIB
Sama halnya seperti Harry yang memiliki dua sahabat dekat yaitu Hermione Granger dan Ron Weasley. Draco juga memiliki dua sahabat yang sebenarnya lebih terlihat seperti antek-anteknya, yaitu Vincent Crabbe dan Gregory Goyle. (Instagram/@wizardingworld)

Liputan6.com, Jakarta Kesehatan mental adalah aspek penting dari kesejahteraan yang seringkali terabaikan, terutama di kalangan remaja yang sedang mengalami berbagai perubahan emosional dan sosial. Mengingat tantangan yang dihadapi remaja mulai dari tekanan akademis hingga masalah hubungan merupakan hal yang krusial untuk menjaga kesehatan mental dengan cara yang efektif.

Mengadopsi kebiasaan sehat dan strategi yang tepat dapat membantu remaja untuk mengatasi stres dan menjaga keseimbangan emosional mereka.Dalam artikel ini, akan dibahas lima tips praktis yang dapat diterapkan oleh remaja untuk mendukung kesehatan mental mereka.

Mulai dari teknik relaksasi sederhana hingga pentingnya komunikasi dan dukungan sosial, tips-tips ini dirancang untuk membantu remaja mengelola tekanan sehari-hari dan meningkatkan kesejahteraan emosional mereka. Dengan menerapkan strategi ini, diharapkan remaja dapat menjalani masa-masa yang penuh tantangan dengan lebih baik dan lebih sehat secara mental, dihimpun Liputan6.com dari berbagai sumber, Kamis(1/8/2024).


1. Kenali Self-Esteem: Kamu berhak untuk mencintai diri kamu

Ingatlah, setiap individu, termasuk dirimu sendiri, pantas untuk dicintai. Kamu berharga! (Gambar: Unsplash.com/Content Pixie)

Self-esteem adalah cara seseorang melihat dan menghargai diri sendiri. Menurut Brandent, seorang ahli, self-esteem mencakup merasa layak untuk meraih kebahagiaan dan merasa puas dengan pencapaian yang telah diraih. Namun, penting untuk menjaga keseimbangan dalam self-esteem; terlalu tinggi atau terlalu rendah dapat berdampak negatif.

Self-esteem yang rendah dapat mengakibatkan kurangnya rasa percaya diri, sementara self-esteem yang terlalu tinggi bisa menyebabkan sikap narsistik. Untuk mencapai keseimbangan, penting untuk memiliki mindset positif dan menyadari bahwa tidak ada manusia yang sempurna.

Fokus pada kebahagiaan diri sendiri merupakan langkah pertama; dengan kebahagiaan pribadi, orang di sekitar akan merasakannya juga. Selain itu, menerima kekurangan diri sendiri sebagai kesempatan untuk belajar dan berkembang adalah kunci. Menyadari nilai diri dan menghargai cinta dari keluarga, teman, dan pasangan membantu dalam pencarian kebahagiaan yang lebih dalam.


2. Exercise atau melakukan olahraga

Ilustrasi orang lari. (Foto: Unsplash/Chander R)

Tahukah kamu bahwa rajin berolahraga juga dapat meningkatkan kesehatan mentalmu? Benar sekali, dengan melakukan latihan fisik atau olahraga, kamu dapat menghindari gangguan depresi. Tidak hanya itu, olahraga juga memiliki pengaruh positif dalam menjaga kualitas tidur, meningkatkan daya ingat otak, memperbaiki mood, mengurangi stres, dan meningkatkan rasa percaya diri.

Menurut ahli kesehatan Barbara Nasal dari Kementerian Kesehatan Direktorat Jenderal Kesehatan, dengan meluangkan waktu 30 menit untuk berolahraga, produksi serotonin atau zat kimia dalam otak yang berperan dalam mengatur suasana hati, perilaku sosial, tidur, nafsu makan, dan memori akan meningkat. Tidak ada waktu yang tepat untuk berolahraga.

