9 Tanda Orang Sok Kaya padahal Hidupnya Pas-pasan, Terlalu Banyak Gaya

Jangan sampai terjebak dalam citra kehidupan yang lebih glamor dari kenyataannya, terutama di era yang semakin kompetitif dan terhubung secara digital ini.

oleh Ricka Milla Suatin diperbarui 26 Sep 2024, 09:53 WIB
ilustrasi perempuan bekerja sombong/Photo by Vlada Karpovich/Pexels

Liputan6.com, Jakarta Menutupi kekurangan dan ketidakamanan dengan gaya hidup mewah yang tidak sesuai dengan kondisi finansial sering kali hanya menciptakan ilusi yang menipu. Namun, hal ini tidak dapat menjadi tolok ukur kualitas seseorang.

Jangan sampai terjebak dalam citra kehidupan yang lebih glamor dari kenyataannya, terutama di era yang semakin kompetitif dan terhubung secara digital ini. Orang-orang yang terobsesi dengan penampilan luar dan berusaha keras menampilkan kehidupan mewah, padahal sebenarnya hidup mereka pas-pasan, dapat dikenali melalui sembilan tanda berikut.

Kebiasaan ini, jika terus dilanjutkan, akan memperburuk suasana dan kondisi Anda di masa depan. Dilansir Liputan6.com dari berbagai sumber, berikut adalah 9 tanda orang yang berpura-pura kaya padahal hidupnya pas-pasan dan terlalu banyak gaya, Kamis (26/9/2024).


1. Pakaian Mewah yang Terlihat Berlebihan

Mengartikan kebahagiaan.

Orang-orang yang berusaha tampil seolah-olah kaya sering kali tampak mengenakan pakaian dan aksesori mewah, meskipun sebenarnya mereka tidak mampu membelinya secara rutin. Mereka mungkin memilih busana bermerk, tetapi sering kali terlihat tidak selaras atau terlalu mencolok untuk situasi tertentu.

Misalnya, mengenakan gaun pesta saat pergi ke kantor atau membawa tas mewah saat menghadiri acara santai. Tindakan ini biasanya dilakukan untuk menutupi keterbatasan finansial mereka.


2. Banyak Bicara tentang Cita Rasa Tinggi

Menanggapi situasi ini.

Keunikan lain dari orang-orang ini adalah kecenderungan mereka untuk berbicara tentang cita rasa dan gaya hidup yang dianggap berkelas. Mereka sering kali memamerkan selera makan yang mahal, menyebutkan restoran-restoran mewah, atau mengklaim memiliki pengalaman liburan yang eksklusif.

Namun, jika ditelusuri lebih dalam, mungkin saja mereka sebenarnya tidak pernah benar-benar mengalami hal-hal tersebut, melainkan hanya mendengar cerita atau membaca tentangnya.


3. Pamer Aktivitas Sosial yang Terlihat Mewah

Gambar ini dilindungi hak cipta oleh senivpetro di Freepik.

Gaya hidup mereka tampak penuh kesibukan dengan berbagai kegiatan sosial yang terkesan mewah. Di media sosial, mereka sering membagikan foto-foto dari acara glamor, seperti pesta eksklusif atau liburan di destinasi mewah.

Namun, kenyataannya, mereka hanya mengandalkan undangan atau tiket gratis untuk bisa hadir di acara-acara tersebut, bukan hasil dari keberhasilan finansial mereka sendiri.


4. Berpura-pura Memiliki Mobil Mahal

Gambar ini diambil dari freepik.com dan diunggah oleh freepik.

Mobil sering kali menjadi lambang kemewahan dan status sosial. Banyak orang yang ingin tampak kaya akan menyewa mobil mewah atau meminjam kendaraan milik teman untuk menciptakan citra sukses.

Mereka juga kerap kali terobsesi dengan mobil-mobil mahal, sering memamerkan foto-foto atau cerita tentang mobil impian mereka, meskipun sebenarnya mereka belum memilikinya.


5. Gaya Hidup Konsumtif yang Tidak Konsisten

Gambar ini diambil oleh penulis dengan hak cipta dari freepik.com.

Mereka sering kali mengeluarkan uang untuk barang-barang mewah, namun sering pula mengalami masalah keuangan seperti utang atau kekurangan dana untuk kebutuhan sehari-hari. Hal ini menunjukkan bahwa mereka lebih mengutamakan penampilan daripada kestabilan finansial yang sesungguhnya.


6. Pengeluaran Berlebihan untuk Aksesori dan Gadget

Mencoba tetap tenang.

Sering kali, mereka yang gemar berpura-pura kaya justru cenderung menguras kantong lebih dalam untuk membeli aksesori dan gadget terkini. Tak jarang kita melihat mereka dengan smartphone terbaru, jam tangan mewah, atau perangkat teknologi canggih lainnya.

Namun, jika kita perhatikan lebih dekat, mungkin saja keuangan mereka sebenarnya tidak cukup kuat untuk menopang gaya hidup glamor tersebut dalam jangka panjang. Akibatnya, mereka sering kali terjebak dalam jeratan cicilan atau hutang yang terus menumpuk.


7. Menghindari Pembicaraan tentang Keuangan Pribadi

Ini adalah gambar yang dilindungi hak cipta oleh freepik

Mereka sering kali menjauh dari diskusi mengenai keuangan pribadi dan cenderung mengganti topik pembicaraan jika hal tersebut muncul.

Mungkin ini disebabkan oleh rasa tidak nyaman atau keinginan untuk menyembunyikan bahwa kondisi finansial mereka tidak sebaik yang terlihat. Saat ditanya tentang keuangan, mereka mungkin akan memberikan jawaban yang kabur atau mencoba mengalihkan perhatian ke topik lain.


8. Memanfaatkan Status Sosial untuk Menunjukkan Kekayaan

Saya merasa tidak bahagia.

Orang-orang dengan status sosial tertentu kerap memanfaatkannya untuk menampilkan kekayaan yang sebenarnya tidak mereka miliki. Misalnya, mereka mungkin bekerja di industri yang dipandang glamor seperti hiburan atau fashion, dan menggunakan pekerjaan tersebut untuk membangun citra kesuksesan yang tidak sepenuhnya mencerminkan kondisi finansial mereka yang sebenarnya.


9. Suka Mengkritik Orang Lain dari Sudut Pandang Kelas Sosial

Hidup yang dijalani.

Terkadang, individu yang suka berpura-pura kaya sering kali mengkritik orang lain berdasarkan status sosial atau gaya hidup mereka. Mereka mungkin merasa perlu menunjukkan bahwa mereka lebih unggul atau lebih sukses daripada orang lain, meskipun sebenarnya mereka hanya berusaha menyembunyikan ketidaknyamanan mereka sendiri. Kritik tersebut sering kali menjadi mekanisme pertahanan untuk menutupi rasa tidak percaya diri mereka terhadap kehidupan yang mereka jalani.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya