Liputan6.com, Jakarta - Di beberapa tempat, kadangkala adzan dikumandangkan menggunakan rekaman atau tape recorder. Meskipun hal ini praktis dan dapat memastikan kualitas suara yang stabil, penggunaan rekaman adzan masih menjadi perdebatan di kalangan ulama.
Beberapa argumen menentang praktik ini dengan alasan bahwa adzan seharusnya dikumandangkan secara langsung oleh muadzin sebagai bentuk panggilan ibadah yang hidup dan mengandung keberkahan.
Selain itu, adzan yang dikumandangkan langsung mencerminkan kehadiran fisik seseorang yang menyerukan umat untuk beribadah, menjadikan panggilan tersebut lebih personal dan bermakna.
Adzan sendiri merupakan seruan panggilan untuk melaksanakan sholat, yang dilakukan oleh seorang muadzin dari masjid. Adzan memiliki peran penting dalam kehidupan umat Islam, karena selain menginformasikan waktu sholat, ia juga menjadi pengingat bagi Muslim untuk mengingat Allah dan kewajiban ibadah mereka.
Adzan terdiri dari kalimat-kalimat pujian kepada Allah, pengakuan atas kenabian Muhammad SAW, dan ajakan untuk bersegera dalam melakukan kebaikan. Tradisi adzan telah berlangsung sejak zaman Nabi Muhammad dan menjadi bagian tak bisa dipisahkan dari kehidupan sehari-hari Muslim di seluruh dunia.
Baca Juga
Advertisement
KH Yahya Zainul Ma'arif, atau yang akrab disapa Buya Yahya, menekankan pentingnya pelaksanaan adzan dalam Islam dalam sebuah ceramah yang diunggah di YouTube kanal @dhanybias_6513.
Simak Video Pilihan Ini:
Jangan Sampai Ada Adzan Gak Ada Orangnya
Ia menyampaikan bahwa adzan harus dikumandangkan secara langsung, bukan hanya diputar dari tape atau rekaman. "Jangan sampai ada suara adzan tanpa ada orangnya," tegas Buya Yahya, menyoroti esensi dari pelaksanaan adzan yang sesuai dengan sunnah.
Menurut Buya Yahya, adzan merupakan panggilan untuk ibadah yang harus dilakukan secara langsung oleh seorang muadzin, bukan melalui perangkat audio.
"Ada adzan, enggak ada orangnya, mana ada contohnya? Adzan itu harus dikumandangkan oleh orang, bukan tape diputar," ujarnya. Buya Yahya menegaskan bahwa adzan adalah bagian dari sunnah Nabi Muhammad SAW yang harus dilaksanakan dengan cara yang benar.
Buya Yahya menjelaskan bahwa adzan bisa dikumandangkan di berbagai tempat, tidak hanya di masjid atau mushola. Ini menunjukkan bahwa adzan adalah amalan yang luas jangkauannya, tidak terbatas pada tempat-tempat ibadah umum.
"Adzan itu bukan hanya harus di masjid, di mushola, bahkan kalau Anda sholat di rumah sendiri, sunnahnya tetap mengumandangkan adzan," katanya.
Namun, Buya Yahya juga mengingatkan agar tidak menggunakan mikrofon saat mengumandangkan adzan di rumah. "Jangan pakai mikrofon kalau di rumah, orang bingung nanti," ujarnya.
Buya menjelaskan bahwa tujuan dari adzan adalah untuk mengangkat suara panggilan ibadah dengan cara yang sesuai dengan sunnah, tanpa menimbulkan kebingungan di lingkungan sekitar.
Dalam penjelasannya, Buya Yahya juga menggarisbawahi bahwa adzan dan iqamah tetap disunahkan meskipun sholat dilakukan sendirian di rumah. "Kalau salatnya nggak berjamaah, tetap disunahkan adzan dan iqamah," ungkapnya. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya menjaga pelaksanaan sunnah adzan dalam berbagai situasi.
Advertisement
Penjelasan Mendalam Soal Adzan
Buya Yahya menambahkan bahwa untuk sholat sunnah yang dilakukan oleh ibu-ibu di rumah, mereka hanya perlu mengumandangkan iqamah tanpa adzan. "Kecuali ibu-ibu sholat sunnahnya komat saja, nggak disunahkan adzan," katanya. Ini memberikan panduan praktis mengenai pelaksanaan adzan dalam konteks sholat sunnah yang dilakukan di rumah.
Pesan dari Buya Yahya ini penting untuk memastikan bahwa adzan tidak hanya sekadar formalitas, tetapi dilakukan dengan cara yang benar dan sesuai dengan ajaran Islam. Beliau mengajak umat untuk lebih memperhatikan pelaksanaan adzan dan memastikan bahwa panggilan ibadah ini dilakukan dengan kesungguhan dan keautentikan.
Buya Yahya menjelaskan bahwa adzan bukan hanya sebagai pengingat waktu sholat, tetapi juga sebagai bentuk ibadah yang memiliki nilai spiritual yang tinggi. Dengan mengikuti sunnah adzan yang benar, umat Islam dapat menjaga keaslian dan keutuhan praktik ibadah mereka, serta mendapatkan keberkahan dari Allah SWT.
Buya juga mendorong umat untuk tidak hanya mengandalkan teknologi dalam pelaksanaan ibadah, tetapi untuk tetap melaksanakan amalan ibadah dengan cara yang sesuai dengan ajaran agama.
Dengan penjelasan ini, Buya Yahya memberikan panduan yang jelas tentang pelaksanaan adzan, baik di masjid, mushola, maupun di rumah. Pesan ini penting untuk memastikan bahwa adzan tetap dilakukan dengan cara yang sesuai dengan sunnah, sehingga makna dan keberkahan dari panggilan ibadah ini dapat dirasakan dengan optimal.
Pesan Buya Yahya ini juga menjadi pengingat bagi umat Islam untuk selalu menjaga pelaksanaan ibadah mereka agar tetap sesuai dengan ajaran Islam dan tidak terpengaruh oleh kebiasaan yang tidak sesuai dengan sunnah. Hal ini penting untuk memastikan bahwa setiap amalan ibadah dilakukan dengan penuh kepatuhan dan kesungguhan.
Dengan demikian, ceramah Buya Yahya ini memberikan pemahaman yang mendalam tentang pelaksanaan adzan dan pentingnya menjaga keaslian praktik ibadah.
Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul