Kedubes Iran di Jakarta: Pembunuhan Pemimpin Hamas Ismail Haniyeh Ancaman Serius Perdamaian dan Keamanan

Pembunuhan terhadap Haniyeh di Teheran, sebut Iran, sekali lagi menunjukkan wajah jahat rezim Zionis Israel kepada dunia

oleh Khairisa Ferida diperbarui 02 Agu 2024, 11:52 WIB
Pemimpin Biro Politik Hamas Ismail Haniyeh. (Dok. Hassan Ammar/AP/File)

Liputan6.com, Jakarta - Iran mengutuk keras tindakan kriminal rezim Zionis (Israel) dalam pembunuhan pemimpin politik Hamas Ismail Haniyeh di Teheran pada Rabu (31/7/2024) pagi.

Teheran menegaskan bahwa respons yang tepat terhadap tindakan agresif Israel terhadap kedaulatan dan integritas wilayahnya sebagai hak yang melekat dan menyerukan semua negara dan organisasi internasional mengambil tindakan politik dan hukum untuk menghukum rezim palsu dan ilegal Zionis Israel.

"Pembunuhan Syahid Ismail Haniyeh oleh rezim Zionis adalah bukti lain dari sifat teroris, agresif, pelanggar hukum, dan kriminal dari rezim pendudukan Al-Quds. Aksi teroris ini tidak hanya melanggar prinsip dan aturan hukum internasional serta Piagam PBB, melainkan hal ini dianggap sebagai ancaman serius terhadap perdamaian dan keamanan regional serta internasional," demikian pernyataan tertulis Kedutaan Besar Iran di Jakarta yang diterima Liputan6.com, Jumat (2/8).

"Pelanggaran berulang-ulang terhadap undang-undang internasional dan tindakan kejahatan paling keji terhadap kemanusiaan yang dilakukan oleh rezim Zionis menunjukkan keputusasaan dan ketidakberdayaan rezim ini dalam mewujudkan impian lamanya untuk menduduki wilayah 'Sungai hingga Laut'."

Lebih lanjut pernyataan yang sama menyebutkan, "Tel Aviv mengupayakan niat jahat dengan berbagai cara selama 76 tahun terakhir, termasuk upaya melakukan genosida terhadap warga Palestina, berbagai serangan di Gaza dan Lebanon, pembunuhan terhadap tokoh perlawanan terkemuka serta melakukan operasi teroris di negara lain."

 


Investigasi Masih Dilakukan

Pemimpin politik Hamas Ismail Haniyeh bertemu dengan Presiden Iran Masoud Pezeshkian beberapa jam sebelum kematiannya pada Rabu (31/7/2024). (Dok. Iranian Presidency Office via AP)

Haniyeh melakukan perjalanan ke Teheran untuk berpartisipasi dalam upacara pelantikan Masoud Pezeshkian, presiden kesembilan Republik Islam Iran pada Selasa (30/7).

"Terlepas dari semua tindakan keji, anti-hak asasi manusia dan pelanggaran hukum internasional yang dilakukan oleh rezim Zionis selama tujuh dekade terakhir, tak hanya tidak ada tindakan efektif yang diambil oleh komunitas internasional untuk menghentikan kejahatan rezim ini; sebaliknya, dukungan Amerika Serikat (AS) dan beberapa negara Barat terhadap Israel justru berujung pada berlanjutnya kejahatan rezim Zionis dan pelanggaran aturan dan hukum internasional oleh rezim perampas wilayah Palestina ini."

Sejauh ini, Iran belum merilis detail pembunuhan terhadap Haniyeh. Kementerian Luar Negeri Iran pada hari Rabu mengonfirmasi bahwa penyelidikan sedang dilakukan.

"Penyelidikan terhadap rincian insiden ini oleh lembaga-lembaga terkait Republik Islam Iran sedang dilakukan," ujar juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran Nasser Kanani seperti dilansir kantor berita Anadolu.

 

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya