Liputan6.com, Jakarta - Korean Air, yang merupakan maskapai penerbangan dengan makanan pesawat terbaik di dunia, akan menghapus camilan gratisnya yang populer. Yang dimaksud, tidak lain tidak bukan, adalah mi instan.
Mengutip The Sun, Jumat (2/8/2024), mi instan dalam cup adalah salah satu makanan yang akan segera hilang dari menu penerbangan Korean Air. Mi itu sudah tidak disajikan lagi pada penumpang kelas ekonomi mulai 15 Agustus 2024.
Advertisement
Tahun lalu, Korean Air diberi penghargaan sebagai "Best Airline Cuisine" dalam penghargaan survei pembaca Global Traveler 2023. Maskapai asal Korea Selatan itu juga menempati posisi kedua untuk makanan dalam pesawat pada penghargaan 2023 USA Today 10 Best Readers’ Choice Awards.
Soal kebijakan penghapusan mi instan dalam daftar camilan penumpang kelas ekonomi, maskapai itu mengaku mempertimbangkan aspek keselamatan. Ini mengarah pada risiko luka bakar yang meningkat seiring tingginya kemungkinan turbulensi.
Lorong sempit dan jarak penumpang yang dekat membuat mi instan, yang dimasak dengan air panas, dinilai tidak aman disajikan. Korean Air mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa turbulensi telah terjadi dua kali lebih banyak pada penerbangannya sejak 2019.
Risiko luka bakar lebih besar jika penumpang berdesakan, lanjutnya, seraya menambahkan bahwa beberapa mangkuk mi disediakan sekaligus di kelas ekonomi. Kendati demikian, pelancong kelas satu dan bisnis tetap dapat menikmati camilan tersebut.
Maskapai penerbangan tersebut telah terkenal akan camilan mi instan. Fakta bahwa sajian tersebut gratis telah dipuji secara luas.
Mengapa Masih Bisa Disajikan di Kelas Bisnis?
Di kelas bisnis dan first class, makanan diantarkan satu per satu pada tamu, sehingga membatasi kemungkinan tumpah selama turbulensi, menurut Korean Airlines. Kendati demikian, bukan berarti tidak ada camilan untuk penumpang kelas ekonomi.
Sandwich, corn dog, piza, serta Hot Pockets berupa roti gulung renyah yang diisi keju, daging, dan sayuran, akan menggantikan sajian tersebut. Keputusan penghapusan mi instan memicu perdebatan di media sosial.
Sebagian orang merasa lega, sementara yang lain menyatakan bahwa maskapai itu masih punya sajian yang dapat menyebabkan luka bakar. Seseorang menulis, "Bukankah kopi dan teh juga panas?"
Yang lain mengatakan itu adalah keputusan sangat bagus, mengakui bahwa mereka selalu cemas akan mengalami luka bakar. Adapun seorang pengguna berharap mi akan dihapus dari menu karena baunya yang menyengat.
Terkait ini, Korean Air mengatakan, pihaknya akan terus mencari metode layanan yang aman sambil meningkatkan kenyamanan dan kepuasan pelanggan.
Advertisement
Ada Hidangan Lain yang Lebih Enak
Terkait makanan Korean Airline, Kara Godfrey dari The Sun mengakui bahwa ia menyantap makanan yang lebih enak di udara daripada restoran saat di darat. Menu tersebut berupa hidangan Korea dan Barat, tapi bintang utamanya adalah bibimbap, hidangan nasi tradisional Negeri Ginseng.
Dalam perjalanannya dari London Heathrow ke Seoul, ia berkata, "Daging sapinya penuh rasa dan sama sekali tidak alot, dengan sayuran yang entah bagaimana masih renyah tanpa terasa seperti telah didinginkan."
Bersama nasi ketan dan kaldu, pramugari tampak agak terkejut saat lewat dan melihat betapa cepatnya ia menghabiskan makanannya. "Untungnya saya punya sepiring keju dan buah untuk membuat saya sibuk sampai akhir layanan di pesawat itu," ulasnya.
Diketahui Korean Airlines bermarkas di Gonghang-dong, Gangseo-gu, Seoul. Maskapai ini berdiri tahun 1962, menggantikan Korean National Airlines yang didirikan tahun 1948 ketika Korea merdeka dari Jepang.
Pesawat Korean Air Turun 26.900 Kaki Saat Terbang
Sebelumnya, penerbangan Korean Air harus dialihkan karena mengalami kesalahan parah pada 22 Juni 2024. Insiden terjadi setelah pesawat turun 26.900 kaki hanya dalam 15 menit, mengakibatkan 17 penumpang dirawat di rumah sakit.
Mengutip kanal Global Liputan6.com, 25 Juni 2024, penumpang pesawat Korean Air KE189 tiba selamat di Taichung, Taiwan, sehari setelah dialihkan kembali ke Bandara Internasional Incheon. Hampir 50 menit setelah lepas landas, kesalahan pada sistem tekanan udara Boeing 737 Max 8 dilaporkan memicu alarm di dalam penerbangan.
Hasilnya, pesawat dengan cepat turun 26.900 kaki hanya dalam 15 menit, berdasarkan data pelacak penerbangan online Flightradar24 seperti dikutip dari The Independent, Selasa, 25 Juni 2024. Penumpang dilaporkan mengalami hiperventilasi dan sakit telinga, dengan 17 orang memerlukan rawat inap setelah mendarat di Taichung, Taiwan.
Penerbangan dengan 125 penumpang ini dijadwalkan terbang ke Taiwan pukul 16.45, waktu setempat, pada 22 Juni 2024. Penerbangan tersebut berputar kembali ke Bandara Incheon tiga jam setelah lepas landas karena keadaan darurat, menurut Korea JoongAng Daily.
Advertisement