Liputan6.com, Jakarta - Hidup yang terkonsep dan direncanakan memberikan arah dan tujuan yang jelas, memungkinkan seseorang untuk memanfaatkan waktu dan sumber daya dengan lebih efektif.
Dengan perencanaan yang matang, kita dapat menetapkan prioritas, mengidentifikasi langkah-langkah yang diperlukan untuk mencapai tujuan, dan mengantisipasi tantangan yang mungkin muncul.
Ini tidak hanya membantu dalam mencapai kesuksesan pribadi dan profesional, tetapi juga memastikan keseimbangan dan kebahagiaan dalam berbagai aspek kehidupan.
Mengutip sebuah ceramah yang diunggah di kanal YouTube @vidioibun624, Ustadz Adi Hidayat (UAH) menekankan pentingnya manusia untuk merencanakan kehidupan mereka, dengan mengambil pelajaran dari alam.
Menurut UAH, bahkan tumbuhan, yang tidak akan dihisab di akhirat, memiliki rencana kehidupan yang teratur, seperti kapan mengeluarkan oksigen atau karbon dioksida. "Jadi Anda bisa bayangkan, tumbuhan saja yang tidak dihisab, dia sudah punya planning kehidupan," ujar UAH.
UAH kemudian membandingkan manusia, yang akan dihisab di akhirat, dengan tumbuhan yang tidak. Ia mengingatkan bahwa manusia, sebagai makhluk yang akan dimintai pertanggungjawaban atas setiap perbuatannya, harus lebih serius dalam merencanakan hidup. "Kita ini manusia yang akan ditanya, yang punya rencana kehidupan," tegasnya.
Baca Juga
Azab Ngeri untuk Para Pelaku Maksiat di Alam Kubur, Ustadz Adi Hidayat sampai Bilang Begini
Respons Mengejutkan Rasulullah saat Ada Imam Dikomplain karena Selalu Baca Surah Al-Ikhlas di Rakaat Pertama dan Kedua
Cerita Lucu saat Syekh Ali Jaber Pertama Kali Jadi Imam di Indonesia, Ditinggal Jemaah Gara-Gara Ini
Advertisement
Simak Video Pilihan Ini:
Pentingnya Merencanakan Hidup sejak Bangun Tidur
Salah satu indikator seorang Muslim yang baik, menurut UAH, adalah kemampuan untuk merencanakan hari sejak bangun tidur.
"Sejak bangun dari tidur itu, rencana kehidupan harus sudah ada," jelas UAH. Ia menambahkan bahwa bukan hanya shalat yang menjadi tanda seorang Muslim, tetapi juga bagaimana seseorang mengimplementasikan ajaran Islam dalam kehidupan sehari-hari.
UAH menekankan bahwa perencanaan kehidupan dimulai sejak pagi, saat subuh. Menurut UAH, waktu subuh adalah momen yang tepat untuk merencanakan hari, karena pada saat itu pikiran masih segar dan tenang.
"Di waktu subuh kita harus sudah punya rencana apa yang mau disiapkan di hari itu," katanya.
Dalam ceramahnya, UAH juga mengingatkan bahwa perencanaan kehidupan bukan hanya tentang aktivitas duniawi, tetapi juga harus mencakup aspek spiritual dan ibadah.
"Kita harus seimbang antara urusan dunia dan akhirat," ungkapnya. Ia menekankan pentingnya menjaga keseimbangan ini agar hidup menjadi lebih berkah dan bermakna.
UAH menyarankan agar umat Muslim memulai hari dengan ibadah, seperti shalat dan membaca Al-Quran, untuk mendapatkan ketenangan dan petunjuk dari Allah.
"Mulailah hari dengan doa dan ibadah, itu akan memberi kita energi positif," ujar UAH. Ia menambahkan bahwa ini adalah bagian penting dari perencanaan kehidupan yang berkelanjutan.
Ia juga menekankan pentingnya disiplin dalam menjalankan rencana yang telah dibuat. "Tanpa disiplin, rencana apapun tidak akan berjalan dengan baik," katanya. UAH mengajak umat untuk berkomitmen pada rencana mereka, baik dalam hal pekerjaan, keluarga, maupun ibadah.
Advertisement
Merencanakan Kehidupan Salah Satu Cara untuk Menumbuhkan Rasa
Dalam perspektif UAH, merencanakan kehidupan adalah salah satu cara untuk menumbuhkan rasa tanggung jawab dan kesadaran akan waktu.
"Waktu adalah amanah, kita harus menggunakannya sebaik mungkin," katanya. Menurutnya, dengan merencanakan kehidupan, seseorang bisa lebih produktif dan efektif dalam menjalani hari-harinya.
UAH juga menekankan bahwa perencanaan yang baik harus fleksibel dan adaptif. "Kita harus siap dengan perubahan dan tantangan," ujarnya.
Ia mengingatkan bahwa hidup tidak selalu berjalan sesuai rencana, dan penting untuk tetap tenang dan mencari solusi ketika menghadapi kesulitan.
Mengakhiri ceramahnya, UAH mengajak umat untuk selalu berusaha memperbaiki diri dan meningkatkan kualitas hidup.
"Hidup ini adalah perjalanan menuju Allah, kita harus selalu berusaha menjadi lebih baik," katanya. Ia menekankan bahwa perbaikan diri adalah proses yang berkelanjutan dan memerlukan kesungguhan dan ketekunan.
Pesan UAH dalam ceramah ini sangat relevan dengan tantangan kehidupan modern yang penuh dengan dinamika dan perubahan. Dengan perencanaan yang baik, seseorang dapat lebih siap menghadapi berbagai situasi dan menjalani hidup dengan lebih tenang dan terarah.
Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul