Liputan6.com, Jakarta PT Pertamina International Shipping (PIS) berkomitmen untuk terus menjaga kelestarian laut dan menjaga pesisir pantai nusantara, kini mencatat rekor tersendiri. Dalam setahun berjalan, PIS resmi menanam sebanyak 10.000 mangrove di Kawasan Mangorve Tanjung Pasir, Tangerang lewat program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) BerSEAnergi untuk Laut.
Penanaman mangrove ini juga merupakan rangkaian penutup dari target menanam 10.000 mangrove di seluruh wilayah pesisir Indonesia. Kegiatan ini sendiri telah berlangsung sejak tahun 2023, sebagai bagian dari program ‘BerSEAnergi untuk Laut’ yang merupakan bentuk nyata komitmen PIS terhadap pengurangan emisi karbon di seluruh wilayah operasional PIS.
Advertisement
"Hal ini juga sesuai dengan rencana jangka panjang PIS dan Pertamina untuk mengurangi emisi karbon secara signifikan hingga 2050. Kegiatan ini juga sebagai simbol bakti karyawan Grup Pertamina terhadap keberlangsungan kehidupan masyarakat di pesisir Indonesia, khususnya di pesisir Tangerang," ujar Corporate Secretary PIS, Muhammad Baron di Jakarta, Selasa (3/12).
Selain menanam mangrove, rangkaian kegiatan ini juga mencakup berbagai penyuluhan terhadap pentingnya menjaga kelestarian ekosistem pesisir. Berbagai kegiatan ini bertujuan untuk memberikan dampak positif terhadap kelestarian alam dan mendukung kesejahteraan masyarakat pesisir.
"Ini juga sesuai dengan nilai Asta Cita untuk memperkuat penyelarasan kehidupan yang harmonis dengan lingkungan dan alam, demi mencapai masyarakat yang adil dan makmur," kata Muhammad Baron.
Kolaborasi dengan Organisasi NirlabaUntuk kegiatan ini, PIS berkolaborasi dengan Badan Koordinasi Umat Kristen (Bakor Umkris) Pertamina sebagai bagian dari acara rangkaian natal, dan juga dengan Seasoldier, organisasi nirlaba yang berfokus pada pelestarian ekosistem laut di daerah pesisir Indonesia.
Di mana dalam kegiatan ini turut mengajak para relawan berpartisipasi menjaga ekosistem pesisir dan meningkatkan kesadaran mengenai pentingnya pelestarian lingkungan.
Seperti diketahui, Program "BerSEAnergi untuk Laut" yang digagas oleh PIS mencakup kegiatan LiteraSea, pemberdayaan dan peningkatan kesehatan masyarakat pesisir, coastal clean up, hingga konservasi biota dan ekosistem laut seperti mangrove, terumbu karang, lamun, dan hiu paus.
Industri Pelayaran Hadapi 3 Tantangan Berat, Apa Saja?
Sebelumnya, PT Pertamina International Shipping (PIS) menyebutkan sejumlah strategi utama untuk mengatasi tantangan disrupsi rantai pasok energi, mulai dari perkembangan teknologi hingga ketegangan geopolitik global. Di antaranya dengan mengoptimalkan digitalisasi serta menggunakan berbagai teknologi mutakhir seperti artificial intelligence (AI).
Dalam konferensi Abu Dhabi International Petroleum Exhibition & Conference (ADIPEC) 2024, CEO PIS Yoki Firnandi mengatakan, saat ini industri pelayaran menghadapi tiga tantangan utama, ketegangan geopolitik akibat perang di Ukraina dan Timur Tengah, perang tarif antara Amerika Serikat dan China, serta dampak perubahan iklim.
Sebagai perusahaan yang bergerak di sektor maritim, PIS sangat memahami dampak negatif dari ketegangan-ketegangan tersebut.
"Kami merasakan urgensi untuk terus beradaptasi di tengah situasi yang semakin tidak menentu,” kata Yoki, Jumat (15/11/2024).
Advertisement
Ketegangan Akibat Agresi Militer
Ketegangan yang timbul akibat agresi militer Rusia telah memberikan dampak besar terhadap rantai pasokan energi global. Sebagai respon, negara-negara Uni Eropa menerapkan kebijakan yang membatasi pergerakan kapal-kapal Rusia.
Kebijakan ini menyebabkan lonjakan signifikan dalam aktivitas kapal gelap (ghost ships), yaitu kapal yang beroperasi dengan mematikan sistem AIS (Automatic Identification System), yang mempersulit pihak berwenang untuk mengidentifikasi keberadaan kapal tersebut. Hal ini tentunya meningkatkan risiko kecelakaan di perairan internasional.
“PIS secara rutin melakukan berbagai sistem verifikasi untuk memastikan kami mengetahui dengan jelas latar belakang kapal yang kami sewa dari pihak ketiga. Dalam proses pengadaan kapal charter, kami memeriksa riwayat kepemilikan kapal, termasuk sejarah operasional dan reputasi pemilik kargo. PIS juga secara berkala memantau potensi risiko yang ada serta langkah-langkah mitigasi yang perlu diambil untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan,” tambah Yoki.