Kamu bisa melakukannya di pagi, siang, sore, atau malam hari. Jika kamu suka berolahraga di luar ruangan dan menikmati sinar matahari pagi yang kaya akan vitamin D, kamu bisa bersepeda, berlari, atau berjalan santai. Bagi yang lebih suka aktivitas di dalam ruangan, kamu bisa pergi ke gym atau mengikuti kelas yoga.

Dengan berolahraga secara rutin dan mengimbanginya dengan pola makan yang sehat, kamu dapat menjaga dan melindungi kesehatan mentalmu.


3. Cerita saja! Jangan dipendam!

Peran orangtua memegang peranan yang sangat penting dalam membantu anak-anak mengatasi segala permasalahan yang mereka hadapi.

Banyak remaja yang menyimpan masalahnya sendiri dan enggan untuk berbagi. Akibatnya, mereka menjadi stres dan kesehatan mereka terganggu. Saat ini, istilah "overthinking" semakin populer untuk menggambarkan betapa rumitnya pikiran seseorang terhadap suatu masalah. Pikiran-pikiran ini mencakup berbagai peluang untuk menyelesaikan masalah.

Namun, tentu saja para remaja membutuhkan bimbingan lebih lanjut. Komunikasi di sini sangat penting. Kamu harus tahu bahwa jika terus memaksa otakmu untuk terus memikirkan dan terjebak dalam masalah yang sedang kamu hadapi, kesehatanmu akan terganggu.

Oleh karena itu, ceritakanlah masalah yang kamu hadapi kepada orang-orang yang bisa kamu percaya. Kamu bisa bercerita kepada orangtua, guru di sekolahmu, atau teman-temanmu. Dengan berbagi, kamu bisa merasa lega dalam hati dan pikiranmu. Tidak hanya itu, proses diskusi juga akan terjadi untuk mencari cara terbaik dalam menyelesaikan masalah tersebut.


4. Part terpenting: Kelola waktu tidur!

Apabila kekurangan waktu tidur, kemampuan untuk fokus dan berkonsentrasi pada pekerjaan yang sedang lakukan akan terganggu. (Gambar: Pexels.com/Andrea Piacquadio)

bagian otak yang dikenal sebagai amygdala. Amygdala berperan penting dalam mengatur emosi, seperti kebahagiaan dan ketakutan. Ketika tidak mendapatkan cukup tidur, aktivitas amygdala bisa meningkat hingga 60 persen, yang mengakibatkan kesulitan dalam mengingat hal-hal terkait emosi dan meningkatkan kecemasan. Selain itu, seseorang mungkin mulai merespons situasi normal sebagai ancaman karena gangguan pada fungsi emosional ini.

Untuk menjaga kesehatan mental dan mencegah kerusakan pada amygdala, penting untuk memenuhi kebutuhan tidur yang cukup. Remaja di bawah 18 tahun disarankan untuk tidur antara 10 hingga 13 jam per hari, meskipun jumlah ini bisa bervariasi berdasarkan kondisi medis dan faktor genetik.

Jika sulit tidur, beberapa strategi yang bisa diterapkan termasuk meditasi sebelum tidur, menghindari kafein dan alkohol secara berlebihan, membatasi penggunaan perangkat elektronik satu jam sebelum tidur, dan menjaga jadwal tidur yang konsisten. Menjaga kualitas tidur yang baik sangat penting untuk keseimbangan emosional dan kesehatan mental secara keseluruhan.


5. Batasi Penggunaan Media Sosial

Ilustrasi muslimah, Islami, tertawa, main HP. (Image by freepik)

Terlalu banyak waktu yang dihabiskan di media sosial dapat berdampak negatif pada kesehatan mental, seperti meningkatkan perasaan kecemasan atau rendah diri. Batasi waktu yang dihabiskan di media sosial dan pastikan untuk menghabiskan waktu juga dalam aktivitas yang lebih produktif dan memuaskan secara emosional. Fokus pada hubungan nyata dan kegiatan yang memberikan kepuasan dan kebahagiaan yang lebih mendalam.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya