Jokowi Soal Sistem Keamanan Digital: Saya Minta Back up Data yang Berlapis

Jokowi menegaskan, insiden peretasan Pusat Data Nasional (PDN) 2 di Surabaya harus dijadikan pengalaman. Sehingga, kasus tersebut tidak terjadi lagi.

oleh Tim News diperbarui 02 Agu 2024, 06:45 WIB
Presiden Joko Widodo (Jokowi) (Foto: tim bisnis)

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi menegaskan, pentingnya keamanan sistem digital. Dia meminta agar seluruh data di back up secara berlapis.

Hal itu dia sampaikan, terkait permintaan dirinya kepada Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Bank Indonesia (BI) untuk menjaga sistem keamanan digital masyarakat.

"Ya keamanan data itu sangat penting. Jangan sampai karena kita tidak siap, kita tidak memiliki back up data yang berlapis. Saya minta berlapis back up datanya. Sehingga pengguna, rakyat semuanya itu merasa aman dalam bertransaksi," kata Jokowi, di JCC, Senayan, Jakarta, Kamis (1/8/2024).

Dia menegaskan, insiden peretasan Pusat Data Nasional (PDN) 2 di Surabaya harus dijadikan pengalaman. Sehingga, kasus tersebut tidak terjadi lagi.

"Saya kira pengamanan kita kemarin harus betul-betul dijadikan pengalaman yang baik dan bermanfaat untuk ke depannya," tegas dia.

 


Alami Gangguan

Presiden Joko Widodo (Jokowi) (Foto: tim bisnis)

Sebagai informasi, PDN sementara yang dikelola Kementerian Komunikasi dan Informatika atau Kemenkominfo dan Telkom Sigma mengalami gangguan akibat serangan ransomware sejak 20 Juni 2024 lalu.

Dalam kasus peretasan PDN itu, para hacker menggunakan perangkat lunak perusak atau ransomware jenis baru bernama LockBit 3.0 Brain Chiper.

Akibat serangan berbentuk ransomware ini menyebabkan sejumlah layanan masyarakat terganggu seperti keimigrasian.

 

Reporter: Alma Fikhasari

Sumber: Merdeka.com

Infografis Pasca-Serangan Ransomware ke PDN, Kementerian dan Lembaga Negara Wajib Cadangkan Data. (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya